Aug 29, 2005

too much pain...?

rangga bilang saat ini musim bercinta.
tapi entah kenapa beberapa hari belakangan ini banyak banget gue ngeliat orang2 yang lagi patah hati dan semacamnya.
pretending. itu senjata utama untuk menyembunyikan perasaan. bahkan untuk membohongi diri sendiri kalo "gue ga lagi patah hati kok", atau patah hati is not a big deal for me.
liat deh, berapa banyak wajah ceria yang asik ngobrol sana sini, ketawa ini itu. tapi kalo lo pinter menangkap momen, akan keliatan roman muka yang sedih. ada sesuatu yang mau diungkapkan tapi ditahan. karena kalo dilepaskan akan ada air mata yang keluar.
jujur, gue sedih ngeliatnya. bukannya sok simpatik apa gimana. gue juga ga akan sok tau bilang 'gue tau gimana rasanya'. tapi ngeliat perubahan itu bikin dada gue jadi sesak (sedikit sih...).

well, buat orang2 yang lagi patah hati baik yang terang2an maupun pretending, gue punya satu saran.
bayangin bahwa banyak orang yang lebih menderita dari elo. tapi toh mereka bisa survive. tiap kali bangun pagi, itu adalah sebuah kemenangan buat elo karena berhasil nglewatin hari kemarin.
ada seorang istri yang ditinggal suaminya tanpa kabar sampai lebih dari 7 tahun. ada orang yang udah pacaran 5 tahun tiba2 ceweknya hamil sama cowok lain. dan ada beribu2 orang putus cinta di luar sana.
but they kept survive.

Aug 27, 2005

wat?

It was about 13.25 when I got to Jatinegara. The train was late for almost 30 minutes. The heat was burning Jakarta. That was a kind of circumstances I would say that ‘I am melting’ in any meaning.

*

I got into the train at 10 o’ clock. 25 minutes earlier from the schedule. For several minutes I didn’t know what to do except kept my eyes to the seat in front of me and let my mind looking for a nice thing to be think of before the train left.
A week ago my dad gave me a book titled ‘The Alchemist’. I read (and sleep a lot) the book during the journey.
There’s a quote from the book:

When each day is the same as the next, it’s because people fail to recognize the good things that happen in their lives every day that sun rises.

*

It was already 9 pass 15 when the class finally over.
Actually I’m quite interest to this class. But, it was Saturday and the class began at 7 o’clock and I had to go 3 floors up.
After the class I told my friend that I want to go to Jakarta.
‘Sekarang banget? Kenapa?’, she asked.
I told her that I just had to go for my mom.
But the truth was I just wanted to escape from Bandung for a while.

*

The alarm rang very loud at 5.30 sharp. It forced me to woke up even tough I didn’t want to.
Just after I turned it off, I got back to my bed but I failed to continue my dream. So the thought of how flat my life was, that had been several times came lately, came again.
I should’ve thanked to God for my life. I lack of almost nothing.
I was just trapped in boredom of my daily life; even I got lots of different things to do each day. I also got bored with the feelings that I felt to people.
And it seemed like these circumstances were going to be last for a long time.

*

I got home at about 14.00. There was no one in my house knew that I would go home. Not even my mom. But she wasn’t at home when I arrived anyway.
It was him the first person who noticed me just when I opened the door.
He ran to me with his little steps, smiling, and shouted my name loudly.
Just when he hugged me and laughed, I felt like... :)

Aug 7, 2005

it's about her

Aku mau ke pensi labs. Temenin dnkss…semuamuanya aku yang bayarin deh.. aku tungguin di pS sekarang yah

Duwh, gimana yah… aku lagi di 81. ga bisa kesana. Lagian ga bawa uang buat naik taxi ke ps

Pinjem siapa dulu kek… pokoknya ke ps aja dulu deh sekarang.

*

Lagi dimana?

Otw ke ps
*

Dimana?

Di depan ps. Kamu dimana?

Di food court depan fiesta steak.
*

Cepat-cepat kami (aku dan 2 orang teman) menuju ke food court. tengok kiri kanan, lalu terlihatlah sosoknya duduk manis sendirian.

“lho, temen-temen kamu mana?”
“udah pergi”
“kenapa nggak ikut?”
“kayaknya dia mau pergi sama temen-temennya dulu baru ke pensi”

Sambil mencerna kata-katanya aku menarik kursi dan duduk.

“aku ga bisa nemenin ke labs lho... udah bilang ke mama?”
“beluuum… gimana bilangnya???”

Pertanyaan-pertanyaan berikutnya seperti : jam berapa, naik apa, janjian sama temennya gimana, semuanya dijawab dengan mengangkat bahu atau “mmm…”

Aku ambil handphonenya dan kuketik sebuah sms.
Send. Delivered.
Tak berapa lama kemudian satu sms datang.
Reply. Send. Delivered.
Datang sms terakhir : ya. Nanti mama jemput. Hati-hati ya
Satu masalah selesai.

“Mbak, tukeran baterai dong. HPku low batt nih.”
Kusodorkan saja HPku padanya.

Lalu terlintas di pikiranku. “Jangan-jangan kamu nyuruh aku ke ps hanya untuk tukeran baterai hp???”

Sambil cengengsan ia mengangguk.

“….”

Speechless.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...