Mar 27, 2005

here again... in front of my dad's computer. wondering what should i do in jakarta.

setelah 11 tahun tinggal di jakarta, seharusnya jakarta itulah kota halaman gue. tapi kenapa (sekali lagi) gue kangen bandung? yang bahkan belum sampe 1 tahun gue tinggal disana. huwh, nevermind...

mikirin bandung. jadi inget sama suatu malam beberapa hari kemarin. di salah satu tempat biliar di Dago, gue dan 2 orang temen gue ngomongin (atau nggosip?) tentang status. status disini bukannya status di ktp : kawin/belum kawin. tapi status jomblo/punya pacar.

pentingkah?

salah satu temen gue mengiyakan dengan mantap. yang satu lagi cuma senyum2 (ga tau maksudnya apa).

"tanpa status tuh berat. kita ga bisa nuntut apa2", ini omongan temen gue yang lain di waktu yang lain pula.

so?

ditanya penting apa enggak, jawaban gue enggak. tapi ga terlarang juga karena gue bukan orang anti berstatus yang mempertahankan prinsipnya sampai2 kehilangan yang paling berharga. tapi kalo emang prinsipnya itu lebih berharga, yah terserah aja.

3 tahun lalu mungkin status itu masih penting buat gue. waktu gue masih menganggap pacaran itu sebagai salah satu atribut (ga tau atribut apaan). gue sayang sama dia. tapi ga cukup disitu aja. ego gue pengen dia jadi milik gue. dengan jadiin dia sebagai 'cowok gue' (yang artinya kurang lebih 'punya gue. dilihat boleh, dipegang jangan'), gue punya 'hak' untuk nglarang ini itu, minta ini itu, cemburu, dsb.

pandangan itu mulai berubah kira2 setahun yang lalu. salah satu temen gue 'mengumpankan' masalah ini ke pikiran gue. dan akhirnya gue mulai 'termakan' oleh pikiran ini sampai sekarang.

jadi, apa gunanya status?
bukannya yang paling penting apa yang gue rasain? atau apa yang terjadi? apa yang gue jalanin? apa yang bikin gue seneng? apa yang gue pikirin?

"i don't think i would love someone more because of he's mine. i've already loved him before that."

buat orang2 yang takut pasangannya diambil orang lain karena statusnya belum jelas, sebenernya kalian ga perlu takut. kalo emang pasangan kalian itu bisa dengan mudahnya 'berpindah ke lain hati', berarti he/she's not worhted (sorry, gue pinjem istilah ini dari seseorang).

bukannya status itu 'dikasih' sama lingkungan sekitar kita? si A itu pacarnya B, selingkuhannya C, dst.
tanpa perlu diakuin lingkungan sekitar pun boleh2 aja kok kalo mau punya feeling apapun.

a relationship doesn't need status, it needs you, the one you love, and feelings.

yah, cukup sekian bla bla bla nya. karena nyokap udah teriak2 nyuruh gue mandi. wait a minute mom!

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...