Mar 9, 2010

Prejudice

"Ah, gombal banget tuh".
Saya yang sedang menikmati jus melon dingin sambil memantau Twitter, jadi teralih.

"Cowok itu," teman saya menunjuk ke arah televisi yang menampilkan seorang cowok diwawancara.
Oh, rupanya si cowok ini sedang ditanya oleh si reporter.
"Gimana kalo pasangan Anda ternyata punya penyakit yang cukup parah?"
Dan dijawablah oleh si cowok, "ya saya tetap menerima apa adanya."
Nah, jawaban ini yang dituding sebagai gombalan oleh teman saya.

Seperti banyak wanita lain, teman saya ini mungkin sedang dalam cynical period tentang cowok.
Dimengerti.
Saya pernah merasakan cynical period itu. Beberapa teman dekat saya malah berada dalam cynical period dalam waktu yang lama (baca: sampai sekarang).

Lucunya, sering kali yang jadi korban kesinisan adalah gebetan atau pasangan mereka sendiri.
Misal, "masa ya dia bilang gue (isi dengan sebuah kalimat pujian). Iih, gombal banget sih. Sebel".
Kadang frase terakhir berubah jadi "brengsek", "dia kira gue bego apa", "tukang tipu", dll dll.

Saya akui sih, banyak cowok tidak baik (kalau 'brengsek' terlalu vulgar ya? Ahaha) di sekitar kita. Tapi, rasanya banyak juga kok yang benar-benar baik.
Iya kan? Anda pasti setidak-tidaknya kenal 1 orang cowok yang benar-benar baik.

Makanya, biarpun saya tidak termasuk golongan cowok, tapi saya suka tidak terima ketika teman-teman cewek saya mempunyai prejudice yang begitu menghakimi pada kaum pria.
Karena Bapak saya, adik saya, beberapa teman dekat saya termasuk golongan itu dan menurut saya mereka baik.

Ketika, misalnya, si pria ini ternyata terbukti tidak baik, memainkan perasaan si wanita sesuka hati, sok atuh.. Plot a revenge. Give him a lesson he won't forget. Kick him hard, girls!

Tapi selama si pria tidak melakukan apa-apa, bahkan menyiratkan pun tidak, kenapa dia harus dihukum untuk sesuatu yang belum terjadi?

Moreover, why hope for the worst anyway?
Kalau kata Nadya, harapan itu tidak boleh tanggung-tanggung. In other words, hope only for the best.


PS:
Apapun yang saya tulis diatas, bisa berlaku vice versa juga sih. Maksudnya bisa jadi pria yang ber-prejudice pada si wanita. :P



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

3 comments:

  1. ini jam kerja malah nulis bloooooooooggg!!
    Hahahaha..

    Klo dari yang gue pelajarin itu namanya "the danger of a single story". Just because they met one guy, one particular guy which they consider as a bad guy, it doesn't mean all guys are bad.

    That's just a single story. I bet they haven't met my nephews or (in your case) your little bro, Benito :)

    ReplyDelete
  2. Anonymous4:50 PM

    wiii, yasmin sekarang blognya ada sponsornya. hebat.

    K800 nya udah diganti min? *OOT

    ReplyDelete
  3. @nad: heeeh. Ini kan gue tulis di BB udah lama. Cuman baru di sent aja pas lagi di WC. Hehehehe.
    Yes Nad, I agree. You can't judge all men by one man's mistakes.
    It might even the negative thought about men which invites another bastard to the woman's life. Law of attraction, you may say that.

    @ray: hoo. Jelas dong Raay. Asik kan ada sponsornyaa. Hahahaha.
    *ooi, kok OOT siih??

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...