Aug 9, 2006

angkoters... beware!!

Udah pernah ngrasain gilanya angkot Jakarta?
Baik sebagai penumpang angkot maupun pengemudi mobil yang bersisian dengan angkot, sebelum pagi ini saya masih ngrasa kegilaan dunia perangkotan di Jakarta udah ga mungkin bisa lebih lagi.
Sebagai penumpang, entah berapa ratus kali saya harus menahan badan ini supaya tidak terjatuh gara2 rem mendadak pak supir. Atau tubuh yang sempoyongan mengikuti gerak angkot yang brutal labrak sana sini.

Sebagai pengemudi mobil, sudah cukup pegal rasanya tangan ini mengklakson angkot-angkot yang berhenti seenak udel pak supirnya. Sudah pegal pula kaki ini mengerem mendadak demi menghindari tabrakan yang bisa berbuntut panjang. Sudah cukup banyak dosa tercipta gara2 berbagai makian yang saya keluarkan. Sampai akhirnya saat ini saya memilih untuk pasrah dan diam saja kalo ada angkot yang seperti ini. Memang sudah watak, mau diapakan lagi…

Sepertinya itu semua sudah cukup gila. Tapi ternyata engga… Simak cerita berikut:

Pagi ini, dari rumah saya di daerah Jatiwaringin, saya dan Arum pergi ke kampus UI di Salemba. Atas nama kemalasan berurusan dengan areal parkir yang terbatas, kami putuskan untuk naik angkot saja. Toh, dari depan pagar rumah hingga ke depan pagar UI.
Perjalanan lumayan panjang. Normalnya, kami akan naik 3 angkot yang saling menyambung.

Angkot pertama G5, jurusan Pondok Gede – Curug. Berhenti di Curug dengan damai sentosa, bayar 4000 rupiah untuk berdua.

Disambung M26, jurusan Bekasi – Kampung Melayu. Disini, mau tidur dulu sambil joget2 plus baca Harry Potter juga sempet. Soalnya lama betul bo’ perjalanannya. Disini sang supir mulai agak urakan. Seradak seruduk sana sini, udah kayak engkongnya yang punya jalan. Tapi untunglah, dengan membayar 6000 ribu untuk 2 orang, kami masih diberi karunia untuk sampai di Kampung Melayu dengan sehat wal afiat.

Angkot ketiga adalah M01, jurusan Kampung Melayu – Senen. Tanpa ba-bi-bu dan lihat kiri kanan, langsung saja kami sosor angkot M01 yang berada di antrian terdepan. Masuk angkot, langsung asik menggosip. 5 menit kemudian si angkot mulai bergerak maju.
Whoa! Tiba2 direm mendadak. Ternyata ada satu orang lagi yang mau masuk. Tanpa bermaksud apa2, saya melihat ke arah supir. Sejenak, rasanya tak percaya. Lalu saya cowel2 tangan Arum, dan menunjuk ke arah pak supir. Sekedar untuk memastikan, apa bangun pagi2 udah bikin mata saya picek. Sayangnya, mata saya bekerja dengan sangat baik pagi ini.
Tidak salah lagi, yang saya lihat di kursi supir bukan bapak2 dengan rambut berantakan beserta rokok di tangan seperti biasa. Tapi seorang anak kecil.
Beneran, anak kecil!! Saya dan Arum sepakat usia anak itu pasti berkisar 12 tahun. Lehernya saja tidak lebih tinggi dari dashboard.
Angkot telanjur melaju. Saya tanamkan saja pikiran positif, siapa tau anak ini memang sudah bisa nyetir biarpun tampaknya untuk melihat ke depan saja dia mesti menjulurkan lehernya.
Tapi harapan tinggal harapan. Dari caranya keluar dari pangkalan saja sudah keliatan dia masih belum pengalaman. Apalagi ketika ia mulai mengemudikan angkot dengan meliuk kesana kemari disertai suara mesin yang menderu. Tidak berapa lama kemudian, seorang penumpang memilih turun. Disusul dua penumpang lain beberapa meter kemudian.
Kami yang masih bertahan, entah karena takjub atau penasaran, mulai panik ketika liukannya semakin tajam.
Puncaknya, ketika si supir berusaha menghindari berserempetan dengan motor yang ada di sebelah kiri dengan membanting setir ke kanan. Celakanya, si supir tidak melihat kalo ada bus segede gaban di sebelah kanan belakang. Dari bus terdengan bunyi klakson panjang.
Meski selamat, tapi tampaknya para penumpang yang tersisa sudah mulai mengkhawatirkan nyawa masing2, termasuk saya dan arum.
Mulailah terjadi kehebohan di dalam angkot. Semua orang meminta si supir berhenti. Tak lama kemudian, supir cilik ini sudah kehilangan semua penumpangnya.
Demi pengalaman ini, saya dan Arum mengeluarkan 2000 rupiah.

Lanjut dengan M01 lagi, dengan supir seorang bapak2 dengan rambut berantakan dan rokok di tangan, akhirnya saya dan Arum sampai ke kampus UI dengan selamat.

Fiuuuh…

2 comments:

  1. Yah, kan dia lagi nyari pengalaman Min. Mestinya lo tetep tawakal di dalam sana, biar bisa membantu memperbaiki portofolio tuh anak.

    ReplyDelete
  2. Anonymous1:41 PM

    ancotters RULES !!!!

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...