Apr 17, 2008

value of gossip

Awal mulanya dari seorang ibu-ibu paruh baya berjilbab yang mendekati saya dan Riko yang ketika itu sedang makan nasi goreng di seberang hotel Savoy Homann. Ibu-ibu ini menawarkan beragam tabloid dengan muka agak memelas dan mulut yang tak berhenti mengoceh. Akhirnya, karena tidak tega (dan juga tidak kuat mendengar ocehan tanpa koma) kami beli satu tabloid gosip. Tabloid itu pun dibiarkan tergeletak begitu saja di jok belakang mobil.

Esoknya, baru saya iseng-iseng membaca tabloid tersebut. Judul di cover depannya cukup provokatif (kalau tidak bisa disebut murahan) : GUNA-GUNA ISTRI MUDA.
Yeaah, dengan memasang foto Mayang Sari dan Bambang Tri sebagai penghias.

Mulailah saya membaca.

Dari halaman pertama saja sudah bikin saya kesal. Bukannya karena saya membela Mayang yang sangat disudutkan dalam artikel-artikel ini. Saya tidak pro Mayang, Bambang atau Halimah (haha, kenal juga tidak, ngapain ikut pusing). Tapi karena content dari tulisan itu sendiri buat saya adalah sebuah pembodohan massal.

Redaksi tabloid ini dengan bangga mempersembahkan artikel dengan judul "Sosok Mayangsari di Mata Publik". Yes, bold and capital, let me repeat : PUBLIK.
Sepintas pada artikel 2 halaman itu saya tidak melihat angka survey atau pie chart seperti yang sering ada di KOMPAS. Lalu saya berpikir, mungkinkah tabloid ini mewawancarai seseorang bernama Publik?

Namun setelah saya baca, hanya ada sekitar 5-6 nama yang dikutip dan tak satu pun dari mereka bernama Publik. Juga, tak satu pun dari mereka adalah seorang wakil masyarakat, pemimpin suku, atau siapapun yang punya kapabilitas berbicara atas nama publik.

Lalu ini publik yang mana ya?
Publik Indonesia? Dari 200juta lebih orang di Indonesia sudah berapa ratus atau ribu yang ditanya hingga bisa sampai pada kesimpulan "pendapat publik"?

Baru saja hari Senin kemarin, salah seorang dosen saja mengatakan di kuliahnya : value dari acara gosip itu nol.

Saya bukan anti acara gosip juga. Kadang saya menikmati berita-berita tentang tingkah aku (yang konoon) pesohor kita itu. Sayangnya, sepertinya beberapa orang menganggap gosip-gosip itu menjadi terlalu serius. Dan acara-acara gosip itu pun sekarang tak hanya dikemas sebagai unsur yang fun. Pada beberapa acara, acara gosip tersebut mengusung format yang seriuuuus sekali. Dibawakan dengan nada yang hiperbolis dan berapi-api oleh seorang pembawa acara yang menatap tajam ke arah kamera seolah-olah apa yang dia katakan lebih penting daripada naiknya harga beras.

Supeeeer pembodohan! Kalau begini mungkin value nya sudah bukan nol lagi tapi minus.

6 comments:

  1. Anonymous3:57 PM

    iya min, pembodohan banget. dengan pembawa acaranya itu yang menatap tajam, setajam silet. hahahhahaa

    *korban acara gosip

    ReplyDelete
  2. Emang sudah kebolak-balik dunia ini Min...

    Yang gak penting kok ya jadi berasa super penting dan yang harusnya sangat penting jadi kelihatan gak ada penting2nya.

    Makin aneh aja =(

    ReplyDelete
  3. Min...Min...

    Btw,Dian juga pernah foto sama si boneka beruang super besar itu loh. Tapi waktu itu bonekanya lagi pake topi natal.Soalnya datengnya pas lagi Desember.

    Lebaran ke sana yuuk Min!Siapa tahu bonekanya lagi pake peci dan sarung plus megang ketupat.Hahahaha =)

    ReplyDelete
  4. hidup mayang sariiiiiiiiiii.....

    ReplyDelete
  5. huahahuahauhauhahahahaha...

    yasmin skarang jadi anteknya Mayang Sariiiii...!!!!

    hehehe...

    p.s. gw juga gak (terlalu) demen acara gosip2an, apalagi bagian akhir yang pembawa acaranya UJUG2 joget2.. hahaha..

    ReplyDelete
  6. tunggu kau jadi pengangguran min...tak ada acara gosip, hidupmu bagai sayur tanpa garam dan sayurnya... *loh?!*

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...