“No compliement, no asking, you just wait”
I found those words hanging on my friend’s wall couples month ago. I don’t know exactly what was that about and I don’t know how to ask. And I just let it went that way.
Bicara tentang ‘compliement’ dan ‘asking’, saya adalah salah satu orang jarang (baca: malas) sekali mengeluh. Terutama tentang kesehatan. Selama ini, saya selalu merasa adik saya terlalu berlebihan kalau menyangkut kesehatan.
‘ma, kepalaku sakit..’
‘ma, hidungku mampet..’
‘ma, kaki ku sakit…’
‘ma, ada bintik merah..’
’ma, ternggorokan gatel..’
Dan lain lain dan lain lain...
Tapi, belakangan saya mulai merasa, seperti justru saya yang terlalu cuek. Sakit kepala? Minum panadol atau tidur. Tenggorokan sakit? Kecapean aja kali. Hidung mampet? Besok juga sembuh. Sakit perut? Laper kali.
Secara umum, tiap kali saya mendapati gejala-gejala semacam ini, saya selalu menyimpulkan bahwa saya hanya kecapean.
Dan karena ibu saya seorang dokter, sejak kecil saya tidak terbiasa datang ke rumah sakit atau klinik untuk sekedar check up. Pertama kalinya saya datang check up ke rumah sakit adalah ketika saya berumur 18 tahun. Dan ketika itu, saya bahkan tidak satu bagaimana prosedurnya. Hingga sekarang pun, kalau tidak parah parah amat (seperti suhu badan saya mencapai 40 derajat), saya malas pergi ke dokter. Biarpun teman teman saya suka heboh sendiri menyuruh saya ke dokter, saya tetap keukueh demi alasan : Mahal... (Menjadi sangat sangat mahal terutama buat saya yang biasanya nggak perlu bayar untuk check up ke dokter saya a.k.a. ibu saya sendiri).
Dan ternyata, karena terlalu sering mengabaikan symtomps2 itu, saya jadi sakit beneran. Suara habis, demam tinggi, batuk-batuk tiada henti sampai keluar air mata. O ou... mungkin saya memang terlalu meremehkan segala sakit2 ringan itu. Mungkin adik saya ada benarnya dengan selalu mengeluhkan segala hal yang dia rasa tidak beres.
Lalu saya berkesimpulan : Maybe i don’t care enough about myself.
Well, at least it is about ‘myself’. Saya tidak secuek ini kok sama orang lain. Suuuuuueer....
Tapi ternyata itu pandangan yang salah. Bukan berarti karena ini tentang diri sendiri maka saya berhak melakukan seenak jidat saya. Ada yang bilang ”you have to learn to love yourself before you try to love anyone else”. Kalau saya saja tidak peduli pada diri saya sendiri, bagaimana saya bisa berharap orang lain peduli pada saya?
Maka saya mulai melatih diri saya untuk lebih sering berkata “I deserved….”. Lagipula, saya juga lupa bahwa sebenarnya badan ini hanya titipan kan?
In my case, i deserved healthy (and sometimes more expensive) foods. I deserved to have enough sleep. I deserved to have a healthy body.
In other’s cases, perhaps it can be ‘I deserved attention’, ‘I deserved to be heard’, etc etc. Kadang, kalimat-kalimat itu terdengar egois, tapi buat saya, itu adalah salah satu cara menghargai apa yang saya punya dan saya rasakan. Menjadi tegar buat saya ternyata bukan berarti berhenti mengeluh dan menjadikan diri ini kebas. Tapi justru menerima dan menghargai apa yang kita rasakan dan bisa berbuat sesuatu untuk memperbaikinya.
Ternyata buat saya, ‘do compliement and asking’ sama sekali bukan ide buruk.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here&...
Untuk satu gejala, penyakitnya bisa beragam. Panas tinggi itu bisa demam sekedar akibat kecapaian/kehujanan, sehingga kadang2 bisa dianggap flu biasa. Namun bisa juga merupakan gejala awal demam berdarah, gejala demam berdarah yg mengeluarkan darah itu kalau sudah berada di fase yg paling akhir.
ReplyDeletesalah satu pembenaran bagi yasin untuk makan terus.. hahah
ReplyDeleteyasmin maksudnya..
ReplyDeletehahaha...lo kan emang gitu crutt...,
ReplyDeletesantaiiii...santaiiii...
kaya' anak pantaiiii...
dasar kau!!=p
eh, min, kalo di kertas yang di dinding kamar gua ya.. tulisannya : no complain, no asking loh.
ReplyDeletehahahaha.
edo : dah... kayak dapet penyululuhan di puskesmas
ReplyDeleteatiek : tik kutiek... gue bukannya tergila2 sama makanan.. tapi sama milo...
nadya : hmmm... [ga tau mau ngomong apa...]
batari : oh... iya ya? gue baru inget. eh, tapi kalo tulisan yang gue temuin di mobil lo itu bener ga kata2 terakhirnya "e***** w*** t** p***"? mwahahahahahahahahahahahahahaha,,,,