Ceritanya, minggu kemarin saya pulang ke Jakarta. Melanggar omongan sendiri yang bertekad tidak akan pulang dulu sebelum TA beres. Tapi kemarin kan Idul Adha, jadi kayaknya tidak apa-apa. Haha.
H-1 saya diajak Mama ke Plaza Semanggi, lihat sana sini, lihat ini itu, sampai akhirnya sampai di toko terakhir, Giant Supermarket. Mari kita lewatkan bagian belanjanya.
Nah, akhirnya saya mengantri di kasir untuk membayar. Antrian cukup panjang walaupun kasir yang dibuka juga banyak. Mungkin karena menjelang Lebaran Haji.
5 menit. 10 menit. 15 menit. Waaa.. lama amat siiih.
Kayaknya orang-orang belanja partai besar nih. Saya gemas sekali dalam keadaan seperti ini. Ayo dong mas-mas kasir, hurry up!!
Akhirnya tibalah giliran saya. Eh tak dinyana ternyata waktu mau mengeluarkan struk belanja, mesinnya macet. Ohlala...
Jadilah si mas-mas kasir berlari dulu kesana kemari meminta bantuan. Aduuh..
Saya perhatikan lagi, kasihan juga mas-mas kasir ini. Dia pasti capek banget melakukan pekerjaan repetitif ini. Apalagi laki-laki kan biasanya tidak sabaran untuk melakukan hal-hal semacam ini. Tapi yang paling bikin saya kasihan, kasir-kasir ini harus melakukan pekerjaannya sambil berdiri. Ohlala (lagi)...
Berapa lama ya dia harus berdiri? 1 jam? 2 jam? Sepanjang shift kerjanya?
Ditambah kalau ada beberapa pengunjung yang protes atau marah atau rewel.
Saat itulah saya berpikir, ternyata my (ex-)job wasn't bad at all.
PS: Anw, memang berapa sih harga kursi kasir?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
iya ya...*berpikir mode on* jadi ga boleh kesal kalau kasir nya kerjanya rada lama..
ReplyDeletehehe...
Kayaknya bukan masalah fungsional aja Min buat ngasi kursi, tapi lebih ke etika pelayanan..
ReplyDeleteCuma, kayaknya ini ide bagus juga :)
Kalo pakai kursi nanti ada down-time dan set-time segala.
ReplyDeletewuiii, iya jg yaa, kasian juga yak?!! =/
ReplyDeletewow, ikram mulai berpikir seperti anak TI. ada down time dan setup time. ckckck.
ReplyDeletetrus tambah lagi dia harus selalu senyum. *gakapapa sih kalo ini
ReplyDeletebtw, emang ex job dirimu apa min?
@bat :down-time setup-time gak pake k*lk*lus kali. makanya bisa. *kaboooor
@nin..ra..ci..: wii.. pengunjung baru kah? *senaaaang.. :)
ReplyDelete@echi: etika ke siapa chi? pelanggan apa pekerja?
@ikram: ihiiiyy.. udah bisa dong kram ujian sendiri. huehehehe...
@nadya: iyaa.. kasian ya. makanya jangan bawel2 lo sama kasir yang ga pake kursi.
@bat: ohoho.. didikan lo sukses bat!
@raie: eh, tapi kasir yang kemaren itu juga ga senyum2 terus kok. ohoo.. ada deeeh my ex-job itu (sok rahasia)
@all:
emang ga ada ya UU tenaga kerja gitu yang ngatur soal beginian? padahal ini kan sektor formal. heu.. kasiann..
yahhh...itu mah blom apa2 min...
ReplyDeletepmetik teh di gunung mas itu, brangkat subuh, kerjaannya metik teh aja tiap hari, yg dia pandangin daun teh aja tiap hari, cuma dapet 500rb sebulan...
@sago:
ReplyDeletehaha bener juga. tapi si kasir ini juga ga punya kesempatan untuk duduk sedikitpun lho, soalnya antriannya ga berhenti2. trus posisinya kan berdiri jadi pergerakan kakinya dikit.
hehe.. gue sih capek disuruh berdiri waktu upacara di sekolah dulu.
kalo pemetik teh itu pake ada jalan2nya atau bisa duduk2 dulu ga sih?
(ehehe.. sori ini siapa ya? di blognya kok ga ada namanya?)
imagimatif..smangadh
ReplyDeleteharga kursi kasir itu mahal lho, mbak! seharga tanggungjawab manajernya.. :))
ReplyDelete