How’s your mom?
Berapa kali dalam satu bulan ada seseorang yang menanyakan pertanyaan diatas ke Anda?
Dan ketika Anda dihadapkan pertanyaan itu, apa reaksi Anda? Automatically say “oh, she’s fine”? Terkejut? Atau hanya diam?
Kebanyakan orang yang saya kenal mengaku menyayangi ibu mereka. Well, memang ada perkecalian untuk beberapa orang yang karena alasan tertentu, kita tinggalkan dulu teman-teman saya dari golongan ini.
Bagi Anda yang mengaku menyayangi ibu Anda, sudah berapa lama Anda menyayangi beliau?
Mungkin jawabannya : seumur hidup Anda, sepanjang Anda dapat mengingat.
Pernahkah Anda merasa takut kehilangan beliau? Benar-benar takut. Seperti layaknya Anda merasa takut kehilangan pacar atau sahabat Anda?
Mungkin pernah, mungkin tidak.
Atau mungkin Anda memang sudah ‘kehilangan’ beliau? Maaf kalau postingan ini mengganggu Anda.
Pernahkah Anda merasa takut pacar atau sahabat Anda berhenti menyayangi Anda?
Bagi yang pernah, apa yang kemudian Anda lakukan? Anda merasa perasaan Anda kepada pacar atau sahabat Anda begitu meluap-luap sekaligus Anda takut perasaan itu tidak terbalas. Anda mungkin berusaha mempertahankan mereka dengan berbagai cara. Berdandan, pergi bersama, menghabiskan waktu bersama sesering mungkin, memberi hadiah bahkan ketika mereka tidak sedang berulang tahun, mengatakan berbagai hal manis, dan… apa lagi?
Saya pernah membahas hal ini dengan seorang teman saya. Topiknya adalah : Mengapa terkadang kita lebih takut kehilangan pacar atau sahabat kita dibandingkan kehilangan ibu kita?
Padahal, bukankah kehilangan seorang pacar masih bisa mencari yang lain? Anda yang pernah merasa patah hati dan berhasil melaluinya tentu tahu itu.
Tapi seandainya kehilangan ibu, mau dicari kemana lagi? Memang hanya satu orang wanita di dunia ini yang menjadi ibu kandung kita.
Kami lalu menyimpulkan bahwa, jauh di dalam hati, kita percaya bahwa ibu tak akan pernah berhenti menyayangi kita. Begitu percayanya hingga tidak terasa dan tidak disadari.
Sedangkan kepada pacar atau sahabat, kadang masih ada keraguan kepada mereka. Sehingga kita merasa perlu melakukan usaha ekstra untuk menjaga perasaan mereka.
Seorang ibu umumnya sangat menyayangi anak mereka. Mungkin lebih dari mereka menyayangi orangtua, suami, bahkan diri mereka sendiri. Hanya saja mungkin mereka tidak terlalu eksplisit dalam mengungkapkan perasaan mereka. Mungkin mereka tidak akan mengirim sms “Good nite my dear. Love you always” kepada Anda. Mungkin mereka tidak sering membuat Anda melambung dengan berbagai pujian dan kata-kata sayang. Mungkin mereka tidak pernah membuat kejutan-kejutan kecil yang menyemarakkan hari Anda. Malah kadang mereka justru bertingkah menyebalkan dengan meminta Anda mengantar mereka kesana kemari. Menemani ke acara ini itu. Bertanya-tanya tentang teman-teman Anda.
Namun, siapa yang mengantarkan Anda ke dunia ini? Hingga Anda akhirnya bertemu sahabat-sahabat dan pacar terbaik di dunia.
Baju yang Anda pakai, bensin mobil Anda, uang kuliah Anda, hadiah yang Anda berikan untuk sahabat dan pacar Anda, darimana Anda dapat?
Beberapa dari Anda mungkin sudah dapat menghasilkan uang sendiri. Hebat. Ibu Anda telah berhasil mendidik anaknya menjadi seorang yang mandiri dan bertanggung jawab.
Tahukan Anda apa keinginan ibu Anda? Apa obsesinya dalam hidup? Bagaimana perasaannya hari ini?
Seorang ibu juga manusia. Ada kalanya ia merasa lemah. Ada kalanya ia butuh teman. Sama seperti Anda dan orang-orang lain yang Anda kenal.
Even hero has the right to bleed… [superman, five for fighting]
Ada kalanya ia hanya ingin melihat Anda ada di rumah ketika ia pulang kerja. Anda bahkan tak perlu tetap terjaga. Atau bertemu Anda di pagi hari. Mungkin ia hanya ingin merasa dekat dengan anaknya. Anda mungkin tak tahu betapa berartinya satu jam bersama Anda bagi beliau.
Sama berartinya dengan satu jam bersama pacar atau sahabat Anda bagi Anda. Mungkin bahkan lebih.
Dan kadang rasanya begitu berat yah? Menempuh perjalanan 2 jam Cipularang [bagi Anda yang tinggal di Bandung], hanya untuk berada di rumah dan bertemu ibu Anda.
Kadang rasanya ibu Anda bukan alasan yang cukup kuat untuk menyisihkan dua hari dalam seminggu dan sejenak meninggalkan pacar dan sahabat Anda.
Toh, beliau tidak akan pergi. Satu atau dua bulan absen menemuinya tidak akan membuat beliau berhenti menyayangi Anda. Masih banyak hal lain yang harus diurus. Urusan ibu bisa menunggu.
Menunggu liburan. Kalau ternyata liburan pun sibuk, masih bisa menunggu hingga Anda lulus kuliah. Kalau ternyata Anda sibuk kerja atau mangambil S2, yah… nantilah gampang. Toh, ibu tidak kemana-mana. Anda punya cita-cita untuk diraih. Anda ingin menikah dan punya keluarga. Anda ingin punya bisnis yan gbesar.
Dan ketika semua itu tercapai, berapa usia Anda? Berapa usia ibu Anda? Apakah beliau masih ada? Sempatkah Anda memenuhi janji menemaninya? Apakah kesehatannya masih memungkinkan untuk berjalan jauh? Atau bahkan Anda hanya mampu menemani di samping tempat tidurnya? Atau berziarah ke makamnya?
Ibu Anda pun manusia, punya batas usia. Ada saatnya ia akan pergi dari hidup Anda. Anda tak akan pernah tahu kapan itu. Mungkin 20 tahun lagi. Mungkin besok. Apa yang sudah Anda janjikan kepada ibu Anda dari dulu, mungkin hanya dapat Anda penuhi saat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
Eh, postingan lo mirip postingannya temen gw disini http://getdarhythm.blogspot.com/
ReplyDeleteBaca deh.
Lo sayang nyokap juga nggak Git?
ReplyDeleteAyo dong, saling mengenal..
kram, lo naksir sigit ya? hehehe...
ReplyDelete