Maka suatu sore usai dari kantor, saya memanfaatkan fitur tersebut untuk menuntun saya menuju Sarinah, Thamrin. Masukkan start point dan end point, lalu voila, rute jalan tersedia berikut keterangan jarak dan estimasi waktu tempuh. Coba tebak berapa jauh jarak antara Sunter dan Sarinah?
12,3 kilometer saja, Kawan!
Estimasi waktu tempuh?
20 menit!
Kenyataannya?
Kira-kira satu jam saya berjibaku dengan traffic Jakarta.
Contoh lain, pernah juga si GoMaps mengestimasi waktu 12 menit antara Tanah Abang ke Simprug. Nyatanya, jelas jauuuuh dari 12 menit.
Intinya, setelah beberapa kali memanfaatkan aplikasi Google Maps, saya jadi sadar bahwa sebenarnya jarak antar tempat di Jakarta tidak terlampau jauh. It's the traffic, for God sake!
Sebenarnya saya suka Jakarta. Saya sudah 18 tahun tinggal disini (dipotong 4,5 tahun di Bandung) dan kadang saya sulit membayangkan untuk tinggal di kota lain selain Jakarta. The city is actually very lovely (in sophisticated way). Coba lihat!
http://kotakendari.wordpress.com/2009/07/08/capital-of-indonesia/
Jakarta itu kereeen. Seperti tak pernah tidur, hingga malam pun kota ini masih hingar bingar. Ritme kehidupannya dinamis seolah tidak pernah berhenti walau sejenak. Saya ingin nantinya tetap tinggal di Jakarta atau kota sekelas Jakarta.
Tapi beberapa minggu terakhir ini saya benar-benar lelah 'hidup' di jalanan Jakarta. Dari satu kemacetan ke kemacetan yang lain. Orang bilang penduduk Jakarta tua di jalan, and I couldn't be more agree. Iya banget. Saya masih beruntung, kalau pagi saya hanya butuh kurang dari 1 jam untuk sampai di kantor. Pulangnya sekitar 1 - 1.5 jam. Tapi kan, tak selalu saya langsung pulang ke rumah. Kalau sudah bermain di daerah pusat kota, oh my... bisa 3 jam saya habiskan di jalanan.
Namun begitulah aturan mainnya. Jam-jam itu yang harus siap dikorbankan para Jakartenis untuk bisa sekedar survive di kota metropolitan ini. Saya jadi mulai bertanya-tanya, is it really worth the effort?
10 tahun dari sekarang, apa saya masih mau menuruti aturan main ini dan menghabiskan seperlima hari saya di jalanan?
Ada orang yang hidup untuk kerja, atau hidup untuk keluarganya, atau hidup untuk bersenang-senang. Apa ada orang yang hidup untuk tua di jalan?
Membahas soal ini saya jadi ingat lagu Pots of Gold dari Mama's Gun ini.
Ada bagian liriknya yang saya suka:
Cos I don't wanna waste a lifetime chasing pots of gold
I don't wanna miss the sunshine standing in the cold
I don't wanna be the one who's left behind I wanna catch a glimpse of life
No i don't wanna be the one who lets you down
With you I couldn't bear to live without
Ooh, lalu saya juga jadi ingat cerita dalam buku Undomestic Goddes yang beberapa waktu lalu pernah saya tulis disini dan saya review di situs ini.