Aug 17, 2006

disguise

Have you ever felt some kind of emptiness inside
You will never measure up, to those people you
Must be strong, can't show them that you're weak

Have you ever told someone something
That's far from the truth
Let them know that you're okay
Just to make them stop
All the wondering, and questions they may have

I'm okay, I really am now
Just needed some time, to figure things out
Not telling lies, I'll be honest with you
Still we don't know what's yet to come

Have you ever seen your face,
In a mirror there's a smile
But inside you're just a mess,
You feel far from good
Need to hide, 'cos they'd never understand

Have you ever had this wish, of being
Somewhere else
To let go of your disguise, all your worries too
And from that moment, then you see things clear

I'm okay, I really am now
Just needed some time, to figure things out
Not telling lies, I'll be honest with you
Still we don't know what's yet to come


"Disguise", by Lene Marlin


i like this song, since i was in high school. and i like it even more now.
nyepet.. dikit.. hehe...

Aug 9, 2006

angkoters... beware!!

Udah pernah ngrasain gilanya angkot Jakarta?
Baik sebagai penumpang angkot maupun pengemudi mobil yang bersisian dengan angkot, sebelum pagi ini saya masih ngrasa kegilaan dunia perangkotan di Jakarta udah ga mungkin bisa lebih lagi.
Sebagai penumpang, entah berapa ratus kali saya harus menahan badan ini supaya tidak terjatuh gara2 rem mendadak pak supir. Atau tubuh yang sempoyongan mengikuti gerak angkot yang brutal labrak sana sini.

Sebagai pengemudi mobil, sudah cukup pegal rasanya tangan ini mengklakson angkot-angkot yang berhenti seenak udel pak supirnya. Sudah pegal pula kaki ini mengerem mendadak demi menghindari tabrakan yang bisa berbuntut panjang. Sudah cukup banyak dosa tercipta gara2 berbagai makian yang saya keluarkan. Sampai akhirnya saat ini saya memilih untuk pasrah dan diam saja kalo ada angkot yang seperti ini. Memang sudah watak, mau diapakan lagi…

Sepertinya itu semua sudah cukup gila. Tapi ternyata engga… Simak cerita berikut:

Pagi ini, dari rumah saya di daerah Jatiwaringin, saya dan Arum pergi ke kampus UI di Salemba. Atas nama kemalasan berurusan dengan areal parkir yang terbatas, kami putuskan untuk naik angkot saja. Toh, dari depan pagar rumah hingga ke depan pagar UI.
Perjalanan lumayan panjang. Normalnya, kami akan naik 3 angkot yang saling menyambung.

Angkot pertama G5, jurusan Pondok Gede – Curug. Berhenti di Curug dengan damai sentosa, bayar 4000 rupiah untuk berdua.

Disambung M26, jurusan Bekasi – Kampung Melayu. Disini, mau tidur dulu sambil joget2 plus baca Harry Potter juga sempet. Soalnya lama betul bo’ perjalanannya. Disini sang supir mulai agak urakan. Seradak seruduk sana sini, udah kayak engkongnya yang punya jalan. Tapi untunglah, dengan membayar 6000 ribu untuk 2 orang, kami masih diberi karunia untuk sampai di Kampung Melayu dengan sehat wal afiat.

Angkot ketiga adalah M01, jurusan Kampung Melayu – Senen. Tanpa ba-bi-bu dan lihat kiri kanan, langsung saja kami sosor angkot M01 yang berada di antrian terdepan. Masuk angkot, langsung asik menggosip. 5 menit kemudian si angkot mulai bergerak maju.
Whoa! Tiba2 direm mendadak. Ternyata ada satu orang lagi yang mau masuk. Tanpa bermaksud apa2, saya melihat ke arah supir. Sejenak, rasanya tak percaya. Lalu saya cowel2 tangan Arum, dan menunjuk ke arah pak supir. Sekedar untuk memastikan, apa bangun pagi2 udah bikin mata saya picek. Sayangnya, mata saya bekerja dengan sangat baik pagi ini.
Tidak salah lagi, yang saya lihat di kursi supir bukan bapak2 dengan rambut berantakan beserta rokok di tangan seperti biasa. Tapi seorang anak kecil.
Beneran, anak kecil!! Saya dan Arum sepakat usia anak itu pasti berkisar 12 tahun. Lehernya saja tidak lebih tinggi dari dashboard.
Angkot telanjur melaju. Saya tanamkan saja pikiran positif, siapa tau anak ini memang sudah bisa nyetir biarpun tampaknya untuk melihat ke depan saja dia mesti menjulurkan lehernya.
Tapi harapan tinggal harapan. Dari caranya keluar dari pangkalan saja sudah keliatan dia masih belum pengalaman. Apalagi ketika ia mulai mengemudikan angkot dengan meliuk kesana kemari disertai suara mesin yang menderu. Tidak berapa lama kemudian, seorang penumpang memilih turun. Disusul dua penumpang lain beberapa meter kemudian.
Kami yang masih bertahan, entah karena takjub atau penasaran, mulai panik ketika liukannya semakin tajam.
Puncaknya, ketika si supir berusaha menghindari berserempetan dengan motor yang ada di sebelah kiri dengan membanting setir ke kanan. Celakanya, si supir tidak melihat kalo ada bus segede gaban di sebelah kanan belakang. Dari bus terdengan bunyi klakson panjang.
Meski selamat, tapi tampaknya para penumpang yang tersisa sudah mulai mengkhawatirkan nyawa masing2, termasuk saya dan arum.
Mulailah terjadi kehebohan di dalam angkot. Semua orang meminta si supir berhenti. Tak lama kemudian, supir cilik ini sudah kehilangan semua penumpangnya.
Demi pengalaman ini, saya dan Arum mengeluarkan 2000 rupiah.

Lanjut dengan M01 lagi, dengan supir seorang bapak2 dengan rambut berantakan dan rokok di tangan, akhirnya saya dan Arum sampai ke kampus UI dengan selamat.

Fiuuuh…

Aug 3, 2006

lovy dovyyy... yucks..

Talking about friends, couples months ago I surfed on the internet searched for a poem about friendship. And I found millions of poems. Mostly the poems are about the warmth of the friendship or footprints or sunshine and whatever stuffs.
But somehow, my close friends are not always nice. Because:
1. Sometimes they don’t listen to me.
2. Sometimes they don’t keep their promises.
3. Sometimes they lied.
4. Sometimes they don’t do what they told me they’re going to do.
5. Sometimes they don’t answer my calls.
6. Sometimes they don’t reply my sms.
7. Sometimes they are being so annoying.
8. Sometimes they act like kids.
9. Sometimes they let me down.
10. Sometimes they screw up.
11. Sometimes they are sucks.

And sometimes I’m fed up with them. Sometimes I turn my back on them. Sometimes I feel like I want to slap their faces or kick their ass’ [but it never really happened].

Sometimes they don’t notice my negatives feeling. Sometimes they notice but they pretend that they don’t know. Sometimes they say it out loud: “what is wrong with you?”.

Well, they’re not perfect, same like me. But that’s what they really are. Of course, there are also a lot of reasons why I like them. But I won’t write those things here, because trust me, these people are a bunch of narsis creatures [yeah, that’s why they are my friends].

Overall, I’m happy to have them including all of their good and bad sides in my life. I guess nothing I can do but accept them as a complete person anyway.:)

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...