Sore itu memang gila. Atau tidak. Entahlah.
Mungkin lumayan gila buat saya yang jarang menggunakan busway terutama di jam sibuk sekitar pukul 4 sampai 5 sore. Tapi mungkin ini adalah bagian kehidupan rutin buat beberapa orang.
Lantarannya, saya janjian dengan seorang teman di daerah Kota. Jujur saya, pengetahuan jalan saya minim, terutama rute-rute tak familiar. Maka saya ambil jalan mudah (atau tidak?), saya parkir di suatu tempat di Kuningan (Rp 5000,- saja seharian), dan naik busway menuju Kota. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas.
Jadi, saya pulang sekitar jam 4-5, bersama puluhan calon penumpang lainnya berdesak-desakkan di halte busway yang akan membawa saya ke Dukuh Atas. Udara memang gerah, ditambah lagi posisi yang didempet kiri kanan depan belakang membuat suasana tidak jadi lebih baik. Setelah kira-kira 15 menit menunggu, datanglah sebuah busway (aneh ya, busway bukannya berarti 'jalan bis'?). Saya bersorak dalam hati. Sebentar lagi sebentar lagi, udara dingin AC akan sedikit mengobati kegerahan akut yang melanda ini.
Pintu dibuka, orang-orang pun berdesakan masuk. Saya sendiri terdorong-dorong arus kesana kemari. Tepat ketika pintu busway sudah tinggal 2 meter lagi, eh malah ditutup. Padahal belum penuh. Mungkin karena masih ada beberapa halte lagi yang harus diakomodasi. Saya menyumpah serapah dalam hati. Ya sudah, mau bagaimana lagi.
Ketika saya sedang berdiri dengan setengah lunglai itulah sayup-sayup saya mendengar percakapan orang dalam bahasa Inggris. Pada situasi seperti itu, berkhayal dan mencuri dengar percakapan orang lain adalah pilihan hiburan yang dapat dinikmati. Saya pilih yang terakhir.
Jadi, ada dua orang yang terlibat percakapan. Satu adalah bule asli dari Australia. Satu lagi adalah orang Indonesia yang sudah lama tinggal di California. Mereka berdua pun baru bertemu di halte ini. Entah karena orang Indonesia ini sedang emosi karena suasana saat itu memang gerah gila-gilaan, atau ia hanya menyuarakan isi hatinya yang terdalam, saya mendengar ia berkata, "Jakarta is the worst city."
Itulah kalimat yang membuat saya menoleh untuk mencari sosok mereka. Lalu ia menambahkan, "Even in India isn't this bad."
Bukannya saya tidak pernah menjelekkan kota ini. Jakarta macet, Jakarta ruwet, Jakarta gerah, Jakarta gila, saya pernah mengatakan semua itu. Tapi entah kenapa, mendengar Jakarta disebut sebagai the worst city membuat saya sedih. Apalagi ini dikatakan oleh seorang anak bangsa kepada orang asing yang mungkin saat itu merasa kasihan pada Jakarta (the worst city which isn't loved by its people). So much for "Visit Indonesia" campaign.
Saya ngerti sih, sulit rasanya berpositif thinking tentang Indonesia saat ini, tapi paling tidak bisakah dicoba? Karena kalau bukan orang Indonesia sendiri, siapa lagi yang akan bangga akan negara kita?
Ingin rasanya saya menjawil mas-mas California (iiiy, gemeeesssy) ini tapi busway keburu datang lagi dan saya kembali terbawa arus, kali ini (untungnya) hingga ke dalam busway.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here&...
hahaha, min..
ReplyDeletegw tiap hari pergi-pulang naik trans jakarta harmoni-pulo gadung..
memang begitulah penuhnya, apalagi pas pulang kantor.
tapi lama2 cukup nikmatin juga. plus sekarang udah lumayan tau trik2nya :P tapi cuma jurusan yang sering dinaikin aja sih, hehehe
Transjakarta inilah salah satu faktor utama yang bikin gue resign dari kantor sepatu dulu setelah baru 1 bulan kerja. Capeeek boo.
ReplyDeleteEh tapi kalau naik Transjakarta di jam yang tidak penuh, nikmat juga lho :D
lah, baru naik transjakarta aja orang itu ngeluh. Kalo dia naik metromini atau kopaja, bisa-bisa langsung pesen tiket ke India kalii
ReplyDeletemaklum aja, udah kelamaan di negeri orang yang lebih tertib kali... nggak usah dia yang udah lama di luar negeri, bapak gw pun yang gak pernah hidup lama di luar negeri suka ngomel2 soal negeri sendiri :D
ReplyDelete*anyway, klo kejadian serupa terulang, langsung aja bilang sama si mas2 : mas, klo nggak mau berdesak2an, sana pindah ke Aceh... (soalnya di aceh lu nyaris nggak bisa menemukan angkot, sangking minimnya...orang2 udah pada naik kendaraan pribadi -motor atau mobil-)*
salam kenal, anyway ;)
@mala: oiaa, namanya "TransJakarta" ya bukan "Busway".
ReplyDeleteBtw, apa mal trik2nya? bagi2 doong. hehe.
@bat: wah iya Bat. Gue juga beberapa kali naik transjakarta di Sudirman bukan di jam sibuk, emang enak banget dah.
@erma: wakakakakak. metromini emang paling the best deh!
@splendidofsun: wah, pengalaman di aceh nih?
sebenernya gue juga sering ngeluh sih, tapi sedih aja denger pilihan kata yang dipake mas2 California itu "the worst city". OMG, padahal kan di luar Indonesia masih ada puluhan mungkin ratusan negara lain yang lebih kurang berkembang...
Jakarta is the worst city, but many people want to live there.
ReplyDeleteeven he (the california-man) lives on it.
"Enjoy Jakarta," said the Governor. :)
hahaha. Emang Ray. Orang2 dari kampung Nenek gue aja banyak bener yang pada pengen ke Jakarta.
ReplyDeleteTapi si Mas2 California itu cuma bentar disini, bentar lagi dia mau kerja di India (gileeee, canggih ga sih hasil mencuri dengar guee...)
book..book..book.. books save me.. :)
ReplyDeletegw blajar buat baca buku di antrian, bahkan saat berdiri di dalam bus transjakarta. Berhasil bikin gw ga mengeluarkan sumpah serapah..
it works..
daku abis blog naked traveler, di post yg baru ada tentang india.
ReplyDeletemasi mending indonesia ah menurut daku
@Nda: Iya tuh, salah deh gue ga bawa buku. Gue bahkan udah belajar baca buku sambil nyetir. Wakakakak, bahaya yak? Cuman kalo pas lagi macet aja. Lumayan lho, kalo lagi macet gitu, gue bisa ngabisin 2-3 bab.
ReplyDelete@Ray: yeaah! Hidup Indonesia! *jarang2 nih gue nasionalis begini*