Saya dan keluarga saya sedang berlibur ke Amerika. Kami sedang berjalan-jalan di sebuah pertokoan ketka tiba-tiba semua stasiun televisi menayangkan berita telah terjadi pemboman di suatu tempat di Amreika oleh sebuah pesawat jet tidak dikenal. Dan selama siarannya berlangsung, bom-bom itu semakin bertambah banyak. Lalu entah bagaimana, tiba-tiba datanglah banjir besar. Maka, kami sekeluarga pun terseret arus. Yang ada di pikiran saya waktu itu adalah bahwa saya harus segera ke bandara.
Maka, dengan cara yang ajaib, kami pun tiba di depan bandara. Ternyata sudah banyak turis-turis seperti kami disana, semua panik. Saya bahkan sempat bertemu dengan salah seorang teman kampus saya yang juga kebetulan sedang berlibur. Di tengah kericuhan suasana, saya dan keluarga menebak-nebak,siapa gerangan yang berani menggempur Amerika? Apakah China? Jepang?
Belum lagi pertanyaan itu terjawab datanglah sebuah tank berikut tentara-tentaranya. Saya berdoa salam hati, semoga ini berarti baik. Salah seorang tentara keluar dari tank. Dan entah bagaimana, tiba-tiba saja Bapak mengacungkan senapan ke arahnya. Sebagai reaksi, tentara itu melempar granat ke arah kami. Untungnya kami sempat menghindar.
Lalu mulailah saya dan seluruh orang yang ada disana memohon untuk dipulangkan ke negara masing-masing. Saya benar brnar kalut waktu itu. Saya benar benar takut kami akan terjebak dalam perang antah berantah ini.
Tak lama, si tentara memberikan pengumuman : hanya wanita dan anak-anak yang akan dipulangkan. Prianya (mungkin) menyusul.
Entah bagaimana, saya punya firasat para laki-laki ini tak akan dipulangkan ke negaranya. Mungkin mereka akan dijadikan ’romusha-romusha’. Maka saya pun menangis sekeras-kerasnya. Saya tidak mau meninggalkan Bapak saya disini. Saya menangis lamaaaaa sekali. Hingga tiba-tiba...
”yasmin... yasmin..”. Ada yang memanggil saya dan detik berikutnya, saya mendapati saya ada di tempat tidur, di Taman Plesiran, Bandung, Indonesia. .Yang saya sadari selanjutnya adalah saya bangun dengan nafas memburu. Mungkin akibat ’menangis’ dalam mimpi?
Mimpi saya boleh jadi sangat buruk. Tapi di akhir cerita, saya benar-benar sangat lega ketika tahu itu hanya mimpi. Berbeda dengan di lain waktu ketika saya sedang bermimpi indah, dan tiba-tiba terbangun. Rasanya saya kesal sekali pada yang membangunkan (ketika itu mama yang membangunkan saya).
Saya tidak tahu, mana yang lebih baik :
Mimpi indah dan mengetahui (sayangnya) itu hanya mimpi?
Atau
Mimpi buruk dan mengetahui (thank God!) itu hanya mimpi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here&...
yaaah koq dari awal uda di kasi judul "nightmare?" sih.. jadi ketahuan deh sebelum gw abis bacanya
ReplyDeletekayanya gw ga pernah ngalami mimpi indah deh, tapi mimpi buruk juga.. kadang2 malah seru =p
ga jelas =p
yaaaa.... maap deh mengecewakan ngga...
ReplyDeletega kepikiran judul lain soalnya..
ih, postingan ini sepi amat yak?
hahahahaha....,
ReplyDeletedari gempuran tentara ampe tsunami, belah mananya yang nyambung coba??
mungkin sedemikian gak nyambungnya ampe tiba2 lo di bandara...
yahhh....namanya juga mimpi...=d
gw mah milih yang kedua 'min, mimpi serem trus kebangun,
"Alhamdulillah cuma mimpi....."
=p