Feb 9, 2011

Life As We Know It

I was having an exhausting week in Perth. I'm not gonna tell you how worked late every nite or how I had my breakfast while still doing my work. Not interesting and not proud of it.

Pokoknya sampailah akhirnya saya di pesawat yang akan membawa saya dari Perth ke Bali dimana saya akan menyambung penerbangan ke Jakarta. Mungkin saking lelahnya saya, sampai-sampai saya tak bisa tidur di perjalanan. Untunglah pesawat Garuda yang ini dilengkapi dengan fasilitas tv/video untuk tiap penumpangnya.
Ihiy!

Pilih pilih pilih. Akhirnya saya putuskan untuk menonton Life As We Know It. Komedi romantis adalah film yang paling tepat ditonton di saat lelah dan di saat saya butuh pure hiburan.


Life As We Know It bercerita tentang Holly (diperankan Katherine Heigl) dan Messer (diperankan Josh Duhamel) yang tidak saling menyukai meskipun mereka berada dalam lingkaran pertemanan yang sama. Jelasnya, sahabat Holly menikah dengan sahabat Messer. Kencan pertama hasil perjodohan berakhir dengan kacau balau bahkan sebelum dimulai. Sejak itu, Holly dan Messer selalu berada pada sisi yang berseberangan.

Hingga, pada suatu hari, sahabat mereka ini meninggal dalam kecelakaan dan menyerahkan pengasuhan anak mereka, Sophie (yang adalah anak baptis dari Holly dan Messer) kepada dua orang yang saling anti satu sama lain ini.

Intrik benci jadi cinta memang sudah jutaan kali disuguhkan di berbagai cerita sepanjang jaman. Yang paling menarik buat saya justru ketika film ini bercerita tentang bagaimana Holly dan Messer yang aslinya masih single harus beradaptasi dengan kehadiran seorang bayi dalam kehidupan mereka.

Ya ampun, kebayang ga sih?
Tidak bisa lagi keluar rumah sewaktu-waktu. Harus siap siaga setiap waktu. Bahkan di saat-saat sedang makan malam sama kecengan pun bisa tiba-tiba ada panggilan mendadak karena si bayi demam. Forget about watching your favorite tv shows, ketika si bayi ingin nonton acara anak-anak, apa mau dikata harus mengalah. Biarpun yang akan kita tonton adalah episode terakhir Grey's Anatomy, atau final World Cup.

The baby becomes the center of your world. Dan (sayangnya) tidak seperti pacar atau teman atau bahkan mungkin pasangan hidup, si bayi ini tidak bisa ditinggalkan karena dia tidak bisa hidup sendiri. She completely depends on you.

I like this movie. Well, iya sih in general masih mengusung ke-klise-an yang sama dengan film-fil, komedi romantis lainnya. Tapi tambahan faktor anak ini memberi pengaruh baru yang menyegarkan. Kalau buat saja yaa.

Sayang, Katherine Heigl lagi-lagi terjebak di karakter yang mirip-mirip dengan yang dia perankan di 27 dresses dan The Ugly Truth: a perfectionist insecure woman.


2 comments:

  1. Perth - Bali - Jakarta sempet ngabisin satu film Yas? Paling bete kalo lagi asyik nonton diinterupsi ama announcement atau tau-tau uda mau landing ajah *curhat penonton gratisan*

    ReplyDelete
  2. itu cuman Perth-Bali doang 1 film.
    Hahaha, iyaaa. apalagi kalo pas lagi seru2nya tiba2 mau mendarat. :))

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...