Jul 23, 2015

The Other Blog

Dear all,

This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusing more on parenting, housemaking, and entrepreneurship and less about my personal life. 

Good day! :)

Yasmin

Jul 24, 2014

Update

Last time I posted something here was 6, almost 7, months ago. It was January 8th 2014. Two days later my life officially changed for good.

Meet my beautiful, fatty son: Mikail Ahmad Marstiga

The picture was taken only a few hours after he was born, which is 6 months ago. 

Now, here he is

I didn't write anything about him, or this event earlier because:
  1. Everything is super chaotic once the baby arrived.
  2. I am out of word. Everything seems flat and cold compared to what I am feeling inside. 
Thus, I'm just going to say: being a mother changes me, figuratively and literally.

Jan 8, 2014

Penipuan Sore Ini

Baru beberapa hari lalu saya dan Nadya ngobrol tentang terima/tidak kalau ada telepon dari nomor tak dikenal, sore tadi saya sudah kena batunya. Sebagian orang, termasuk suami saya, memilih untuk tidak akan mengangkat telepon kalau nomornya tidak dikenal. Suami saya itu, mau ditelepon 10 kali pun kalau dia nggak kenal dengan nomornya ya nggak akan diangkat. Mana tahu penting?, saya pernah berucap. Dijawabnya, kalau penting juga nanti SMS. Hmm, ya iya juga sih ya.

Kalau suami saya saklek tidak akan angkat telepon, Nadya lebih lunak. Dia bilang ada kalanya dia akan mengangkat ada kalanya tidak. Apa faktor yang mempengaruhi tidak saya tanya lebih jauh.

Nah, kalau saya, karena saya orangnya baik (mwahahahah), biasanya semua telepon pasti saya angkat. Kenal ataupun tidak kenal dengan nomornya. Memang sih kadang jadi terjebak dengan perangkap telemarketing, tapi saya tetap beranggapan seperti tadi itu: mana tahu penting? Iya, kalau pentingnya untuk si penelepon, kalau pentingnya untuk saya, gimana? Misalnya saya menang undian apa gitu seperti waktu beberapa tahun lalu saya menang lucky draw dan dapat kursus IELTS gratis senilai 3.5 juta rupiah. Hahaha.

Maka ketika sore tadi ada nomor tak dikenal menelepon, tanpa pikir panjang saya angkat saja. Kira-kira percakapannya seperti ini:

Yasmin (Y): Halo

Penelepon (P): Halo, selamat sore. Kami dari Bank Indonesia ingin menyampaikan bahwa Ibu telah terpilih secara acak sebagai penerima hadiah.

Y: Hmmm.... *Busyet, sekarang orang nipu udah berani via telepon ya, bukan SMS lagi

P: Sebelumnya, mohon maaf betul ini nomor 0821XXXXXXX?

Y: Iya *lha, situ kan yang nelpon (entah kenapa saya penasaran bagaimana caranya mereka mau menipu orang, jadi saya teruskan pembicaraannya)

P: Iya Bu, alhamdulillah rekening Ibu sudah terpilih sebagai salah satu orang yang menerima hadiah senilai 8 juta dari Bank Indonesia. *mau nipu aja pake bawa-bawa alhamdulillah. Moga-moga kepalanya tiba-tiba ketiban kelapa.

Y: Hah? Bank Indonesia emang ada rekeningnya?

P: Nomor GSM Ibu yang terpilih. Untuk pengambilan hadiah Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun, Ibu juga tidak perlu memberikan pin ATM. Kami hanya membutuhkan data rekening yang Ibu miliki ada di bank apa dan nomornya berapa.

Y: Hmm, nggak usah deh Mas. Saya nggak tertarik yang begini-begini.

P: Ibu cukup memberi tahu rekening bank Ibu saja kok.

Y: Nggak ah *ealah, maksa amat

P: Ibu saat ini tempat tinggal di provinsi mana Bu?

Y: Ah, masa Bank Indonesia nggak ada datanya sih.

P: Ibu saat ini di provinsi apa Bu tempat tinggalnya?

Y: *ini maksudnya dia mau ngehipnotis apa gimana sih kok pertanyaannya diulang-ulang?

P: Di mana? Di mana? Di mana? (ya nggak gitu sih ngomongnya, tapi intinya orang ini nanya berulang-ulang tentang tempat tinggal saya)

Y: Saya nggak tertarik Mas. Makasih ya. (tutup telepon).


Bapak yang saat itu sedang ada di sebelah saya kemudian bertanya siapa yang menelepon. Saya ceritakanlah. Eh, ternyata si Penelepon ini setelah ditutup belum menyerah juga lho. Dia telepon lagi dan lagi dan lagi, yang tentunya langsung saya reject. Akhirnya Bapak ambil ponsel saya dan mengangkat teleponnya. Intinya sih Bapak bilang, kamu siapa nanya-nanya dsb dsb. Lalu ditutuplah teleponnya.

Belum ada 10 detik, ditelepon lagi sama si Penelepon ini. Bapak bilang tadi memang orangnya mengancam kalau dia akan gangguin sampai malam. Wah, ternyata niat bener dia gangguin.

Lantaran ditelepon-telepon terus begitu saya jadi tidak bisa pakai ponselnya. Mau cari fungsi untuk memblokir nomor saja tidak sempat karena setiap saya reject, tidak sampai 5 detik kemudian dia menelepon lagi. Untungnya saat itu saya sedang tersambung dengan wi-fi, jadilah saya aktifkan Flight Mode atau Modus Pesawat dan menggunakan wi-fi untuk browsing caranya memblokir penelepon. Ternyata tidak semua ponsel atau android dilengkapi dengan fitur built-in pemblokiran, tapi worry not karena ada banyaaakkk aplikasi gratis yang bisa dengan mudah diunduh dan digunakan untuk memblokir nomor.

Awalnya saya coba unduh dan instal aplikasi Mr. Number. Aplikasi ini sebenarnya bagus karena kita bisa memilih apakah nomor yang kita blok itu mau di-reject atau mau langsung diteruskan ke voicemail. Sayangnya, aplikasi ini kurang tepat dengan situasi saya saat ini karena ketika telepon masuk akan muncul dulu di layar baru di-reject secara otomatis. Ya, kalau orangnya menelepon satu jam sekali sih tidak masalah. Cuma karena tukang tipu ini menelepon terus tanpa jeda jadinya sebentar-sebentar di layar saya muncul panggilan itu (biarpun sedetik kemudian langsung otomatis ter-reject).

Saya pun coba cari-cari aplikasi lain hingga akhirnya saya menemukan yang namanya Calls Blacklist. Aplikasi ini tampaknya lebih sederhana karena tidak ada pilihan mau reject atau teruskan ke voicemail, cuma dalam kasus saya cara kerja aplikasi ini lebih tepat manfaatnya karena ketika panggilan dari nomor yang di-blacklist masuk tidak akan tampil di layar melainkan hanya muncul di bagian notifikasi yang ada di bagian paling atas. Fungsi notifikasi itupun bisa dinonaktifkan sehingga saya benar-benar tidak akan sadar kalau nomor tersebut menelepon atau SMS (yap, bisa ngeblok SMS juga!). Tapi kalau penasaran, masih bisa kok buka di bagian "Log" dari aplikasi ini maka akan muncul daftar panggilan dan SMS yang telah ter-blok. Juara deh! Begitu pakai saya langsung kasih rating bintang 5. Hahahaha. Padahal jumlah apllikasi yang pernah saya rating bisa lho dihitung dengan sebelah tangan. Biasanya saya terlalu ignorant dan malas untuk menyempatkan memberi rating.

Balik ke tukang tipu tadi, saya setengah kagum juga dengan kegigihan dan komitmennya untuk mengganggu. Kalau lihat dari daftar log di Calls Blacklist, dia sudah mulai setidaknya sejak jam 6 sore. Padahal aplikasi Calls Blacklist itu sendiri baru saya aktifkan kira-kira setengah jam setelah dia pertama kali mulai teror menelepon.


Bahkan di tengah-tengah panggilan dia sempat-sempatnya mengirim SMS.



Dan akhirnya baru menyerah menjelang jam 8 malam.

Saya sempat berniat mengirim SMS "Lho Mas, kok udah berhenti nelponnya? Capek yaa...?". Tapi on second thought, tidak sudi ah menurunkan derajat saya untuk menanggapi orang seperti ini.

Anyhow, menurut saya orang seperti ini bisa berbahaya. Kalau yang ditelepon pas lagi butuh uang misalnya, atau tidak cukup paham dengan modus-modus penipuan, bisa jadi kena tipu betulan. Semoga dengan saya posting ini ada manfaatnya, baik untuk yang sedang diteror telepon oleh seseorang ataupun orang-orang yang akan jadi incaran penipu kelas teri seperti ini.

Nomor yang digunakan tukang tipu ini adalah 083220007400. Nomor ini bisa dengan mudah diganti sih.

Oya, dan kalau ada yang tahu kemana (bila ada) saya bisa melaporkan penipuan-penipuan seperti ini, mohon infonya ya. Kalau kita dengar atau mengalami sendiri dijadikan target penipuan kacangan begini, mungkin reaksi kita adalah, masa iya sih  ada orang yang tertipu dengan cara seperti ini? Saya juga dulu berpikir begitu. Tapi ternyata ada, lho! Seseorang yang saya kenal pernah hampir termakan tipuan SMS berhadiah yang sebenarnya kalau saya baca SMS-nya sangat-sangat tidak meyakinkan dan dikirim dari nomor yang tidak kalah meyakinkan pula. Tapi nyatanya ada saja orang yang tertipu.

Makanya, penting itu untuk bisa menindaklanjuti si penipu-penipu kelas teri yang sengaja memanfaatkan kelemahan orang lain demi kepentingan sendiri.


Dec 24, 2013

Moving Out, Moving In!

Akhirnya! Setelah sekitar satu bulan apartemen kami resmi on sale, ketemu juga dengan pembeli yang cocok.
Huge and big THANKS to Rangga for referring us to his in-laws who ended up to be the buyer! 

Proses balik nama memang belum beres lantaran pihak developer yang akan menjadi perantara transaksi mendadak cuti bersama dari tanggal 23 Desember sampai 6 Januari (grrr...). Tapi pembayaran sudah dilakukan 50% dan kunci sudah diserahkan, jadi insyaallah Januari nanti tinggal pelunasan dan penandatanganan dokumen saja. Amin!

Karena kami belum juga menemukan rumah yang cocok untuk dibeli, sementara ini kami putuskan untuk menyewa unit lain di Kalibata City juga sembari menunggu kelahiran (which is due in 3 weeks!) dan meneruskan proses pencarian rumah dengan tenang. Bertekad membereskan segala urusan sebelum lahiran, jadilah minggu kemarin ini saya sibuk pindahan dan beres-beres apartemen baru. Canggihnya, minggu lalu suami ada kerjaan di Bandung yang berarti proses cari tempat baru dan pindahan sebagian besar saya lakukan sendiri. Well, nggak sendiri juga sih soalnya dibantu sama si Mbak Karti dari tempat Mama dan adik-adik saya. Hihihi.

Ternyata ya sodara-sodara, pindahan saat lagi hamil besar itu dapat mengakibatkan pegal-pegal akut dan linu-linu badan! Dulu waktu kandungan sama masih di trimester kedua, saya suka meremehkan gerakan-gerakan yang dilakukan di kelas senam hamil, seperti buka tutup telapak tangan. Apa sih efeknya gerakan seperti ini? Ternyataaaa, di saat-saat ini gerakan-gerakan sederhana seperti itulah yang membantu saya survive rasa sakit otot-otot di sekujur tubuh setiap bangun pagi.

Apartemen yang baru ini memang kami sewa dalam kondisi full furnished sih. Jadi saya benar-benar cuma meletakkan barang-barang di tempatnya saja. Biarpun apartemen kami dulu kecil (yang sekarang juga sama), tapi ternyata banyak banget barang-barangnya. Butuh waktu dua hari untuk memindahkan barang-barang dari apartemen lama ke yang baru. Padahal sebagian barang-barang juga sudah kami ungsikan ke rumah orang tua masing-masing beberapa hari sebelum pindahan.

Here's how our new apartment looked like before everything is put in order.



Udah macam kapal pecah! Pening rasanya berada di dalamnya.

And this is how it is now.







I like our old apartment (way) better, but it's not bad either. Semoga menjadi rumah yang menyenangkan selama 6 bulan ke depan! :)


Nov 11, 2013

On Sale: My Apartment!

Setelah hampir 2 tahun menempati apartemen di Kalibata City, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pindah! Sedih juga sih meninggalkan rumah (as in 'home' rather than 'house') pertama kami ini. Soalnya sudah cukup banyak effort yang dikeluarkan untuk mendandani si apartemen hingga jadi seperti sekarang. Hampir semua pernak-pernik di dalamnya kami pilih sendiri, so there's a little story in every little piece. Tapi, setelah mempertimbangkan banyak hal (termasuk cita-cita saya punya tiga orang anak. Hahaha.), kami akhirnya putuskan bahwa waktu yang tepat untuk menjual apartemen ini adalah sekarang.

It has been a very lovely home for both of us but now it is time to build a lovely home for our family (including the one kicking my belly right now and hopefully two more in the future :P ).

Yuk mareee kita mulai tur-nya...

Nama Apartemen: Kalibata City
Tower: Borneo
Lantai: 5
View: Tower Cendana
Harga: Rp 400.000.000

LIVING ROOM

Ini adalah ruang tamu / ruang makan / ruang TV / ruang serbaguna. Cushion sedang dalam proses pembuatan (sudah telanjur dipesan sebelum kami putuskan untuk menjual apartemen), nantinya di atas bangku berbentuk L itu akan ada bantalan nyaman warna coklat tua dengan corak garis hijau pastel. Di bawah bangku sengaja dibuat rongga-rongga supaya bisa dipakai untuk menyimpan. Maklumlah, ruangan apartemen kan terbatas, jadi harus memaksimalkan semua celah. Hehehe.

Seluruh bagian lantai kecuali kamar mandi dan balkon dilapis parquet.


Jam dinding dan stiker burung ini dibeli dalam satu paket. Salah satu pernik yang akan saya kangenin. Meskipun yang memilih modelnya suami, I think they are really adorable and I really love them!


Karena saya dan suami sama-sama doyan baca, maka jadilah kami buat rak buku ini (biarpun akhirnya rak yang tengah dipakai untuk memajang foto dan mainan-mainan). Oya, FYI, semua furnitur (kecuali rak TV) dibuat khusus dengan material multiplex sungkai jadi memang agak bulky tapi kokoh.


Berbeda dengan furnitur yang lain, rak TV kami beli di ACE, jadi tidak berbahan multiplex sungkai. But it works just fine sih menurut saya.

KITCHEN





Husband is a foodie and he likes to cook (thank God!). Jadi dapur merupakan salah satu bagian yang paling penting buat dia. Saya sih ikut aja. Satu-satunya aspirasi saya ketika membuat kitchen set ini adalah oven. Konon ceritanya dulu saya bercita-cita baking setiap minggu.

Anyway, kembali ke kitchen set, dindingnya berbahan granit supaya tidak masalah kalau tergores pisau. Gambar-gambar di karung goni itu hasil buatan Daus, teman sekaligus desainer interior yang membantu kami menata apartemen ini. Saya sendiri sangat suka gambar-gambar Pacman merah itu. Hihihi.

BATHROOM


Kamar mandi di apartemen Kalibata City memang kecil tapi fungsional. Tidak banyak yang kami tambahkan di kamar mandi kecuali gantungan handuk, rak kecil untuk peralatan mandi dan lapisan hitam di lantai itu. Saya tidak tahu itu namanya apa, tapi lapisan itu membuat kamar mandi jadi kering karena kaki kita tidak langsung menyentuh lantai.


BALKON


Sama seperti kamar mandi, balkon juga seuprit aja. Biasanya outdoor unit-nya AC ditaruh disini. Karena saya ingin bisa cuci baju sendiri, maka jadilah mesin cuci juga ditaruh disitu. Bagian atasnya dipasang pipa kecil untuk menjemur baju.

BEDROOM


Sama seperti bangku di ruang tamu, dipan di kamar tidur juga dibuat berongga di bawahnya untuk tempat penyimpanan. Bed lamp sengaja disediakan di dua sisi karena saya dan suami kadang suka baca buku sebelum tidur. Oya, please note bahwa kasur ini tidak termasuk barang yang dijual, soalnya ini pemberian dan kami sudah pewe di kasur ini. Hehehe.


Lemari menggunakan pintu geser supaya hemat tempat. Di bagian atas lemari sengaja dikasih ruang lagi untuk menyimpan tas, kopor, dsb. Di dalam lemari bagian kanan ada meja rias yang bisa dibuka, sayangnya saya lupa fotonya ada dimana.

STUDY ROOM



Kalau desain asli dari apartemen Kalibata City, ruangan ini adalah kamar tidur kedua. Tapi karena saya banyak kerja dari rumah, akhirnya ruangan ini dijadikan ruang belajar sekaligus tempat shalat. Teteeeup banyak rak-rak yang bisa digunakan untuk penyimpanan. Aduh, keliatannya berantakan ya? Saya sudah ragu mau memasukkan foto yang kedua, maluuuu....

***

All cards on table, enaknya di Kalibata City adalah lokasinya yang strategis, dekat banget ke stasiun Duren Kalibata (apalagi dari Tower Borneo, tinggal ngesot), ada mal di bawah apartemen, jadi kalau mau makan, belanja kebutuhan sehari-hari sampai karaokean tinggal turun. Sisi kurang enaknya adalah parkir mobil yang lumayan penuh. Kalau motor sih nggak masalah karena tempatnya masih banyak. Kalau mobil, harus pintar-pintar mengatur kapan pulang supaya kebagian tempat parkir yang enak.

Harganya masih bisa nego gak?
Ya, bisalah dikit-dikit. Hehehe.

Kalau tertarik, silakan kontak saya di email floresiana.yasmin@gmail.com. Kalau tidak, ya mohon bantuannya ya untuk menyebarkan informasi ini ke teman-teman. Hehehe.

Have a great Monday, people!





Oct 30, 2013

The World My Son Will be Born Into

Dear son,

Soon you will be born into this world (insyaallah, if God permits). We, your father and I, are very excited to welcome you. Not one day goes by without us talking about you and talking to you (I read that you can hear sound now). The happiness is beyond words.

However, as a soon-to-be-mother, I have my anxiety as well. Do we have enough saving for your future? Am I going to make a good parent? Can I give you the care and attention that you need? The list is endless. One of my greatest concerns is about the world and the people that you're going to meet here. Let me tell you why.

This world that you're going to live in, my son, sometimes can be very deceitful. Things are not always black and white and, speaking from my own experience, there will be times when you are no longer know whether you are on one side or the other. As much as I love you, sweetheart,  I am afraid that I am not strong and wise enough to constantly tell you right from wrong. Nor is your father and anyone in this whole wide world. People are flawed, sometimes we get greedy, pompous, envious, and malign. Now, I am not saying that we are bad all the time, no. People can also be really generous, compassionate, kind, and forgiving, but you should know that humans have those two sides in them. While you need a life guidance that can consistently show you the right path, you should not depend completely on humans on that matter for we are lacking that kind of persistency quality. Instead, take the words of The Most Gracious Allah that you can read from Al-Qur'an and learn from our Prophet Muhammad's hadith.

The tricky part is, in your journey you are probably going to meet certain people who say that they are moslems yet conviniently twist the words of God. In the name of freedom, they embrace part of Qur'an that are relevant (for them) and defy those that are not, and they loudly speak about it. With their flashy degrees and fancy words, these people look and sound intelligent and sophisticated. Whether they actually have read the Holy Qur'an cover to cover or had the wisdom and capability to make and spread their own interpretation of Islam, that I doubt it. As mentioned in the first 7 ayahs of surah Luqman in the Qur'an:
1. Alif Lam Mim
2. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah,
3. sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,
4. (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan mereka meyakini adanya akhirat.
5. Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
6. Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
7. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.

Your mother is nowhere near a perfect moslem (yet, I hope). There are still many aspects of my life and behavior that are not in accordance with what they are supposed to be. I must say, for me at least, it is not easy to completely liberate myself from all of the temptation to deviate from the guidance.  However, my dear, don't let it be a reason for you to turn your back on what you commit to believe in. Don't let it be a reason to justify opposing the truth only to suit your needs and comfort.

So many wishes I have for you, my son. One of them is that I wish that you will have the wisdom and fortitude to tell right from wrong. May God gives your father and I the strength to raise and educate you to be one fine moslem.


Apr 13, 2013

Selective Arguing Habit

I think it wasn't long after we started dating when he, my boyfriend (now husband), complained mentioned about how I seemed to always try to argue, about everything and anything that he said (which reminded me of Corrine Bailey Rae's "Like A Star", btw)

Those who know me well know that I don't like conflict. When someone says something that I don't agree on, often I just let it slide in silence, as if I don't hear it, or a low and short 'humm', as if I am in the middle of thinking about other thing. I do this quite a lot. I think I am just too lazy to get into any confrontation.

There are some exceptions, of course. One is when the subject is important for me. The other is when the person is important that I wish to keep him/her around for long. In the latter case, I think it is essentials for him/her to know me as my true self.

Even in the beginning of the relationship with my husband (then boyfriend), I could tell that I want and I will make this one works. So when he told me about my challenging, if not arguing, habit, I noticed that it was because he was already important to me and I wanted to keep him around for a very very long time, if he could accept me as who I truly was (and am), Fortunately, he did (and he does).

And exactly one year and 5 days ago, we had our first "argument" as husband and wife.



What did we argue about? Something frivolous that I can't recall.

Happy 1st anniversary! Love you to the moon and back and even more...

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...