Baru beberapa hari lalu saya dan
Nadya ngobrol tentang terima/tidak kalau ada telepon dari nomor tak dikenal, sore tadi saya sudah kena batunya. Sebagian orang, termasuk suami saya, memilih untuk tidak akan mengangkat telepon kalau nomornya tidak dikenal. Suami saya itu, mau ditelepon 10 kali pun kalau dia
nggak kenal dengan nomornya ya
nggak akan diangkat. Mana tahu penting?, saya pernah berucap. Dijawabnya, kalau penting juga nanti SMS. Hmm, ya iya juga sih ya.
Kalau suami saya
saklek tidak akan angkat telepon, Nadya lebih lunak. Dia bilang ada kalanya dia akan mengangkat ada kalanya tidak. Apa faktor yang mempengaruhi tidak saya tanya lebih jauh.
Nah, kalau saya, karena saya orangnya baik (mwahahahah), biasanya semua telepon pasti saya angkat. Kenal ataupun tidak kenal dengan nomornya. Memang sih kadang jadi terjebak dengan perangkap telemarketing, tapi saya tetap beranggapan seperti tadi itu: mana tahu penting? Iya, kalau pentingnya untuk si penelepon, kalau pentingnya untuk saya, gimana? Misalnya saya menang undian apa
gitu seperti waktu beberapa tahun lalu
saya menang lucky draw dan dapat kursus IELTS gratis senilai 3.5 juta rupiah. Hahaha.
Maka ketika sore tadi ada nomor tak dikenal menelepon, tanpa pikir panjang saya angkat saja. Kira-kira percakapannya seperti ini:
Yasmin (Y): Halo
Penelepon (P): Halo, selamat sore. Kami dari Bank Indonesia ingin menyampaikan bahwa Ibu telah terpilih secara acak sebagai penerima hadiah.
Y: Hmmm.... *
Busyet,
sekarang orang nipu udah berani via telepon ya, bukan SMS lagi
P: Sebelumnya, mohon maaf betul ini nomor 0821XXXXXXX?
Y: Iya *
lha, situ kan yang nelpon (entah kenapa saya penasaran bagaimana caranya mereka mau menipu orang, jadi saya teruskan pembicaraannya)
P: Iya Bu, alhamdulillah rekening Ibu sudah terpilih sebagai salah satu orang yang menerima hadiah senilai 8 juta dari Bank Indonesia. *
mau nipu aja pake bawa-bawa alhamdulillah. Moga-moga kepalanya tiba-tiba ketiban kelapa.
Y: Hah? Bank Indonesia emang ada rekeningnya?
P: Nomor GSM Ibu yang terpilih. Untuk pengambilan hadiah Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun, Ibu juga tidak perlu memberikan pin ATM. Kami hanya membutuhkan data rekening yang Ibu miliki ada di bank apa dan nomornya berapa.
Y: Hmm, nggak usah deh Mas. Saya nggak tertarik yang begini-begini.
P: Ibu cukup memberi tahu rekening bank Ibu saja kok.
Y: Nggak ah *
ealah, maksa amat
P: Ibu saat ini tempat tinggal di provinsi mana Bu?
Y: Ah, masa Bank Indonesia nggak ada datanya sih.
P: Ibu saat ini di provinsi apa Bu tempat tinggalnya?
Y: *
ini maksudnya dia mau ngehipnotis apa gimana sih kok pertanyaannya diulang-ulang?
P: Di mana? Di mana? Di mana? (ya nggak gitu sih ngomongnya, tapi intinya orang ini nanya berulang-ulang tentang tempat tinggal saya)
Y: Saya nggak tertarik Mas. Makasih ya. (tutup telepon).
Bapak yang saat itu sedang ada di sebelah saya kemudian bertanya siapa yang menelepon. Saya ceritakanlah. Eh, ternyata si Penelepon ini setelah ditutup belum menyerah juga lho. Dia telepon lagi dan lagi dan lagi, yang tentunya langsung saya
reject. Akhirnya Bapak ambil ponsel saya dan mengangkat teleponnya. Intinya sih Bapak bilang, kamu siapa nanya-nanya dsb dsb. Lalu ditutuplah teleponnya.
Belum ada 10 detik, ditelepon lagi sama si Penelepon ini. Bapak bilang tadi memang orangnya mengancam kalau dia akan gangguin sampai malam. Wah, ternyata niat bener dia gangguin.
Lantaran ditelepon-telepon terus begitu saya jadi tidak bisa pakai ponselnya. Mau cari fungsi untuk memblokir nomor saja tidak sempat karena setiap saya
reject, tidak sampai 5 detik kemudian dia menelepon lagi. Untungnya saat itu saya sedang tersambung dengan wi-fi, jadilah saya aktifkan
Flight Mode atau Modus Pesawat dan menggunakan wi-fi untuk
browsing caranya memblokir penelepon. Ternyata tidak semua ponsel atau android dilengkapi dengan fitur
built-in pemblokiran, tapi
worry not karena ada banyaaakkk aplikasi gratis yang bisa dengan mudah diunduh dan digunakan untuk memblokir nomor.
Awalnya saya coba unduh dan instal aplikasi Mr. Number. Aplikasi ini sebenarnya bagus karena kita bisa memilih apakah nomor yang kita blok itu mau di-
reject atau mau langsung diteruskan ke
voicemail. Sayangnya, aplikasi ini kurang tepat dengan situasi saya saat ini karena ketika telepon masuk akan muncul dulu di layar baru di-
reject secara otomatis. Ya, kalau orangnya menelepon satu jam sekali sih tidak masalah. Cuma karena tukang tipu ini menelepon terus tanpa jeda jadinya sebentar-sebentar di layar saya muncul panggilan itu (biarpun sedetik kemudian langsung otomatis ter-
reject).
Saya pun coba cari-cari aplikasi lain hingga akhirnya saya menemukan yang namanya Calls Blacklist. Aplikasi ini tampaknya lebih sederhana karena tidak ada pilihan mau
reject atau teruskan ke
voicemail, cuma dalam kasus saya cara kerja aplikasi ini lebih tepat manfaatnya karena ketika panggilan dari nomor yang di-
blacklist masuk tidak akan tampil di layar melainkan hanya muncul di bagian notifikasi yang ada di bagian paling atas. Fungsi notifikasi itupun bisa dinonaktifkan sehingga saya benar-benar tidak akan sadar kalau nomor tersebut menelepon atau SMS (yap, bisa
ngeblok SMS juga!). Tapi kalau penasaran, masih bisa kok buka di bagian "Log" dari aplikasi ini maka akan muncul daftar panggilan dan SMS yang telah ter-blok. Juara
deh! Begitu pakai saya langsung kasih rating bintang 5. Hahahaha. Padahal jumlah apllikasi yang pernah saya rating bisa lho dihitung dengan sebelah tangan. Biasanya saya terlalu
ignorant dan malas untuk menyempatkan memberi rating.
Balik ke tukang tipu tadi, saya setengah kagum juga dengan kegigihan dan komitmennya untuk mengganggu. Kalau lihat dari daftar log di Calls Blacklist, dia sudah mulai setidaknya sejak jam 6 sore. Padahal aplikasi Calls Blacklist itu sendiri baru saya aktifkan kira-kira setengah jam setelah dia pertama kali mulai teror menelepon.
Bahkan di tengah-tengah panggilan dia sempat-sempatnya mengirim SMS.
Dan akhirnya baru menyerah menjelang jam 8 malam.
Saya sempat berniat mengirim SMS "Lho Mas, kok udah berhenti nelponnya? Capek yaa...?". Tapi
on second thought, tidak sudi ah menurunkan derajat saya untuk menanggapi orang seperti ini.
Anyhow, menurut saya orang seperti ini bisa berbahaya. Kalau yang ditelepon pas lagi butuh uang misalnya, atau tidak cukup paham dengan modus-modus penipuan, bisa jadi kena tipu betulan. Semoga dengan saya posting ini ada manfaatnya, baik untuk yang sedang diteror telepon oleh seseorang ataupun orang-orang yang akan jadi incaran penipu kelas teri seperti ini.
Nomor yang digunakan tukang tipu ini adalah
083220007400. Nomor ini bisa dengan mudah diganti
sih.
Oya, dan kalau ada yang tahu kemana (bila ada) saya bisa melaporkan penipuan-penipuan seperti ini, mohon infonya ya. Kalau kita dengar atau mengalami sendiri dijadikan target penipuan kacangan begini, mungkin reaksi kita adalah, masa iya
sih ada orang yang tertipu dengan cara seperti ini? Saya juga dulu berpikir begitu. Tapi ternyata ada, lho! Seseorang yang saya kenal pernah hampir termakan tipuan SMS berhadiah yang sebenarnya kalau saya baca SMS-nya sangat-sangat tidak meyakinkan dan dikirim dari nomor yang tidak kalah meyakinkan pula. Tapi nyatanya ada saja orang yang tertipu.
Makanya, penting itu untuk bisa menindaklanjuti si penipu-penipu kelas teri yang sengaja memanfaatkan kelemahan orang lain demi kepentingan sendiri.