Beberapa tahun lalu, saya pernah ingin menanam bunga matahari.
Waktu itu saya masih kuliah, tinggal di sebuah kamar yang cukup besar berdua dengan salah satu teman baik saya. Lalu suatu hari saya merasa, kayaknya ada yang kurang deh dalam hidup saya...
Pada waktu itu (mungkin juga sampai sekarang sih), beberapa teman dekat saya bilang kalau saya ini heartless. Beberapa yang lain bilang saya too logical. Saya lebih suka yang terakhir, dengan catatan kata too itu dihilangkan. Hehe.
Menurut saya sih, I simply keep my head over my heart. Kalau ternyata jadinya malah seperti hal-hal yang saya sebutkan sebelumnya, ya mau gimana lagi dong. :P
Tapi ya ternyata, terlalu banyak head over heart itu entah bagaimana bikin saya jadi agak "kesepian". Jadilah saya bercita-cita untuk menanam sebuah tanaman yang bisa saya rawat dan menjadi tempat curahan kasih sayang (oh my God, kok gue jadi terdengar pathetic gini ya?).
Dan saya pilih bunga matahari!
Soalnya bunga matahari itu terkesan ceria, optimis dan kuat tapi juga cantik.
Rencana tinggalah rencana. Setelah sempat sekali mencari bijinya dan tidak ketemu, lama kelamaan cita-cita itu terkubur tugas-tugas kuliah yang menggila.
**
Lalu, beberapa minggu lalu saya sampai di blog Alaya, dimana salah satu postingannya menawarkan diri untuk mengirimi biji sunflower bagi siapapun yang berminat.
Inilah jodoh! Pikir saya ketika itu.
Segera, secepat kilat menyambar, saya kirim email kepada Alaya. Kira-kira seminggu kemudian datanglah mas-mas Tiki mengantarkan biji bunga matahari.
Saya, dibantu Beni, menanam biji tersebut di dalam sebuah pot. Saya letakkan di balkon lantai 2 supaya bisa saya pandang-pandang. Senang. Senang.
**
Kemarin, di jalan pulang dari kantor, saya baru ingat kalau si tunas bunga matahari belum saya siram sejak dua hari sebelumnya. Begitu sampai rumah, buru-buru saya tuang air dari dispenser (namanya juga buru-buru), dan cepat-cepat saya siramkan ke tanah yang mengungkung sang tunas.
Kok bisa ya saya lupa sama si tunas ini. Padahal saya benar-benar mengharapkan ia tumbuh subur. Padahal saya sudah siapkan beberapa nama untuk tunas ini. Padahal, padahal, kayaknya saya sayang deh sama tunas ini.
Apa ini artinya saya tidak berbakat dalam hal menyayangi ya?
Moga-moga enggak deh..
Sunflower, sunflower, grow up well, grow up beautiful... and tell me that I am good at loving something. :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
Hahahaha. Yasmiiin, yasmiiin.
ReplyDeleteYou are good at loving kok Min. Believe me, you are good at loving your friends :)
mungkin gak bakat bercocok tanam Min.. Kayak saya, punya kaktus yang butuh disiram jarang-jarang aja bisa mati, sementara adek saya bisa merawat tanamannya hingga menghasilkan tunas lalu punya anakan gitu *loh kok curhat*
ReplyDeletebelum terbiasa merawat bunga kali.. :D soalnya gw juga nggak demen ngerawat bunga tapi demen kalo disuruh siram2 bunga *soalnya sambilan main air :P*
ReplyDeletenanti minta foto2 pertumbuhannya ya :)
ReplyDelete@bat:
ReplyDelete*hugs hugs weeeeeeep...*
@erma:
wakakakak. kaktus aja yang bisa tumbuh di gurun ga mati, kok di tangan mbak erma bisa mati sih? gawat gawat...
@splendidofsun:
emang ini ceritanya proyek pertama gue merawat makhluk hidup, itung2 latihan lah sebelum punya anak (jauuh bet ya??).
iya, gue juga suka main air sambil nyiram tanaman. apalagi kalo ada yang digangguin. hahaha.
@alaya:
siap!! ntar aku email dan aku post disini ya.
thanks a lot, btw.. :)
Ah Mamin ini. kasih makan Bob aja berlebihan sampe Bob munte.. ckckckckckck
ReplyDelete@nadya: wakakakak. Bob kan ga "terkesan ceria, optimis dan kuat tapi juga cantik". Udahlah Bob, ke laut ajaaa...
ReplyDelete*berdoa semoga Bunga ga pernah baca ini*
wah... cita2nya sama...! :D *sayangnya belum ada biji dan potnya :p
ReplyDelete@maya: minta aja dikirimin bijinya sama alaya (ada tuh orangnya komen di atas). Atau gue juga masih punya beberapa biji nganggur kok. Mau?
ReplyDeletemin,,
ReplyDeletebunga matahari ditinggal aja juga berkembang ko..
:)
yg ga kuat tuh tingginya bisa sampe 2 meter..
hahahaha,,
@dita: masa sih Dit?
ReplyDeleteKok bunga matahari gue belum tumbuh2 ya? :(
Gapapa 2 meter. Gue mau 2 meteeer!!
hehehe,,
ReplyDeletedi bandung tapi itu min,,
tumbuh 2 meter,,tunggu ajaaah.. ;)
xixixixixiii...
ReplyDeletekonyol bin aJiB juga Lo, MinCe (gw ngikutin panggilan dari Tora)
kalo dikenalin ama bokap gw.. kayaknya lo bakalan kena omeL seribu tahun daah..(Lebay)
Secara bokap gw cinta mati ama taneman...dan pernah sekali waktu dia pergi keluar beberapa waktu.. gw kelupaan nyiram tanemannya ampe tanmpak sedikit.. (sedikiiiT loh!! sedikit kering.. gw langsung dimaki-maki ama doski....
What the Hell????
ada gitu yaa??
btw... one thing that you'he to do is Bring Your Sun flower to the doctor, and consultate with it.