Oct 6, 2007

Buku : Travelers Tale, Barcelona : Belok Kanan!

Penulis : Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat, Ninit Yunita.
Penerbit : Gagas Media

Buku ini mengisahkan empat orang sahabat yang tinggal di belahan Bumi berbeda.
Francis, keturunan Cina yang menjadi pianis, berkeliling dunia dari konser ke konser.
Farah, disebutkan sebagai campuran Arab-Jawa, bekerja di Hoi An, Vietnam.
Retno, yang dari namanya saya simpulkan sebagai orang Jawa, tinggal di Koppenhagen, Denmark.
Terakhir, Jusuf, tidak jelas ras nya, bekerja di Cape Town, Afrika Selatan.

Demi menghadiri pernikahan Francis di Barcelona, Spanyol, keempat sahabat itu pun bertolak dari tempat tinggal nya masing-masing. Yang menjadi persoalan disini adalah ternyata tiap orang memiliki perasaan terpendam terhadap yang lain. Francis yang cinta pada Retno. Farah yang cinta pada Francis. Jusuf yang cinta pada Farah. Dan Retno yang sesungguhnya juga cinta pada Francis namun tidak berani menerima perasaan Francis karena mereka berbeda agama.

Cerita dibangun dari masing-masing tokoh ini. Tiap tokoh mengisahkan ceritanya masing-masing secara bergantian.

Yang menarik dari buku ini, sepanjang cerita Anda akan disuguhi “suasana” berbagai macam negara. Mulai dari latar cerita Farah yang bergerak dari Hoi An, Amman, Buddapest, Wina dan Paris. Juga cerita Jusuf dari Cape Town, Nairobi, Abidjan, Dakkar dan Marrakech. Atau cerita Retno dari Koppenhagen, Amsterdam, Milan, dan Seville. Hingga kisah Francis dari Kansas City, Cleveland, Atlanta, Miami, dan New York. Semua perjalanan tersebut akan bermuara di Barcelona.

Di beberapa Negara pembaca akan diajak menelusuri tempat-tempat wisata berikut sejarah (sangat) singkat mengenai tempat tersebut. Bagi Anda yang suka traveling, buku ini bisa jadi bacaan yang menarik. Oia, saya katakan traveling, karena di buku ini dijelaskan perbedaan antara menjadi turis dan travelller. Turis cenderung bepergian untuk keperluan belanja dan menghabiskan uang untuk barang-barang. Sementara traveler bepergian untuk pengalaman dan menghabiskan uangnya untuk membeli pengalaman seperti naik gondola, atau ke tempat-tempat unik dan bersejarah.
Pada beberapa bagian, buku ini juga menyelipkan tips-tips traveling. Mulai dari tips barang bawaan, hingga pengaturan penempatan uang, kartu kredit dan paspor.

Ada satu bagian yang menarik dari buku ini. Yaitu ketika tokoh Jusuf mengunjungi patung pemain sepak bola di Senegal. Dijelaskan pada buku tersebut, patung itu dibuat dalam rangka memperingati masuknya Senegal ke perempat World Cup 2002. Jadi berandai-andai, kapan ya Indonesia bisa masuk perempat finalnya World Cup? Hehe.

Sayangnya, pada beberapa bagian, saya menemukan ketidaksinkronan antara alur yang satu dengan yang lain. Terutama antara cerita Francis dan cerita Retno. Misalnya, dari cerita Retno, saya menangkap kesan pertemuan mereka adalah di Starbucks La Rambla. Sementara menyimak cerita Francis, saya menangkap kesan lain : Francis dan Retno bertemu di tempat konser Francis dan bersama-sama menuju Starbucks La Rambla.
Selain bagian di atas, masih ada lagi bagian lain yang janggal. Tapi saya lupa yang mana. Ketidaksinkronan itu sampai membuat saya berpikir jangan-jangan salah satu dari mereka menderita delusi?

Memang, keempat orang ini melakukan perjalanannya masing-masing atas nama cinta. Namun, alasan mengapa mereka saling mencintai hingga bertahan sekian tahun pun tidak jelas.
Maka, jangan pula mengharapkan romance yang berlebihan disini. Karena memang tak ada yang istimewa dengan romansanya. Standar sajalah.

Dan tak salah diberi judul Traveller’s Tale, karena memang perjalanan merekalah yang menarik. Alur cerita jadi mengalir dengan enak. Karakter tokohnya pun sengaja dibuat berbeda. Terlihat dari bahasa kata ganti orang pertama yang digunakan masing-masing tokoh yang bervariasi dari saya, aku, gue hingga gua.

Secara keseluruhan, novel ini cukup enak dinikmati. Terutama untuk Anda yang suka traveling atau suka mendengarkan cerita traveling.




*
Tulisan ini sudah lama sebetulnya. Tapi belum sempat saya post. Saya belum pernah me review buku sebelumnhya (kecuali kalau tulisan saya tentang The Alchemist itu bisa disebut review). Hehe.. menurut Anda bagaimana?

4 comments:

  1. Anonymous11:52 AM

    thanks for the comment ya :)

    ReplyDelete
  2. ho.. ini alaya yang nulis bagian retno bukan ya?
    :)

    ReplyDelete
  3. Min, tapi gw lebih suka buku Kembar Keempatnya Sekar Ayu Asmara. Buku itu juga mengisahkan tentang orang-orang yang berada di beberapa penjuru dunia yg berbeda dan juga diperkaya dengan sejarah beberapa tempat di dunia. Namun buku ini terasa lebih matang dalam mendeskripsikan suasana sehingga gambaran tempat-tempat eksostis di dunia lebih terasa dan ceritanya pun lebih 'ada' dan mengena daripada Traveler's Tale. Kalo menurut gw Traveler's Tale lebih baik digolongkan jadi buku traveling daripada jadi novel.

    ReplyDelete
  4. Ciao Italia: Catatan Petualangan Empat Musim
    Penulis: Gama Harjono
    Penerbit: Gagasmedia, 2008

    Sinopsis
    Apakah berkeliling Eropa salah satu impianmu? Atau bersekolah di luar negeri dan bergaul dengan teman-teman baru yang selalu haus petualangan? Buku ini mengajakmu untuk melewati ruang-ruang kelas universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru.

    “Ciao Italia” akan membawamu menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania, mulai dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga (buktikan dengan foto-fotonya yang fantastis). Plus tip backpacking ekonomis: mendapat akomodasi gratis di Eropa, mencari tiket, hostel dan makanan murah selama perjalanan.

    Setiap kisah dan suka-duka saat berusaha mengenal Italia, ditoreh dengan sebuah kejujuran dari seseorang yang akhirnya terlalu mencintai negeri Pasta ini.

    ReplyDelete

Humor me. Drop some comment.

The Other Blog

Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...