suatu sore di depan gerbang ganesha ketika hujan turun rintik-rintik, aku diberi kesempatan bertemu dengannya.
aku melihatnya ketika aku menyebrang jalan ganesha. ia membawa selebaran-selebaran yang biasanya dijual anak2 di salman seharga 1000 rupiah dengan alasan untuk membayar uang sekolah.
rautnya yang polos membuatku otomatis tersenyum. lalu ia tersenyum lebar sekali sampai gigi-giginya kelihatan. jujur, aku tidak menyangka akan mendapat tanggapan sehangat itu. sepertinya ia percaya sekali padaku.
detik berikutnya sebuah angkot berhenti di depan kami. ternyata ia pun sedang menunggu angkot yang sama.
***
seorang anak lelaki lainnya, berumur sekitar 9 tahun.
suatu malam di trotoar depan spbu perempatan cikapayang-dago ia terlentang memandang ke atas. tangannya terulur ke atas, jari2nya bergerak2 membentuk kotak, lingkaran, seolah-olah ia
sedang mengintip langit melalui jari-jarinya.
aku sedang berjalan ke arah dago ketika sosoknya tertangkap oleh mataku. otomatis aku melihat ke atas. ingin tahu apa yang ia lihat.
hanya langit malam yang sama dengan malam2 sebelumnya. yang selalu ada setiap hari hingga keberadaannya hampir tak disadari.
dialah satu-satunya orang yang kutemui sejak entah berapa lama yang tampak benar2 mengapresiasi ciptaan Tuhan yang satu itu. tanpa rasa malu atau canggung, ia terlentang di trotoar jalan.
anak-anak ya pasti kecil Min. Eh ga juga ya? Hehe..
ReplyDeletelama ga baca perempuan yang menatap mereka
ReplyDeleteHah? Maksudnya apaan.
ReplyDeleteMin! Kemana aja.
upi.. hehe.. iya yah...
ReplyDeletebenx.. iya, maksudnya apa?
ikram.. nyari cd tompi kram
Hai Yasmin. Maaf lama tak berkunjung.
ReplyDeleteSeru euy tulisan kamu yang ini. Melihat sesuatu yang sifatnya intagible, memang tidak bisa dilihat dengan mata biasa.
Asah terus kemampuan yang satu ini ya. ;)
anak2, tulang punggung indonesia masa depan. yeah, hiduplah indonesia raya...
ReplyDelete