Memilih adalah perkara mudah ketika opsinya antara senang dan susah. Antara minum Milo atau Coca Cola (I hate soda!). Keputusan langsung dibuat dalam satu hembusan napas.
Tapi kalau pilihannya antara senang dan senang, misalnya waktu kecil dulu harus memilih antara nonton kartun atau ikut Mama jalan-jalan, rasanya lebih sulit. Karena saya harus mengorbankan salah satu kesenangan saya. Sulit, sulit...
Lebih sulit lagi kalau pilihannya antara susah dan susah. Antara minum Coca Cola atau makan sambal. Atau misalnya memilih antara keluarga atau pacar. Untungnya belum pernah terjadi pada saya. Tapi sepertinya pasti berat sekali rasanya untuk memilih salah satu dari orang yang kita sayangi untuk disakiti.
Memilih yang terbaik diantara yang terburuk, apapun yang dilakukan tetap saja bikin sakit hati.
That's why, sometimes even when we're sure that we've made the right decision, the pain of losing the other option doesn't go away. Sometimes we need to keep telling ourselves all the reasons why we took a decision in the first place. It doesn't help much with the pain. But it sure does help keeping us in sanity.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
That's why, sometimes even when we're sure that we've made the right decision, the pain of losing the other option doesn't go away.
ReplyDeleteIya min, pas memutuskan berangkat ke tokyo, juga ada rasa kecewa harus meninggalkan apa yang ada di jakarta.
itu dulu. berhubung kagak diterima2 kerja kayaknya emang gue mesti angkat kaki dari jakarta hahahaha.
eh kok jadi curhat.
gak bisa win-win solution ya?
ReplyDeleteI always believe there's a win-win solution for everything.. Always!
@bat: haah, iya nih bat. lo mengingatkan gue aja akan masa pengangguran kita yang udah lumayan lama ini. gue ikut dong ke jepang!!
ReplyDelete@nad: masa sih? kalo misalnya ada cowok yang disuruh milih nyelametin anaknya atau istrinya gimana? (grey's banget.. hahah).
lagian win-win kan bukan berarti ga ada menderitanya sama sekali. gue juga supaya bisa win lulus kalkulus, harus menderita dulu belajar integral lipat 3. *keluh
ada apa antara lo dan batari dan integral lipat tiga sih, min?
ReplyDeletebingung.. hehehehe..
*komentar gw gak penting*
Batari udah bosan mengajar Integral lipat tiga selama 4 tahun. Tapi yang diajaring nggak kunjung bisa. Jadi semakin bulat pergi ke Jepang, ya Bat?
ReplyDelete:D
*kabuurrr.
susaaaah,,
ReplyDeletemilih antara senang dan senang paling susah min,,, ;p
dan mau ga mau harus milih itu yg berat.. ^^
@ nadya : kadang2 suka ga nemu win-win solution kalo mentok.. *buktinya diriku sudah ga d depkeu lagi demi jepang..*
"That's why, sometimes even when we're sure that we've made the right decision, the pain of losing the other option doesn't go away. Sometimes we need to keep telling ourselves all the reasons why we took a decision in the first place. It doesn't help much with the pain. But it sure does help keeping us in sanity."
ReplyDeleteSetuju sama ini Min..untuk terus maju ke depan emang rasanya harus selalu memilih dan mengingat-ngingat alasan dan tujuannya. Cukup susah...hehe...