Tangan saya mencengkeram kedua teralis kuat-kuat. Sebelah kaki menapak tanah sebelah lagi saya tumpukan di sebuah celah kecil diantara teralis yang tingginya sejajar dengan perut saya.
Okay, here we go.
1..2.. Hap!
Sesaat bunyi besi beradu mengisi kekosongan pagi buta.
Yap. Sekarang saya sudah bergantungan di pagar setinggi 2.5 meter. Pagar ini jelas tidak dibuat untuk dipanjat. Selain lumayan tinggi dengan ujung-ujung lancip, motif pagar ini melengkung-lengkung.
Saya berhasil menemukan sebuah tempat berpijak dimana saya bisa memasukkan setengah telapak kaki.
Nah, sekarang bagaimana caranya saya bisa berpindah ke sisi seberang. Ujung-ujung lancip ini agak menakutkan deh. Tambah lagi, saya tidak menemukan tempat pijakan lain selain yang saya injak saat ini.
Kecuali.. ya kecuali sebuah celah yang lebarnya hanya sekitar 5cm. Hati-hati saya jejakkan sebelah kaki yang masih bebas ke celah kecil tersebut dan memindahkan tumpuan badan kesana. Sebelah kaki yang lain saya angkat tinggi-tinggi melintasi jajaran ujung pagar yang tampak siap menusuk.
Pada saat-saat seperti ini saya sangat bersyukur dilahirkan dengan tinggi badan yang lumayan. Di sela-sela rasa syukur terbersit juga harapan semoga jika satpam memergoki saya dalam posisi ini (di jam setengah dua pagi), Mama masih mau mengakui bahwa saya anaknya dan bahwa yang saya coba lakukan adalah masuk ke dalam RUMAH SAYA SENDIRI.
Oke. Satu hal yang terlewatkan dari pengamatan awal: ternyata bagian sisi dalam pagar dilapisi papan plastik. Artinya saya tidak bisa menjejak celah tempat saya berpijak di awal. Saya tidak tahu apakah lapisan plastik ini cukup kuat untuk saya jadikan pijakan. Tapi sepertinya tidak ada jalan mundur kan?
Pelan-pelan, dengan memperkuat cengkeraman saya di teralis, saya tumpukan sebelah kaki pada lapisan plastik yang tampak rapuh. Kemudian disusul dengan sebelah kaki lagi. Jarak saya ke tanah mungkin sekitar 1.5 meter. Oh whatever, hajar sajalah.
Brak! Saya selamat tanpa ada urat terkilir.
Nah, sekarang saya tinggal menemukan kunci pagar, membuka pagar, dan memasukkan mobil saya yang masih tertinggal di seberang. Sambil menuju garasi saya berdoa-doa semoga pintu garasi belum dikunci. Karena kunci utama sudah pasti dikunci. Tidak mungkin belum.
Maka harapan saya hanya pintu garasi ini. Kalau ini dikunci juga...
Waw, ternyata pintu garasi belum dikunci!
Saya menyelinap ke dapur, dan menemukan segerendel kunci di sebuah tempat tertentu. Buru-buru saya bawa ke pagar dan mencoba semua kunci tersebut untuk membuka gembok pagar. Nihil.
Akhirnya saya terpaksa membangunkan si Mbak. Dengan muka mengantuk namun langkah pasti, si Mbak kembali menuju garasi. Oalah Mak, ternyata kunci pagarnya tergantung bersama kunci garasi. Si Mbak bertanya bagaimana saya bisa masuk.
Panjat pagar, jawab saya ringan.
Oo, lewat sana ya?, si Mbak menuju bagian ujung pagar dimana setengah tingginya adalah tembok (yang mana berarti seharusnya saya bisa mendapat tumpuan yang kuat dan tidak perlu berakrobat untuk menyeberang), dan di sebelah sisi luarnya, persis dibawahnya, ada kotak sampah besar (yang seharusnya bisa saya jadikan tangga untuk menuju bagian tembok pagar tadi).
Saya kok tiba-tiba merasa tolol ya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...
huahhahah,,,
ReplyDeletekocak banget!
ketahuan ga pernah meratiin rumah nih :D
mimiiinnnnnn........... maap yaaa gue langsung tewasss sampe rumaahhhhh '_'
ReplyDeleteabis dugem ya?
ReplyDeletecie yasmin abis dugem!
ReplyDeletewew, yasmin badung ya ternyata. hahaha
ReplyDeletemimiminn.. anda baru saja mengajarkan maling.. hahahah :))
ReplyDelete@Nda: hihihihi. iya nih. Si Mbak lebih jago. Jangan2 doi sering pulang malem diem2..
ReplyDelete@Ebi: Eeeeeebiiiiii.... Seperti dugaan lo, nyokap gue ternyata tidur lagiii..
@nadya, bat, ray: bukan hoy bukan dugem! tapi nonton avatar 3D. demi bisa bareng ebi dan bisa dapet murah. wakakakakak.
@atiek: gue juga sempet terpikir gitu sih Tiek. tapi kayaknya maling ga baca blog gue deh. hahaha. (semoga..)
nanti kalo ada yang mau maling rumahnya yasmin saya kasih link postingan ini deh :D
ReplyDeletemaling..malingggg!!!
ReplyDelete@erma: *ngakak* jangan lah Mbak. Ntar yang dicuri buku2nya Mbak Erma lhoo. Hahaha.
ReplyDelete@anym: siapa nih yang diteriakkin maling?
:P