Minggu pagi 17 Agustus kemarin, saya berangkat dari kosan dengan agak tergesa. Saya punya acara jam 9 pagi di Secapa Setiabudhi, tapi sebelumnya saya harus menjemput teman saya di kampus jam setengah 9. Dan sebelumnya lagi saya harus dan butuh sarapan. Oia, dan tak lupa juga harus mengisi bensin juga.
Maka ketika saya melirik waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat 7 menit, saya jadi agak panik. Mana tahu Simpang macet. Maklumlah ini hari Minggu dan long weekend pula.
Usai mengisi tangki bensin yang sudah nyaris kosong, saya minta Riko mengarahkan mobil ke McDonalds di Simpang Dago. Supaya cepat saja, demikian pertimbangan saya meskipun saat itu saya tidak terlalu berselera membayangkan cheeseburger nol gizi yang akan menjadi sarapan saya.
Sampai di McD, ternyata di depan kasir sudah ramai dengan segerombolan siswi SMP. Dari 4 atau 5 kasir yang tersedia, hanya 1 line yang buka. Argh!
Setelah beberapa saat celingak-celinguk tidak sabar ke arah petugas yang sedang sibuk menuang es krim ke cone, akhirnya ada petugas lain yang menyadari kehadiran kami dan membuka kasir di sebelah. Cheeseburger, beef burger dan Milo regular. Itu saja pesanan kami.
**
Menurut situs wikipedia:
Rumah makan siap saji (bahasa Inggris: fast food restaurant) adalah rumah makan yang menghidangkan makanan dan minuman dengan cepat, biasanya berupa hamburger atau ayam goreng.
Jadi tidak salah dong kalau saya berharap kecepatan adalah fitur utama dari restoran jenis ini. Gizi jelas bukan hal yang dapat diunggulkan. Rasa, relatif. Kadang saya merasa enak kadang saya merasa eneg akibat keberlimpahan berbagai macam zat dalam sebuah burger. Tempat pun tidak nyaman-nyaman amat. Kursinya kecil, membuat saya tak betah duduk lama-lama. AC juga seringkali dipasang terlalu dingin.
Oh sudahlah, saya sudah mengesampingkan segala pertimbangan gizi, rasa dan tempat. Saya hanya ingin cepat-cepat mengisi perut.
**
“Cheese dan beef nya nanti diantar ya Mbak”, demikian kata si petugas. Argh! (lagi)
Saya tak punya pilihan lain kecuali duduk menunggu makanan saya diantar di restoran cepat saji.
Saya ingat, dulu McD pernah punya jam pasir yang diletakkan di kasir-kasirnya. Kira-kira begini pesannya:
"Balikkan jam pasirnya, bila sampai bagian atas jam pasir kosong (yaitu selama 1 menit) makanan Anda belum siap maka Anda akan mendapat es krim cone sebagai kompensasinya."
Kemana ya program itu sekarang?
Apa McD merugi karena terlalu banyak memberi es krim cone gratis kepada pengunjungnya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
trus gimana min? telat gak?
ReplyDeleteOya, sori kemaren lupa, jd pempeknya tinggal sedikit. Maya tuh :D
saya tanggal segitu nonton OHU mbak, eh anak boulevard ya? mau gabung bisa nggak?
ReplyDeletebimas: enggak telat, untungnya. tapi kan tetep aja kesel udah bayar mahal2 juga. hehe. mending enak..
ReplyDeleteuuuuuuuuuuuuuuuuwhh... untung gue masih kebagian pempeknya. dasar kaliaaaaaaaaaan!!!
catra: oh, ya datang aja ke sekrenya di gedung sebelah KBL lt 2, persis di depan tangga. hehe.
Wah, lagi crowded banget kali Min. McD juga franchise yang karyawannya punya waktu baku yang...
ReplyDelete....mungkin perlu toleransi :D