Saya dan Si Mbak sedang berduaan di dapur (ihiiy..). Saya sedang membuat nasi goreng dan Si Mbak sedang mencuci piring. Obrolan meluncur seputar makanan, warteg, panen, hingga politik. Yang saya maksud dengan "politik" adalah ketika Si Mbak cerita ia mendapat BLT, saya pun tergoda bertanya:
Saya (S): Lah, kan dapet BLT. Kok kemaren ga pilih Demokrat?
Si Mbak (SM): Ah, jaman SBY semua harga naik. Minyak goreng naik. Dulu gorengan 100 dapat 1. Sekarang 1000 dapet 4.
S: Yah, kan harga-harga sedunia juga naik.
(Hampir terucap "krisis global" tapi saya telan lagi. Ntar kalau Si Mbak nanya, bingung juga saya jelasinnya. Orang saya sendiri aja masih setengah-setengah ngertinya.)
SM: Yaa.. Tapi apa-apa mahal. Jaman Megawati dulu nggak begini.
S: Ooo.. Jadi pilih Megawati nanti ya Mbak?
SM: (nyengir) Yaa, belum tau lah..
S: Ah, kayaknya sih iya (dalam hati).
Saya cukup beruntung karena dampak kenaikan harga tidak begitu keras menghantam laju hidup saya. Saya hanya pernah mendengar Mama sekali mengeluh lantaran harga mentega kini melayang tinggi. Tapi untuk orang-orang seperti Si Mbak, tentu saja berat. Selisih 1000 saja penting.
For the first time I really deeply wish we're going to get through this crisis soon.
PS. Saya bukan simpatisan partai atau capres tertentu. Ini bukan iklan lhoo apalagi black campaign.
May 31, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here&...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletebukan 1000 Min, tapi 150, kurang dari seperlimanya.
ReplyDeleteIya, gw jg berharap yg sama, moga2 ntar yg kepilih Presidennya benerrrrr...
ps.
sadarkan Mbak lo sanaaaaaaaaaaa!!! =p
itu apa sih?
ReplyDeleteline terakhir,
"TERIMASIH sudah mampir"
wakakakakak. beneran diitung lho sama si doi.
ReplyDeleteanw, Si Mbak ini bener2 contoh orang praktikal. Ngeliat keadaan dari kenyataan. Buat dia harga naik berarti presidennya jelek. Soalnya warungnya harus tutup. As simple as that. Mana peduli dia sama diplomasi, kebijakan ekonomi makro, dkk. And can u blame her for thinking like that?
Gue juga bingung mesti bilang apa. Kalo harga naik itu nggak bisa dihindarin? Kalo sebenernya pertumbuhan ekonomi kita udah termasuk bagus untuk negara yang kena krisis?
Haha, Si Mbak cuman peduli kalo gue bilang Si X bisa bikin harga minyak goreng turun lho..
Hehehehe.
satu lagi tentang Mbak lo min.
ReplyDeleteDia tahu bahwa seledri bukan daun bawang. dan baun bawang bukan seledri. ahahaha.
lho bat itu bukannya semuanya tau ya.
ReplyDeletehehehe yang susah itu bedain sambel sama cabe
*jadi OOT.
hmmm mgkin ini makanya sekolah gratis banyak diiklanin supaya banyak yang sekolah, dan anak2nya bisa ngajarin tentang krisis global sama enyak babehnye dan ga nyalahin presiden. hahaha just IMHO
ReplyDeleteiya. tapi yasmin nggak tahu bedanya, ray. hihi.
ReplyDelete*buang bodi.
@bat: eeehh... gue tau kalo bat daun bawang sama daun seledri. cuman lupa ajaaa... hehehe.
ReplyDelete@ray: wahahaha. mungkin juga ya ray. pikirannya panjang bener deh ni SBY. anw, kok singkatan lo banyak banget sih??
coba ganti dengan singkatan yg lebih indonesia ah.
ReplyDeleteOOT--> KDT (Keluar Dari Topik)
IMHO--> MOSS (Menurut Opini Sederhana Saya)
KDT banget nih. hahaha
wakakakak... hidup bahasa indonesia!!!
ReplyDelete