Mar 4, 2007

ketika hujan

ini juga salah satu file yang saya temukan ketika saya membereskan folder-folder di laptop.



Semalam Bandung hujan. Semalam saya ingat Bapak, Mama, dan adik-adik saya. Semalam saya kangen rumah.

Hujan adalah sesuatu buat saya. Entah mengapa, saya merasa hujan membuat saya lebih peka terhadap emosi. Hujan mengingatkan saya akan rasa senang, kangen, kesepian, bahkan kesedihan.

Suatu kali, Bapak saya pernah mengajak saya ke teras setelah hujan reda. Ia menyuruh saya menghirup dan menikmati udara setelah hujan. Katanya, ketika hujan turun, air hujan membawa serta debu-debu dan kotoran yang ada di atas ke bawah, dan mengendapkannya ke tanah. Maka, udara setelah hujan adalah udara yang bersih, karena debu-debu telah dibawa kembali ke tanah. Entah benar atau hanya sugesti, tapi buat saya udara setelah hujan memang terasa berbeda. Wanginya juga berbeda. Saya telah belajar menikmati wangi tanah yang lembab setelah hujan sejak kanak-kanak.

Hujan mengingatkan saya akan masa kecil saya. Hujan mengingatkan saya pada lembabnya rumput di halaman. Hujan mengingatkan saya akan rumah.
Ya, rumah. Bukan apartement atau kondominium.Saya mungkin kolot. Saya tidak suka membayangkan saya harus memarkir mobil saya di basement, naik lift atau bahkan harus melewai lobby terlebih dahulu, lalu menyusuri lorong dengan selusin lebih pintu yang serupa.Saya ingin garasi. Saya ingin pintu yang berbeda dengan tetangga sebelah. Saya ingin halaman. Saya ingin rumput hijau. Saya ingin teras. Saya ingin tempat dimana saya bisa melakukan hal-hal apatis yang saya sukai : nonton, baca buku, menulis.

Hujan mengingatkan saya akan ’hidup’nya sebuah rumah.Ketika hujan datang, ia membuat saya berhenti sejenak. Untuk berteduh. Untuk memberi sebuah jeda dalam rutinitas. Untuk memberikan ruang bagi pikiran ini untuk berkhayal. Untuk menyempatkan diri mendengar cerita seorang teman. Untuk menghadapi kesedihan yang telah lama dihindari.Untuk semua hal di atas dan yang lainnya, saya menikmati hujan.

7 comments:

  1. yah min, gua kan mau punya apartemen..

    ReplyDelete
  2. Kalo tinggal di apartemen,
    nanti jadi 'apart' dengan 'temen-temen...'







    Ups, garing lagi.

    ReplyDelete
  3. Setuju...
    Gw juga lebih suka rumah..lebih ramah..Trus bisa "sowan" ke tetangga, jadi kalo ada apa2, tinggal ke sebelah.. Konon, tetangga itu keluarga tanpa hubungan darah..Hehehe..
    Setuju juga, gw jg suka ujan..
    Sayangnya, ujan di bandung itu gak kondusif buat kemana2..hehehe..

    ReplyDelete
  4. Anonymous4:56 PM

    asal jangan hujan banjir + langit langit rumah bocor -- ga peaceful dong namanya =p

    oh iya min, ynag link ke blog gw itu bisa di ganti ga?? soalnya itu bukan personal blog,

    ke sini aja:
    simplejournal.wordpress.com

    tapi jarang di update juga sih =0

    ReplyDelete
  5. min..aku juga suka hujan..hidup,,punya arti..ternyata dirimu juga punya sesuatu tentang hujan..hehehe..-diaNameL-

    ReplyDelete
  6. Anonymous8:04 PM

    tik tik tik
    bunyi hujan diatas genting...
    hihihi
    yah asal kopling mobilnya gak loss pas ujan gede sich gpp min :)

    ReplyDelete
  7. gyahahahahaahaa....sapa tu yang ngomong kopling mobil loss pas ujan??? hehehee....

    kya' resty lo crut,demen bau tanah....;p

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...