seharusnya hari ini gue jalan sama temen2 gue... hahaha.... tapi batal. maksudnya guenya... soalnya duit gue tinggal 6 ribu perak. hehehe...
oya, gue barusan baca blog fs nya kety. posting terakhir disitu tentang signs. mmm, maksudnya bukan rambu jalan yah... itu loh... omens...
hohoho... dulunya gue skeptis banget sama hal2 kayak gitu. tapi setelah baca the alchemist, gue mulai percaya kalo omen itu beneran ada.
btw, semalem gue mimpi gigi gue tanggal. banyak pula. perasaan mimpi gigi tanggal kayak gitu ada artinya yah? apa sih artinya?
huhuhu,,,, apa artinya gue bakal ketiban rejeki guedeeee...????
Dec 30, 2005
Dec 26, 2005
tentang sebuah buku
Pertama kali gue baca buku itu, sekitar tiga bulan yang lalu. Pemberian papa. Dia bilang bagus dan sebaiknya gue baca. Jadi ya gue baca.
Saat itu niat gue membaca buku itu cuma setengah2 (meskipun gue akuin cerita dan gaya pernceritaannya menarik). Terbukti dengan lambatnya prosesku membaca buku tersebut dan akhirnya nggak gue baca selama kira-kira satu bulan.
beberapa hari kemarin, lebih karena perasaan 'wajib' dan iseng karena tidak ada kerjaan, gue buka lagi buku itu.
ternyata aku menemukan banyak sekali hal menarik dalam buku itu.
bukan karena bukunya, tentu saja, kalau dulu ia terasa biasa saja buat gue dan sekarang terasa mengagumkan. ini mungkin karena gue melihat sang tokoh dan jalan ceritanya dari sisi yang berbeda.
dalam waktu singkat (jauh lebih singkat daripada yang gue perlukan untuk membaca setengah yang pertama), gue selesaikan membaca setengah yang terakhir dari buku itu.
kalau kethy begitu mencintai buku Bumi Manusia-nya Pramudya, maka gue begitu mencintai buku ini, The Alchemist-nya Paulo Coelho.
Dec 24, 2005
lalala
"hah, lo blom nonton Harry Potter?"
Iya, iya. gue blom nonton film Harry Potter yang keempat itu.
Awal film itu keluar, gue lagi dalam masa menghemat uang. Ketika masa menghemat sudah mulai berlalu, datanglah masa UAS. jadi yah, baru sekarang ini gue inget dan pengen nonton film itu.
Sedangkan orang2 udah ribut pengen nonton KingKong. Gue ga tau sih cerita KingKong itu gimana, tapi yang ada dalam bayangan gue, itu film tentang monyet besar yang ngamuk di tengah2 kota.
Kayaknya ga terlalu menarik...
(haha, gue sok tau banget. padahal baca resensinya aja belom)
yah, gitulah. gue bukan lagi movie addict kayak 2 tahun lalu. yang minimal tiap bulan pasti nonton di bioskop.
pertama masalah uang. kedua masalah uang lagi. (haha...)
jadi gue mulai selektif dalam memilih film yang pengen gue tonton. jenis comedy pasti gue tonton di dvd aja (kecuali kalo dibayarin..)
drama.. yah kadang2... terutama kalo dibayarin juga... haha...
oya, sehuubngan dengan kebiasaan gue yang mulai perhitungan soal uang, kemaren temen gue komentar
"jangan merki2 amat ah.."
hah? apa pula itu merki? ternyata itu maksudnya pelit...
hohoho... ternyata gue tampak seperti itu ya...
well, mungkin gue agak pelit sama diri gue sendiri, tapi gue masih dermawan kok sama orang lain... (hahaha.... you wish!! ;p)
Iya, iya. gue blom nonton film Harry Potter yang keempat itu.
Awal film itu keluar, gue lagi dalam masa menghemat uang. Ketika masa menghemat sudah mulai berlalu, datanglah masa UAS. jadi yah, baru sekarang ini gue inget dan pengen nonton film itu.
Sedangkan orang2 udah ribut pengen nonton KingKong. Gue ga tau sih cerita KingKong itu gimana, tapi yang ada dalam bayangan gue, itu film tentang monyet besar yang ngamuk di tengah2 kota.
Kayaknya ga terlalu menarik...
(haha, gue sok tau banget. padahal baca resensinya aja belom)
yah, gitulah. gue bukan lagi movie addict kayak 2 tahun lalu. yang minimal tiap bulan pasti nonton di bioskop.
pertama masalah uang. kedua masalah uang lagi. (haha...)
jadi gue mulai selektif dalam memilih film yang pengen gue tonton. jenis comedy pasti gue tonton di dvd aja (kecuali kalo dibayarin..)
drama.. yah kadang2... terutama kalo dibayarin juga... haha...
oya, sehuubngan dengan kebiasaan gue yang mulai perhitungan soal uang, kemaren temen gue komentar
"jangan merki2 amat ah.."
hah? apa pula itu merki? ternyata itu maksudnya pelit...
hohoho... ternyata gue tampak seperti itu ya...
well, mungkin gue agak pelit sama diri gue sendiri, tapi gue masih dermawan kok sama orang lain... (hahaha.... you wish!! ;p)
Dec 18, 2005
presentasi malam
"ada yang malem mingguan ga?"
pandang2an sebentar, trus kami menggeleng.
ups. ternyata gelengan itu dijadikan alasan supaya kami tinggal di lab logam sampe jam 9 malem.
berbekal pengetahuan yang sangat minim, setengah jam pertama kami berusaha menerangkan tentang dislokasi dan twinning.
15 menit berikutnya kami telah menerima kenyataan bahwa ternyata kami ga tau apa2 tentang itu.
ok, kmana pun Anda sekalian mau mengarahkan presentasi kacau ini deh...
mungkin terdengar serem waktu gue cerita ke temen gue tentang presentasi 2,5 jam itu.
tapi, percaya apa enggak, bisa dibuat menyenangkan kok... i laughed a lot.
yah, paling ngga gue dapet birdy gratis.. :)
pandang2an sebentar, trus kami menggeleng.
ups. ternyata gelengan itu dijadikan alasan supaya kami tinggal di lab logam sampe jam 9 malem.
berbekal pengetahuan yang sangat minim, setengah jam pertama kami berusaha menerangkan tentang dislokasi dan twinning.
15 menit berikutnya kami telah menerima kenyataan bahwa ternyata kami ga tau apa2 tentang itu.
ok, kmana pun Anda sekalian mau mengarahkan presentasi kacau ini deh...
mungkin terdengar serem waktu gue cerita ke temen gue tentang presentasi 2,5 jam itu.
tapi, percaya apa enggak, bisa dibuat menyenangkan kok... i laughed a lot.
yah, paling ngga gue dapet birdy gratis.. :)
Dec 10, 2005
anak lelaki kecil
seorang anak lelaki kecil, berumur sekitar 7 tahun, memakai seragam olahraga sebuah sekolah negeri.
suatu sore di depan gerbang ganesha ketika hujan turun rintik-rintik, aku diberi kesempatan bertemu dengannya.
aku melihatnya ketika aku menyebrang jalan ganesha. ia membawa selebaran-selebaran yang biasanya dijual anak2 di salman seharga 1000 rupiah dengan alasan untuk membayar uang sekolah.
rautnya yang polos membuatku otomatis tersenyum. lalu ia tersenyum lebar sekali sampai gigi-giginya kelihatan. jujur, aku tidak menyangka akan mendapat tanggapan sehangat itu. sepertinya ia percaya sekali padaku.
detik berikutnya sebuah angkot berhenti di depan kami. ternyata ia pun sedang menunggu angkot yang sama.
suatu sore di depan gerbang ganesha ketika hujan turun rintik-rintik, aku diberi kesempatan bertemu dengannya.
aku melihatnya ketika aku menyebrang jalan ganesha. ia membawa selebaran-selebaran yang biasanya dijual anak2 di salman seharga 1000 rupiah dengan alasan untuk membayar uang sekolah.
rautnya yang polos membuatku otomatis tersenyum. lalu ia tersenyum lebar sekali sampai gigi-giginya kelihatan. jujur, aku tidak menyangka akan mendapat tanggapan sehangat itu. sepertinya ia percaya sekali padaku.
detik berikutnya sebuah angkot berhenti di depan kami. ternyata ia pun sedang menunggu angkot yang sama.
***
seorang anak lelaki lainnya, berumur sekitar 9 tahun.
suatu malam di trotoar depan spbu perempatan cikapayang-dago ia terlentang memandang ke atas. tangannya terulur ke atas, jari2nya bergerak2 membentuk kotak, lingkaran, seolah-olah ia
sedang mengintip langit melalui jari-jarinya.
aku sedang berjalan ke arah dago ketika sosoknya tertangkap oleh mataku. otomatis aku melihat ke atas. ingin tahu apa yang ia lihat.
hanya langit malam yang sama dengan malam2 sebelumnya. yang selalu ada setiap hari hingga keberadaannya hampir tak disadari.
dialah satu-satunya orang yang kutemui sejak entah berapa lama yang tampak benar2 mengapresiasi ciptaan Tuhan yang satu itu. tanpa rasa malu atau canggung, ia terlentang di trotoar jalan.
Nov 11, 2005
tentang punya anak [dan kebohongan]
“gue pengen punya anak”
Kadang2 kata2 itu terlontar begitu saja kalo ngliat ada anak kecil yang lucu n nggemesin.
Hah, emangnya gampang ngurus apalagi ngdidik anak?
Jadi ibu [baca: orang tua] ternyata lebih dari sekedar mandiin, nyuapin makan, nemenin main, meninabobokan, atau bersihin kotorannya [sebenernya ini pun ga gampang]. Ada yang lebih susah lagi daripada itu.
Ngajarin ngomong, ngajarin tentang warna n benda2 di sekitarnya, ngajarin cara berinteraksi sama lngkungan dan orang lain, sampai ngajarin gimana cara bertahan diri ketika ada anak lain yang menindas.
Ceritanya masih di Solo. Gue lagi main sama adek kecil gue yang baru berumur 2,5 tahun. Lalu dia nanya “ini apa?”, sambil ngacungin jari jempolnya.
“itu jari, sayang”
“ini apa?”, sekarang dia ngacungin jari kelingkingnya.
Lalu gue sadar kalo ternyata dia belum tahu tentang nama2 jari. Jadilah gue demonstrasikan masing2 jari berikut nama dan ciri2nya.
Jempol itu yang gendut..
Kelingking itu yang paling kecil..
Dst.
Tiap kali gue sebut nama satu jari, gue suruh dia untuk ngulangin apa yang gue bilang.
Setelah selesai semua, gue coba ngtes dia. Gue acungin jari kelingking dan minta dia sebutin namanya. Diam sebentar. Lalu dia ketawa. Lalu dia lari2 nyari mobil2annya.
...
Ada lagi tugas berat yang lain : ga boleh bohong sama anaknya.
Gue inget banget, waktu gue kecil gue sering disuapin sama tante gue. Karena dulu gue males makan, kalo lagi disuapin gue sering sambil tidur2an. Mungkin tante gue udah capek, sampe akhirnya dia bilang “Yas, kalo makannya sambil tiduran nanti kamu jadi ular lho!”. Setelah itu gue ga pernah makan sambil tiduran lagi.
Selama beberapa tahun gue hidup dengan sebuah kepercayaan kalo manusia bisa berubah jadi ular kalo makan sambil tiduran.
Dalam perjalanan balik ke Jakarta kemaren, adek gue ini [yang ngfans berat sama Peter Pan] maksa pengen diputerin CD peter pan di mobil. Bokap gue yang lagi nyetir, dan mungkin capek, dan kayaknya ga gitu doyan sama peter pan spontan bilang, “CD nya lagi capek. Mau tidur dulu, mau makan dulu”.
Pernyataannya itu menuai protes dari gue, nyokap, n adek gue yang cewek.
“anak kecil jangan dibo’ongin Pak!”, kata nyokap gue. Akhirnya bokap gue ngjelasin ke adek kecil gue yang telanjur percaya kalo CD player itu bisa makan dan tidur, kalo apa yang barusan dia bilang itu ga bener.
Sebenernya kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Di rumah nenek gue di Solo, [celakanya] tante gue nyimpen VCD kumpulan klip2 Peter Pan. Awalnya sih seneng2 aja ngliat adek kecil gue nonton dengan semangat. Lama2 kalo lagi nonton tv si adek tiba2 ngrengek pengen nonton Peter Pan.
Yasuwdahlah, di suatu siang yang sangat gerah ketika adek gue minta diputerin VCD peter pan, akhirnya gue bilang, “Peter Pan nya capek. Mau bobo dulu”. Adek kecil gue yang lugu itu pun percaya.
Eh, tapi itu ga bohong lho. Peter Pan kan emang bisa capek dan mungkin banget saat itu mereka lagi tidur setelah show di suatu kota entah dimana. Beda sama CD player yang jelas2 ga mungkin kenal istilah capek apalagi makan n tidur.
Hahahaha…. Iya kan..??
[oke, ini udah cukup menyimpang dari topic awal]
Kadang2 kata2 itu terlontar begitu saja kalo ngliat ada anak kecil yang lucu n nggemesin.
Hah, emangnya gampang ngurus apalagi ngdidik anak?
Jadi ibu [baca: orang tua] ternyata lebih dari sekedar mandiin, nyuapin makan, nemenin main, meninabobokan, atau bersihin kotorannya [sebenernya ini pun ga gampang]. Ada yang lebih susah lagi daripada itu.
Ngajarin ngomong, ngajarin tentang warna n benda2 di sekitarnya, ngajarin cara berinteraksi sama lngkungan dan orang lain, sampai ngajarin gimana cara bertahan diri ketika ada anak lain yang menindas.
Ceritanya masih di Solo. Gue lagi main sama adek kecil gue yang baru berumur 2,5 tahun. Lalu dia nanya “ini apa?”, sambil ngacungin jari jempolnya.
“itu jari, sayang”
“ini apa?”, sekarang dia ngacungin jari kelingkingnya.
Lalu gue sadar kalo ternyata dia belum tahu tentang nama2 jari. Jadilah gue demonstrasikan masing2 jari berikut nama dan ciri2nya.
Jempol itu yang gendut..
Kelingking itu yang paling kecil..
Dst.
Tiap kali gue sebut nama satu jari, gue suruh dia untuk ngulangin apa yang gue bilang.
Setelah selesai semua, gue coba ngtes dia. Gue acungin jari kelingking dan minta dia sebutin namanya. Diam sebentar. Lalu dia ketawa. Lalu dia lari2 nyari mobil2annya.
...
Ada lagi tugas berat yang lain : ga boleh bohong sama anaknya.
Gue inget banget, waktu gue kecil gue sering disuapin sama tante gue. Karena dulu gue males makan, kalo lagi disuapin gue sering sambil tidur2an. Mungkin tante gue udah capek, sampe akhirnya dia bilang “Yas, kalo makannya sambil tiduran nanti kamu jadi ular lho!”. Setelah itu gue ga pernah makan sambil tiduran lagi.
Selama beberapa tahun gue hidup dengan sebuah kepercayaan kalo manusia bisa berubah jadi ular kalo makan sambil tiduran.
Dalam perjalanan balik ke Jakarta kemaren, adek gue ini [yang ngfans berat sama Peter Pan] maksa pengen diputerin CD peter pan di mobil. Bokap gue yang lagi nyetir, dan mungkin capek, dan kayaknya ga gitu doyan sama peter pan spontan bilang, “CD nya lagi capek. Mau tidur dulu, mau makan dulu”.
Pernyataannya itu menuai protes dari gue, nyokap, n adek gue yang cewek.
“anak kecil jangan dibo’ongin Pak!”, kata nyokap gue. Akhirnya bokap gue ngjelasin ke adek kecil gue yang telanjur percaya kalo CD player itu bisa makan dan tidur, kalo apa yang barusan dia bilang itu ga bener.
Sebenernya kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Di rumah nenek gue di Solo, [celakanya] tante gue nyimpen VCD kumpulan klip2 Peter Pan. Awalnya sih seneng2 aja ngliat adek kecil gue nonton dengan semangat. Lama2 kalo lagi nonton tv si adek tiba2 ngrengek pengen nonton Peter Pan.
Yasuwdahlah, di suatu siang yang sangat gerah ketika adek gue minta diputerin VCD peter pan, akhirnya gue bilang, “Peter Pan nya capek. Mau bobo dulu”. Adek kecil gue yang lugu itu pun percaya.
Eh, tapi itu ga bohong lho. Peter Pan kan emang bisa capek dan mungkin banget saat itu mereka lagi tidur setelah show di suatu kota entah dimana. Beda sama CD player yang jelas2 ga mungkin kenal istilah capek apalagi makan n tidur.
Hahahaha…. Iya kan..??
[oke, ini udah cukup menyimpang dari topic awal]
tentang imajinasi
Waktu liburan di Solo kemaren, gue diajak sodara gue nonton Bangsal 13. Sebenernya gue males nontonnya. Takut jadi ketakutan sendiri.
Apalagi dulu gue pernah diceritain sama temen gue tentang film itu. Waktu temen gue nyeritain sih, gue ketakutan. Sampe kebayang2 selama beberapa hari.
Tapi yah, berhubung saat itu ga ada kerjaan lain yang bisa gue kerjain, daripada bengong, ya udah gue nonton juga…
Ternyata setelah selesai gue tonton, filmnya ga serem2 amat kok. Wujud hantunya jarang banget diliatin. Pokoknya beda jauh sama yang gue bayangin sebelumnya waktu hanya denger cerita tetang film itu dari temen gue.
Ketika gue diceritain tentang film itu, gue udah ngbayangin hantu suster ngesot yang berdarah2 dan berbgai jenis kengerian lainnya. Mungkin waktu itu imajinasi gue berlebihan.
Ngomong2 soal imajinasi, jadi inget sama sebuah percakapan antara gue, ikram dan batari di mobilnya batari beberapa bulan lalu.
Topik awalnya adalah tentang FHM [For Him Magazine, tau kan..??] yang kemudian beralih ngomongin tentang foto2 seronok yang sering menghiasi media massa saat ini.
“lo perhatiin deh, biasanya kalo di majalah2 seperti FHM, ga pernah ada foto orang telanjang bulat”, kata ikram.
“iya? Kenapa?”, batari bertanya.
“karena pembacanya sengaja dibiarkan berimajinasi sendiri. Supaya tetap ada misterinya yang bikin menarik. kalo semua dibuka, bisa2 malah daya tariknya hilang. iya kalo emang bagus, kalo ternyata ga sesuai harapan?”, ikram mulai beranalisis, “coba kalo ternyata setelah dibuka masayu itu punya tompel. Kan jadi kecewa. Jadi lebih baik dibiarkan aja jadi misteri supaya orang bisa bermain dengan imajinasinya sendiri”.
Saat itu di bangku belakang mobil batari, gue mengangguk2 tanda setuju sama analisis ikram itu.
Dan sekarang gue nemuin hubungannya, antara film bangsal 13 dan masayu.
Ini tentang bagaimana kita mengimajinasikan seperti apa kira2 hal yang belum tercapai/terlihat/tertonton dsb.
Seandainya satu minggu lalu gue ditanya : eh eh, bangsal 13 itu bagus ga sih?
Gue akan menjawab : kayaknya sih bagus. Ceritanya sih serem banget.
Tapi sekarang gue akan menjawab : biasa aja.
Karena film bangsal 13 yang bagus dan serem dalam imajinasi gue sudah hancur karena gue udah nonton aslinya yang ternyata ga sehebat imajinasi gue.
Sepertinya hal yang sama juga berlaku untuk kasus masayu.
Menurut gue, imajinasi muncul ketika seseorang ga bisa merasakan secara langsung suatu kejadian. Maka ia akan membuat prediksi2 sendiri bagaimana peristiwa tsb, efeknya, dsb.
Ada seorang temen gue yang jago banget berimajinasi. Sampai2 kadang2 gue ga percaya apa yang gue baca hanyalah imajinasi.
Bukan sesuatu yang buruk. Karena dengan kemampuan berimajinasi dia yang tinggi sekalee itu, sering kali dia dapat membayangkan [dan mengerti] apa yang orang lain rasakan. Akibatnya? Dia sukses jadi klinik pasutri di kalangan temen2 ceweknya!
However, jangan juga menganggap kalo dunia ini seindah imajinasi. karena dunia memang tidak mungkin jadi seideal imajinasi tiap orang.
Apalagi dulu gue pernah diceritain sama temen gue tentang film itu. Waktu temen gue nyeritain sih, gue ketakutan. Sampe kebayang2 selama beberapa hari.
Tapi yah, berhubung saat itu ga ada kerjaan lain yang bisa gue kerjain, daripada bengong, ya udah gue nonton juga…
Ternyata setelah selesai gue tonton, filmnya ga serem2 amat kok. Wujud hantunya jarang banget diliatin. Pokoknya beda jauh sama yang gue bayangin sebelumnya waktu hanya denger cerita tetang film itu dari temen gue.
Ketika gue diceritain tentang film itu, gue udah ngbayangin hantu suster ngesot yang berdarah2 dan berbgai jenis kengerian lainnya. Mungkin waktu itu imajinasi gue berlebihan.
Ngomong2 soal imajinasi, jadi inget sama sebuah percakapan antara gue, ikram dan batari di mobilnya batari beberapa bulan lalu.
Topik awalnya adalah tentang FHM [For Him Magazine, tau kan..??] yang kemudian beralih ngomongin tentang foto2 seronok yang sering menghiasi media massa saat ini.
“lo perhatiin deh, biasanya kalo di majalah2 seperti FHM, ga pernah ada foto orang telanjang bulat”, kata ikram.
“iya? Kenapa?”, batari bertanya.
“karena pembacanya sengaja dibiarkan berimajinasi sendiri. Supaya tetap ada misterinya yang bikin menarik. kalo semua dibuka, bisa2 malah daya tariknya hilang. iya kalo emang bagus, kalo ternyata ga sesuai harapan?”, ikram mulai beranalisis, “coba kalo ternyata setelah dibuka masayu itu punya tompel. Kan jadi kecewa. Jadi lebih baik dibiarkan aja jadi misteri supaya orang bisa bermain dengan imajinasinya sendiri”.
Saat itu di bangku belakang mobil batari, gue mengangguk2 tanda setuju sama analisis ikram itu.
Dan sekarang gue nemuin hubungannya, antara film bangsal 13 dan masayu.
Ini tentang bagaimana kita mengimajinasikan seperti apa kira2 hal yang belum tercapai/terlihat/tertonton dsb.
Seandainya satu minggu lalu gue ditanya : eh eh, bangsal 13 itu bagus ga sih?
Gue akan menjawab : kayaknya sih bagus. Ceritanya sih serem banget.
Tapi sekarang gue akan menjawab : biasa aja.
Karena film bangsal 13 yang bagus dan serem dalam imajinasi gue sudah hancur karena gue udah nonton aslinya yang ternyata ga sehebat imajinasi gue.
Sepertinya hal yang sama juga berlaku untuk kasus masayu.
Menurut gue, imajinasi muncul ketika seseorang ga bisa merasakan secara langsung suatu kejadian. Maka ia akan membuat prediksi2 sendiri bagaimana peristiwa tsb, efeknya, dsb.
Ada seorang temen gue yang jago banget berimajinasi. Sampai2 kadang2 gue ga percaya apa yang gue baca hanyalah imajinasi.
Bukan sesuatu yang buruk. Karena dengan kemampuan berimajinasi dia yang tinggi sekalee itu, sering kali dia dapat membayangkan [dan mengerti] apa yang orang lain rasakan. Akibatnya? Dia sukses jadi klinik pasutri di kalangan temen2 ceweknya!
However, jangan juga menganggap kalo dunia ini seindah imajinasi. karena dunia memang tidak mungkin jadi seideal imajinasi tiap orang.
Nov 2, 2005
Oct 11, 2005
yesterday
kemaren akhirnya terjadilah...
uts pske dan probstat.
ok, pske beres.
kepala udah mulai pusing. ga tau kenapa. mungkin karena kurang tidur.
dilanjutin uts probstat. pake telat lagi.
kertas ujian dibagikan. 5 soal.
mati gue...
uts itu berakhir dengan perasaan tidak menentu.
gue harus persiapin diri buat ngulang probstat tahun depan.
unfortunately, the day is not over yet. not even close.
ada kaderisasi boulevard. jadilah kepala gue yang lagi pusing ini dibawa keliling itb demi ngasih liat ke caboul-caboulnya titik-titik distribusi di kampus.
jangan pikirin yang udah lewat. bukan salah siapa2 lo ga bisa ngerjain probstat. bukan salah siapa2 kepala lo jadi sakit. floresiana yasmin indriasti, behave please.
akhirnya jarak itu terlampaui. kembali lagi ke boulevard. kaderisasi selanjutnya oleh vero.
akhirnya buka puasa di kbl. saat itu, gue bener2 berharap bisa balik ke kosan, tidur. still, the day is not over yet. prosman masih menanti.
jadilah malam itu gue dan kelompok prosman gue ke dago asri. ngerjain prosman di kosannya mico.
saat itulah gue mulai ga bisa kontrol kesadaran lagi. kepala gue sakit banget.
need to sleep.
akhirnya gue minta izin tidur 10 menit. 10 menit kemudian alarm hp gue nyala.
bukannya makin baikan, kepala gue makin menggila. di tengah siksaan itu, gue sadar kalo gue belom ngerjain apa2 sementara yang lain lagi sibuk bikin SW dan sketsa.
dan masih di tengah siksaan itu, gue berusaha bikin dasar teori.
cuma nerjemahin yang ada di buku. apa susahnya? toh cuma ngbacain, yang nulis boteh.
ga semudah itu kalo kepala lo lagi seperti ditusuk2. dua kalimat, tiga kalimat. gue nyerah. gue putusin bakal gue kerjain sendiri di rumah.
setengah mati gue berusaha menjaga kesadaran. sampai akhirnya menjelang jam 9 mico harus worksampling. dan akhirnya diputuskan kalo prosman akan dikerjakan kemudian hari.
ga tau mesti seneng apa engga. karena gue ga yakin bisa jalan sampe depan dago asri dengan keadaan kayak gini. butuh tidur bentaaar aja.
gue coba hubungin temen gue yang rumahnya ga jauh dari situ. ternyata dia lagi ga di rumah.
ya sudah, gue bulatkan niat, setelah sakit kepalanya agak redaan dikit dan akal sehat gue mulai jalan, akhirnya gue jalan sampe depan. nyebrang. naik angkot.
sebenernya bisa aja cuma naik angkot sekali. tapi berarti mesti jalan dikit. huh!
naik angkot dua kali aja, yang penting ga banyak jalan!
sampe kosan. langsung ke tempat tidur. kesadaran gue lenyap. tengah malem sempet kebangun. cuma ganti baju trus tidur lagi. begitu nyenyak sampai jam 5.
sahur terlewat begitu saja.
uts pske dan probstat.
ok, pske beres.
kepala udah mulai pusing. ga tau kenapa. mungkin karena kurang tidur.
dilanjutin uts probstat. pake telat lagi.
kertas ujian dibagikan. 5 soal.
mati gue...
uts itu berakhir dengan perasaan tidak menentu.
gue harus persiapin diri buat ngulang probstat tahun depan.
unfortunately, the day is not over yet. not even close.
ada kaderisasi boulevard. jadilah kepala gue yang lagi pusing ini dibawa keliling itb demi ngasih liat ke caboul-caboulnya titik-titik distribusi di kampus.
jangan pikirin yang udah lewat. bukan salah siapa2 lo ga bisa ngerjain probstat. bukan salah siapa2 kepala lo jadi sakit. floresiana yasmin indriasti, behave please.
akhirnya jarak itu terlampaui. kembali lagi ke boulevard. kaderisasi selanjutnya oleh vero.
akhirnya buka puasa di kbl. saat itu, gue bener2 berharap bisa balik ke kosan, tidur. still, the day is not over yet. prosman masih menanti.
jadilah malam itu gue dan kelompok prosman gue ke dago asri. ngerjain prosman di kosannya mico.
saat itulah gue mulai ga bisa kontrol kesadaran lagi. kepala gue sakit banget.
need to sleep.
akhirnya gue minta izin tidur 10 menit. 10 menit kemudian alarm hp gue nyala.
bukannya makin baikan, kepala gue makin menggila. di tengah siksaan itu, gue sadar kalo gue belom ngerjain apa2 sementara yang lain lagi sibuk bikin SW dan sketsa.
dan masih di tengah siksaan itu, gue berusaha bikin dasar teori.
cuma nerjemahin yang ada di buku. apa susahnya? toh cuma ngbacain, yang nulis boteh.
ga semudah itu kalo kepala lo lagi seperti ditusuk2. dua kalimat, tiga kalimat. gue nyerah. gue putusin bakal gue kerjain sendiri di rumah.
setengah mati gue berusaha menjaga kesadaran. sampai akhirnya menjelang jam 9 mico harus worksampling. dan akhirnya diputuskan kalo prosman akan dikerjakan kemudian hari.
ga tau mesti seneng apa engga. karena gue ga yakin bisa jalan sampe depan dago asri dengan keadaan kayak gini. butuh tidur bentaaar aja.
gue coba hubungin temen gue yang rumahnya ga jauh dari situ. ternyata dia lagi ga di rumah.
ya sudah, gue bulatkan niat, setelah sakit kepalanya agak redaan dikit dan akal sehat gue mulai jalan, akhirnya gue jalan sampe depan. nyebrang. naik angkot.
sebenernya bisa aja cuma naik angkot sekali. tapi berarti mesti jalan dikit. huh!
naik angkot dua kali aja, yang penting ga banyak jalan!
sampe kosan. langsung ke tempat tidur. kesadaran gue lenyap. tengah malem sempet kebangun. cuma ganti baju trus tidur lagi. begitu nyenyak sampai jam 5.
sahur terlewat begitu saja.
Oct 9, 2005
so little time
awh, setelah sekian lama akhirnya ngnet juga.
yang pertama kali gue buka : email.
ada lumayan banyak email yang masuk. tapi kebanyakan dari Friendster atau milis.
mmm, okelah. coba buka friendster.
ga banyak yang berubah. baik yang pertama maupun yang kedua.
tapi tapi...
melihat begitu produktifnya orang2 dalam dunia maya ini sedikit bikin sirik.
gini looh, bukannya sok sibuk, tapi kuliah semester ini tuh bener2... wow!
jangankan sekedar pergi ke warnet, untuk ngambil duit di ATM aja mesti di sempet2in banget.
ga tulah, mungkin gue aja yang kesulitan membagi waktu.
udah berapa hari ini ga pernah gue tidur selama lebih dari 4 jam. bentar lagi udah kayak panda kali gue.
dan at least keadaan kayak gini masih bersambung sampai 2 minggu ke depan. coz, 2 minggu ini akan ada UTS2.
tapi di minggu2 yang sibuk ini, masih sempet2nya gue pulang ke jakarta. berangkat sabtu siang, pulang ke bandung minggu sore. orang-orang bilang, "nekat lo, min!"
bukan masalah gue udah siap menghadapi UTS, tapi ini karena gue udah janji sama mama.
buat beberapa orang mungkin ini masalah sepele. toh nyokap masih bisa nunggu sampe minggu depan atau minggu depannya lagi.
well, kalo bisa bikin nyokap ga nunggu, kenapa engga?
yang pertama kali gue buka : email.
ada lumayan banyak email yang masuk. tapi kebanyakan dari Friendster atau milis.
mmm, okelah. coba buka friendster.
ga banyak yang berubah. baik yang pertama maupun yang kedua.
tapi tapi...
melihat begitu produktifnya orang2 dalam dunia maya ini sedikit bikin sirik.
gini looh, bukannya sok sibuk, tapi kuliah semester ini tuh bener2... wow!
jangankan sekedar pergi ke warnet, untuk ngambil duit di ATM aja mesti di sempet2in banget.
ga tulah, mungkin gue aja yang kesulitan membagi waktu.
udah berapa hari ini ga pernah gue tidur selama lebih dari 4 jam. bentar lagi udah kayak panda kali gue.
dan at least keadaan kayak gini masih bersambung sampai 2 minggu ke depan. coz, 2 minggu ini akan ada UTS2.
tapi di minggu2 yang sibuk ini, masih sempet2nya gue pulang ke jakarta. berangkat sabtu siang, pulang ke bandung minggu sore. orang-orang bilang, "nekat lo, min!"
bukan masalah gue udah siap menghadapi UTS, tapi ini karena gue udah janji sama mama.
buat beberapa orang mungkin ini masalah sepele. toh nyokap masih bisa nunggu sampe minggu depan atau minggu depannya lagi.
well, kalo bisa bikin nyokap ga nunggu, kenapa engga?
Aug 29, 2005
too much pain...?
rangga bilang saat ini musim bercinta.
tapi entah kenapa beberapa hari belakangan ini banyak banget gue ngeliat orang2 yang lagi patah hati dan semacamnya.
pretending. itu senjata utama untuk menyembunyikan perasaan. bahkan untuk membohongi diri sendiri kalo "gue ga lagi patah hati kok", atau patah hati is not a big deal for me.
liat deh, berapa banyak wajah ceria yang asik ngobrol sana sini, ketawa ini itu. tapi kalo lo pinter menangkap momen, akan keliatan roman muka yang sedih. ada sesuatu yang mau diungkapkan tapi ditahan. karena kalo dilepaskan akan ada air mata yang keluar.
jujur, gue sedih ngeliatnya. bukannya sok simpatik apa gimana. gue juga ga akan sok tau bilang 'gue tau gimana rasanya'. tapi ngeliat perubahan itu bikin dada gue jadi sesak (sedikit sih...).
well, buat orang2 yang lagi patah hati baik yang terang2an maupun pretending, gue punya satu saran.
bayangin bahwa banyak orang yang lebih menderita dari elo. tapi toh mereka bisa survive. tiap kali bangun pagi, itu adalah sebuah kemenangan buat elo karena berhasil nglewatin hari kemarin.
ada seorang istri yang ditinggal suaminya tanpa kabar sampai lebih dari 7 tahun. ada orang yang udah pacaran 5 tahun tiba2 ceweknya hamil sama cowok lain. dan ada beribu2 orang putus cinta di luar sana.
but they kept survive.
tapi entah kenapa beberapa hari belakangan ini banyak banget gue ngeliat orang2 yang lagi patah hati dan semacamnya.
pretending. itu senjata utama untuk menyembunyikan perasaan. bahkan untuk membohongi diri sendiri kalo "gue ga lagi patah hati kok", atau patah hati is not a big deal for me.
liat deh, berapa banyak wajah ceria yang asik ngobrol sana sini, ketawa ini itu. tapi kalo lo pinter menangkap momen, akan keliatan roman muka yang sedih. ada sesuatu yang mau diungkapkan tapi ditahan. karena kalo dilepaskan akan ada air mata yang keluar.
jujur, gue sedih ngeliatnya. bukannya sok simpatik apa gimana. gue juga ga akan sok tau bilang 'gue tau gimana rasanya'. tapi ngeliat perubahan itu bikin dada gue jadi sesak (sedikit sih...).
well, buat orang2 yang lagi patah hati baik yang terang2an maupun pretending, gue punya satu saran.
bayangin bahwa banyak orang yang lebih menderita dari elo. tapi toh mereka bisa survive. tiap kali bangun pagi, itu adalah sebuah kemenangan buat elo karena berhasil nglewatin hari kemarin.
ada seorang istri yang ditinggal suaminya tanpa kabar sampai lebih dari 7 tahun. ada orang yang udah pacaran 5 tahun tiba2 ceweknya hamil sama cowok lain. dan ada beribu2 orang putus cinta di luar sana.
but they kept survive.
Aug 27, 2005
wat?
It was about 13.25 when I got to Jatinegara. The train was late for almost 30 minutes. The heat was burning Jakarta. That was a kind of circumstances I would say that ‘I am melting’ in any meaning.
*
I got into the train at 10 o’ clock. 25 minutes earlier from the schedule. For several minutes I didn’t know what to do except kept my eyes to the seat in front of me and let my mind looking for a nice thing to be think of before the train left.
A week ago my dad gave me a book titled ‘The Alchemist’. I read (and sleep a lot) the book during the journey.
There’s a quote from the book:
When each day is the same as the next, it’s because people fail to recognize the good things that happen in their lives every day that sun rises.
*
It was already 9 pass 15 when the class finally over.
Actually I’m quite interest to this class. But, it was Saturday and the class began at 7 o’clock and I had to go 3 floors up.
After the class I told my friend that I want to go to Jakarta.
‘Sekarang banget? Kenapa?’, she asked.
I told her that I just had to go for my mom.
But the truth was I just wanted to escape from Bandung for a while.
*
The alarm rang very loud at 5.30 sharp. It forced me to woke up even tough I didn’t want to.
Just after I turned it off, I got back to my bed but I failed to continue my dream. So the thought of how flat my life was, that had been several times came lately, came again.
I should’ve thanked to God for my life. I lack of almost nothing.
I was just trapped in boredom of my daily life; even I got lots of different things to do each day. I also got bored with the feelings that I felt to people.
And it seemed like these circumstances were going to be last for a long time.
*
I got home at about 14.00. There was no one in my house knew that I would go home. Not even my mom. But she wasn’t at home when I arrived anyway.
It was him the first person who noticed me just when I opened the door.
He ran to me with his little steps, smiling, and shouted my name loudly.
Just when he hugged me and laughed, I felt like... :)
*
I got into the train at 10 o’ clock. 25 minutes earlier from the schedule. For several minutes I didn’t know what to do except kept my eyes to the seat in front of me and let my mind looking for a nice thing to be think of before the train left.
A week ago my dad gave me a book titled ‘The Alchemist’. I read (and sleep a lot) the book during the journey.
There’s a quote from the book:
When each day is the same as the next, it’s because people fail to recognize the good things that happen in their lives every day that sun rises.
*
It was already 9 pass 15 when the class finally over.
Actually I’m quite interest to this class. But, it was Saturday and the class began at 7 o’clock and I had to go 3 floors up.
After the class I told my friend that I want to go to Jakarta.
‘Sekarang banget? Kenapa?’, she asked.
I told her that I just had to go for my mom.
But the truth was I just wanted to escape from Bandung for a while.
*
The alarm rang very loud at 5.30 sharp. It forced me to woke up even tough I didn’t want to.
Just after I turned it off, I got back to my bed but I failed to continue my dream. So the thought of how flat my life was, that had been several times came lately, came again.
I should’ve thanked to God for my life. I lack of almost nothing.
I was just trapped in boredom of my daily life; even I got lots of different things to do each day. I also got bored with the feelings that I felt to people.
And it seemed like these circumstances were going to be last for a long time.
*
I got home at about 14.00. There was no one in my house knew that I would go home. Not even my mom. But she wasn’t at home when I arrived anyway.
It was him the first person who noticed me just when I opened the door.
He ran to me with his little steps, smiling, and shouted my name loudly.
Just when he hugged me and laughed, I felt like... :)
Aug 7, 2005
it's about her
Aku mau ke pensi labs. Temenin dnkss…semuamuanya aku yang bayarin deh.. aku tungguin di pS sekarang yah
Duwh, gimana yah… aku lagi di 81. ga bisa kesana. Lagian ga bawa uang buat naik taxi ke ps
Pinjem siapa dulu kek… pokoknya ke ps aja dulu deh sekarang.
*
Lagi dimana?
Otw ke ps
*
Dimana?
Di depan ps. Kamu dimana?
Di food court depan fiesta steak.
*
Cepat-cepat kami (aku dan 2 orang teman) menuju ke food court. tengok kiri kanan, lalu terlihatlah sosoknya duduk manis sendirian.
“lho, temen-temen kamu mana?”
“udah pergi”
“kenapa nggak ikut?”
“kayaknya dia mau pergi sama temen-temennya dulu baru ke pensi”
Sambil mencerna kata-katanya aku menarik kursi dan duduk.
“aku ga bisa nemenin ke labs lho... udah bilang ke mama?”
“beluuum… gimana bilangnya???”
Pertanyaan-pertanyaan berikutnya seperti : jam berapa, naik apa, janjian sama temennya gimana, semuanya dijawab dengan mengangkat bahu atau “mmm…”
Aku ambil handphonenya dan kuketik sebuah sms.
Send. Delivered.
Tak berapa lama kemudian satu sms datang.
Reply. Send. Delivered.
Datang sms terakhir : ya. Nanti mama jemput. Hati-hati ya
Satu masalah selesai.
“Mbak, tukeran baterai dong. HPku low batt nih.”
Kusodorkan saja HPku padanya.
Lalu terlintas di pikiranku. “Jangan-jangan kamu nyuruh aku ke ps hanya untuk tukeran baterai hp???”
Sambil cengengsan ia mengangguk.
“….”
Speechless.
Duwh, gimana yah… aku lagi di 81. ga bisa kesana. Lagian ga bawa uang buat naik taxi ke ps
Pinjem siapa dulu kek… pokoknya ke ps aja dulu deh sekarang.
*
Lagi dimana?
Otw ke ps
*
Dimana?
Di depan ps. Kamu dimana?
Di food court depan fiesta steak.
*
Cepat-cepat kami (aku dan 2 orang teman) menuju ke food court. tengok kiri kanan, lalu terlihatlah sosoknya duduk manis sendirian.
“lho, temen-temen kamu mana?”
“udah pergi”
“kenapa nggak ikut?”
“kayaknya dia mau pergi sama temen-temennya dulu baru ke pensi”
Sambil mencerna kata-katanya aku menarik kursi dan duduk.
“aku ga bisa nemenin ke labs lho... udah bilang ke mama?”
“beluuum… gimana bilangnya???”
Pertanyaan-pertanyaan berikutnya seperti : jam berapa, naik apa, janjian sama temennya gimana, semuanya dijawab dengan mengangkat bahu atau “mmm…”
Aku ambil handphonenya dan kuketik sebuah sms.
Send. Delivered.
Tak berapa lama kemudian satu sms datang.
Reply. Send. Delivered.
Datang sms terakhir : ya. Nanti mama jemput. Hati-hati ya
Satu masalah selesai.
“Mbak, tukeran baterai dong. HPku low batt nih.”
Kusodorkan saja HPku padanya.
Lalu terlintas di pikiranku. “Jangan-jangan kamu nyuruh aku ke ps hanya untuk tukeran baterai hp???”
Sambil cengengsan ia mengangguk.
“….”
Speechless.
Jul 11, 2005
last weekend
weekend ini semua orang yang biasanya jadi teman pengisi waktu luang gue pada sibuk semua. jadilah gue berasumsi kalo weekend bakal ngbosenin berat.
ternyata, masih banyak hal yang bisa gue kerjain. sendirian ataupun sama "temen2" baru. hasilnya ternyata weekend ini menyenangkan juga kok.
seringkali kita terlalu fokus sama beberapa orang temen dekat. jadinya begitu mereka ga ada, kok kayaknya jadi ga asik lagi ya...
padahal kalo kita liat sekitar ternyata masih banyak kok orang2 yang bisa jadi temen main yang asik. dan masih banyak kok hal2 yang bisa kita kerjakan sendirian. malah kadang2 suatu pekerjaan itu jadi menyenangkan karena dilakukan sendirian.
jadi inget, dulu waktu baru pindah ke bandung gue belum punya temen sebanyak sekarang. jadi mau ga mau gue mesti bisa menyenangkan diri gue sendiri. dan akhirnya gue malah menikmati lho kegiatan semi-apatis itu.
ketika akhirnya gue punya banyak temen2 untuk hang out atau sekedar ngisi waktu luang, gue jadi lupa seninya menyenangkan diri sendiri itu. kesenangan gue jadi bergantung pada kegiatan apa yang akan gue lakukan sama temen2 hari ini. gue jadi menggantungkan kesenangan gue sama orang lain.
tapi ternyata sendiri itu ga berarti bosen. orang2 baru bukan berarti ga asik.
being flexible, itu lebih enak. jadi dalam keadaan apapun gue tetap bisa menikmati. dan akhirnya gue menggantungkan kesenangan gue ya sama diri gue sendiri.
ternyata, masih banyak hal yang bisa gue kerjain. sendirian ataupun sama "temen2" baru. hasilnya ternyata weekend ini menyenangkan juga kok.
seringkali kita terlalu fokus sama beberapa orang temen dekat. jadinya begitu mereka ga ada, kok kayaknya jadi ga asik lagi ya...
padahal kalo kita liat sekitar ternyata masih banyak kok orang2 yang bisa jadi temen main yang asik. dan masih banyak kok hal2 yang bisa kita kerjakan sendirian. malah kadang2 suatu pekerjaan itu jadi menyenangkan karena dilakukan sendirian.
jadi inget, dulu waktu baru pindah ke bandung gue belum punya temen sebanyak sekarang. jadi mau ga mau gue mesti bisa menyenangkan diri gue sendiri. dan akhirnya gue malah menikmati lho kegiatan semi-apatis itu.
ketika akhirnya gue punya banyak temen2 untuk hang out atau sekedar ngisi waktu luang, gue jadi lupa seninya menyenangkan diri sendiri itu. kesenangan gue jadi bergantung pada kegiatan apa yang akan gue lakukan sama temen2 hari ini. gue jadi menggantungkan kesenangan gue sama orang lain.
tapi ternyata sendiri itu ga berarti bosen. orang2 baru bukan berarti ga asik.
being flexible, itu lebih enak. jadi dalam keadaan apapun gue tetap bisa menikmati. dan akhirnya gue menggantungkan kesenangan gue ya sama diri gue sendiri.
Jul 1, 2005
kamar kos
selama hampir setahun gue di bandung, baru sekali gue pindah kosan.
Tempat kos gue yang pertama adanya di jalan wira angun2. dari dago, belok ke belokan di sebelah aquarius. terus aja, nanti ketemu perlimaan, terus aja lalu masuk ke belokan kanan yang pertama. tempatnya di pengkolan.
daerah di situ memang agak elit. makanya suasananya asri banget. bangunannya juga bagus. keliatan sengaja dibangun untuk kosan.
dapurnya bagus, bersih. selama tinggal disana gue sering banget masak. waktu itu gue lebih prefer beli bahan mentah dan masak sendiri daripada jajan di luar.
sayangnya, kamarnya agak sempit. kurang dari 3x3 meter. pertama2 memang ga terasa. tapi lama2, kok rasanya kamar gue jadi penuh banget yah.
apalagi setelah gue punya komputer. ruang gerak gue terkekang nih!
sayangnyaa lagi, tiap hari gue mesti jalan lumayan jauh untuk mencapai angkot. waktu itu gue masih baru banget di bandung, jadi kalo udah mulai malem suka agak serem jalan sendirian.
lalu gue menemukan tempat kosan gue sekarang. di daerah PDAM. sebelah jalan layang pasopati.
cukup jalan sekitar 20 meter untuk dapet angkot. kamarnya seluas 3x5 meter.
sayangnya, kamar gue ini dulunya bekas dapur. jadi ventilasinya kurang. bangunannya juga udah agak tua dan ga "rapi". dapurnya juga seadanya.
ya udahlah, yang penting kamarnya luas, begitu pikir gue. waktu itu mama bilang nggak usah buru2, tapi gue tetep keukeuh mau pindah.
besoknya, gue langsung bayar DP ke ibu kos.
seminggu kemudian gue pindah.
untuk beberapa saaat gue bener2 menikmati kamar gue yang luas itu. dengan komputer, meja rias (yang disediain dari kosannya), lemari baju, tempat tidur dan dispenser, kamar itu masih menyisakan banyak ruang.
tapi setelah beberapa saat yang menyenangkan, gue mulai sering menemukan.. gue ga tau pastinya apa.. bubuk2 kayu yang berjatuhan dari atap.
juga bau ga enak yang ternyata berasal dari selokan yang ada persis di belakang kamar gue.
sempet berpikir untuk pindah lagi, tapi gue males nyarinya. lagipula, yaudahlah bubuk2 itu toh hilang kalo disapu. dan bau ga enak itu juga jarang muncul, masih bisa pake pengharum ruangan juga. dari ambipur sampe glade udah pernah gue coba.
sebulan lalu sebelum balik ke jakarta, gue bersihin dulu kamar gue. disapu dan dipel. gue meninggalkan kamar itu dalam keadaan bersih. gue suka banget bau superpel yang apel itu.
beberapa hari kemarin gue balik ke bandung. dan begitu gue buka pintu... God, baunya aneh!
bubuk2 dari atap itu bertebaran dimana2. well, bukan kejutan.
yang bikin gue kaget, di tempat tidur gue yang letaknya di sebelah lubang ventilasi, ada semacam tanah lembab.
ternyata plastik yang seharusnya nutupin lubang ventilasi itu robek dan ga tau gimana, mungkin kebawa angin dan hujan, tanah lembab itu bisa sampe di tempat tidur gue.
ga cuman itu, di salah satu sudut ruangan bergelantung debu2 yang menggumpal mirip sarang laba2.
ya sudah, mau gimana lagi?
gue bersihin lagi deh kamar gue yang seluas 3x5 meter dan hanya berjarak sekitar 20 meter dari rute angkot itu.
selalu ada resiko untuk tiap pilihan kan?
Tempat kos gue yang pertama adanya di jalan wira angun2. dari dago, belok ke belokan di sebelah aquarius. terus aja, nanti ketemu perlimaan, terus aja lalu masuk ke belokan kanan yang pertama. tempatnya di pengkolan.
daerah di situ memang agak elit. makanya suasananya asri banget. bangunannya juga bagus. keliatan sengaja dibangun untuk kosan.
dapurnya bagus, bersih. selama tinggal disana gue sering banget masak. waktu itu gue lebih prefer beli bahan mentah dan masak sendiri daripada jajan di luar.
sayangnya, kamarnya agak sempit. kurang dari 3x3 meter. pertama2 memang ga terasa. tapi lama2, kok rasanya kamar gue jadi penuh banget yah.
apalagi setelah gue punya komputer. ruang gerak gue terkekang nih!
sayangnyaa lagi, tiap hari gue mesti jalan lumayan jauh untuk mencapai angkot. waktu itu gue masih baru banget di bandung, jadi kalo udah mulai malem suka agak serem jalan sendirian.
lalu gue menemukan tempat kosan gue sekarang. di daerah PDAM. sebelah jalan layang pasopati.
cukup jalan sekitar 20 meter untuk dapet angkot. kamarnya seluas 3x5 meter.
sayangnya, kamar gue ini dulunya bekas dapur. jadi ventilasinya kurang. bangunannya juga udah agak tua dan ga "rapi". dapurnya juga seadanya.
ya udahlah, yang penting kamarnya luas, begitu pikir gue. waktu itu mama bilang nggak usah buru2, tapi gue tetep keukeuh mau pindah.
besoknya, gue langsung bayar DP ke ibu kos.
seminggu kemudian gue pindah.
untuk beberapa saaat gue bener2 menikmati kamar gue yang luas itu. dengan komputer, meja rias (yang disediain dari kosannya), lemari baju, tempat tidur dan dispenser, kamar itu masih menyisakan banyak ruang.
tapi setelah beberapa saat yang menyenangkan, gue mulai sering menemukan.. gue ga tau pastinya apa.. bubuk2 kayu yang berjatuhan dari atap.
juga bau ga enak yang ternyata berasal dari selokan yang ada persis di belakang kamar gue.
sempet berpikir untuk pindah lagi, tapi gue males nyarinya. lagipula, yaudahlah bubuk2 itu toh hilang kalo disapu. dan bau ga enak itu juga jarang muncul, masih bisa pake pengharum ruangan juga. dari ambipur sampe glade udah pernah gue coba.
sebulan lalu sebelum balik ke jakarta, gue bersihin dulu kamar gue. disapu dan dipel. gue meninggalkan kamar itu dalam keadaan bersih. gue suka banget bau superpel yang apel itu.
beberapa hari kemarin gue balik ke bandung. dan begitu gue buka pintu... God, baunya aneh!
bubuk2 dari atap itu bertebaran dimana2. well, bukan kejutan.
yang bikin gue kaget, di tempat tidur gue yang letaknya di sebelah lubang ventilasi, ada semacam tanah lembab.
ternyata plastik yang seharusnya nutupin lubang ventilasi itu robek dan ga tau gimana, mungkin kebawa angin dan hujan, tanah lembab itu bisa sampe di tempat tidur gue.
ga cuman itu, di salah satu sudut ruangan bergelantung debu2 yang menggumpal mirip sarang laba2.
ya sudah, mau gimana lagi?
gue bersihin lagi deh kamar gue yang seluas 3x5 meter dan hanya berjarak sekitar 20 meter dari rute angkot itu.
selalu ada resiko untuk tiap pilihan kan?
Jun 30, 2005
Jun 1, 2005
seharusnya.. saat ini gue ada di kampus. mungkin di depan ruang multimedia ti. belajar dpti atau sw.
seharusnya.. jam setengah 3 nanti ujian terakhir semester ini dimulai.
seharusnya.. jam setengah 3 nanti gue ada di depan komputer. mengutak atik aneka part.
seharusnya.. jam 5 nanti gue keluar dari ruang multimedia.
seharusnya.. setelah jam 5 nanti ga ada lagi yang gue pikirin selain 'liburan ngapain apa aja ya..?'
seharusnya.. nanti malam gue ada di blend. bersuka cita merayakan 'kemerdekaan' selama 3 bulan.
..
..
..
..
seharusnya, jadwal ujian tuh ga boleh diundur2 seenaknya!
seharusnya.. jam setengah 3 nanti ujian terakhir semester ini dimulai.
seharusnya.. jam setengah 3 nanti gue ada di depan komputer. mengutak atik aneka part.
seharusnya.. jam 5 nanti gue keluar dari ruang multimedia.
seharusnya.. setelah jam 5 nanti ga ada lagi yang gue pikirin selain 'liburan ngapain apa aja ya..?'
seharusnya.. nanti malam gue ada di blend. bersuka cita merayakan 'kemerdekaan' selama 3 bulan.
..
..
..
..
seharusnya, jadwal ujian tuh ga boleh diundur2 seenaknya!
May 28, 2005
must to do vs want to do
Dua hari lagi uas kimia. Masih ada PR yang belum gue kerjain. Seharusnya sekarang ini gue ada di kamar, belajar, ya kan?
Huff, tapi bahkan sejak gue bangun pagi tadi, gue belum nyentuh buku kimia sama sekali. Kenapa? Karena gue belum mau belajar.
Gue mau makan, minum susu, baca novel, bersihin kompu, nulis email buat temen gue, trus ke warnet. Jadi itulah yang gue lakukan.
Padahal dari semua hal yang diatas, ga ada satupun yang dapet prioritas ‘must to do’ (kecuali makan, soalnya gue laper berat cuy…).
list must to do dan list want to do yang gue punya seringnya sih, ga sinkron.
Just wondering, sejak kapan yah gue mulai dikontrol sama hal-hal yang must to do itu?
Harus belajar, harus dapet nilai bagus, harus rajin, dst… huah, kayaknya udah sejak bertahuntahuntahuntahun yang lalu.
Kadang-kadang must to do things itu bukan hal-hal yang gue suka, tapi tetep aja gue harus nglakuin itu supaya… bisa hidup enak nantinya? (itu kata orang-orang tua yang sudah banyak makan garam….)
Tapi siapa sih yang tau apa maunya gue nanti di masa depan? Siapa yang bisa jamin setelah gue jadi sarjana teknik industri gue bisa dapet apa yang gue mau?
Gimana kalo ternyata cita2 gue cuman ‘sekedar’ jadi ibu rumah tangga yang baik yang mengantar jemput anak2nya ke sekolah, masak buat suami, dsb?
Bahkan gue sendiri belum tau persis apa maunya gue nanti.
Mungkin sekarang gue pengen jadi sarjana teknik, punya kerja mapan, punya duit banyak. Tapi mungkin juga sebenernya itu keinginan temen2 gue yang 'ditularin' ke gue. Atau keinginan keluarga gue yang didoktrinkan ke gue sejak kecil. Mungkin gue pura2 punya keinginan supaya orang2 mengira gue punya tujuan hidup, karena memang begitulah seharusnya.
Jadi sebenernya gue tuh hidup untuk hal2 yang harus gue kerjain atau hal2 yang mau gue kerjain sih???
[wat am i tryin to say???]
Huff, tapi bahkan sejak gue bangun pagi tadi, gue belum nyentuh buku kimia sama sekali. Kenapa? Karena gue belum mau belajar.
Gue mau makan, minum susu, baca novel, bersihin kompu, nulis email buat temen gue, trus ke warnet. Jadi itulah yang gue lakukan.
Padahal dari semua hal yang diatas, ga ada satupun yang dapet prioritas ‘must to do’ (kecuali makan, soalnya gue laper berat cuy…).
list must to do dan list want to do yang gue punya seringnya sih, ga sinkron.
Just wondering, sejak kapan yah gue mulai dikontrol sama hal-hal yang must to do itu?
Harus belajar, harus dapet nilai bagus, harus rajin, dst… huah, kayaknya udah sejak bertahuntahuntahuntahun yang lalu.
Kadang-kadang must to do things itu bukan hal-hal yang gue suka, tapi tetep aja gue harus nglakuin itu supaya… bisa hidup enak nantinya? (itu kata orang-orang tua yang sudah banyak makan garam….)
Tapi siapa sih yang tau apa maunya gue nanti di masa depan? Siapa yang bisa jamin setelah gue jadi sarjana teknik industri gue bisa dapet apa yang gue mau?
Gimana kalo ternyata cita2 gue cuman ‘sekedar’ jadi ibu rumah tangga yang baik yang mengantar jemput anak2nya ke sekolah, masak buat suami, dsb?
Bahkan gue sendiri belum tau persis apa maunya gue nanti.
Mungkin sekarang gue pengen jadi sarjana teknik, punya kerja mapan, punya duit banyak. Tapi mungkin juga sebenernya itu keinginan temen2 gue yang 'ditularin' ke gue. Atau keinginan keluarga gue yang didoktrinkan ke gue sejak kecil. Mungkin gue pura2 punya keinginan supaya orang2 mengira gue punya tujuan hidup, karena memang begitulah seharusnya.
Jadi sebenernya gue tuh hidup untuk hal2 yang harus gue kerjain atau hal2 yang mau gue kerjain sih???
[wat am i tryin to say???]
May 20, 2005
hoaaahhmmm.....
ada saatnya, 24 jam terasa nggak cukup untuk menampung semua hal. mesti belajar untuk uts, ngerjain makalah, tugas akhir pengling, assembly untuk praktikum, dll.
kalo hidup ini sebuah kaset, pengen rasanya di forward ke depan. men-skip satu atau dua hari. yang ada di kepala hanya: semoga masa ini cepet2 lewat...
dan saat masa itu lewat, ada saatnya 24 jam terasa begitu panjang untuk dijalani. ketika tidak tahu apa yang harus dikerjakan. saat kesepian dan nggak ada teman untuk berbagi.
seperti kalo lagi jalan kaki di taman sari malam-malam lalu menengok ke belakang dan ternyata tidak ada siapapun yang menemani. lampu jalan yang biasanya nggak terasa keberadaannya jadi terasa begitu penting. tapi toh jalan itu tetap harus dilewati biarpun sendirian. sampai akhirnya kita sampai di jalan ganeca lalu ke dago.
dan saat sampai ke dago itulah kita dapat melihat lampu jalan tidak hanya sekedar pajangan yang secara kebetulan ada disana.
kalo hidup ini sebuah kaset, pengen rasanya di forward ke depan. men-skip satu atau dua hari. yang ada di kepala hanya: semoga masa ini cepet2 lewat...
dan saat masa itu lewat, ada saatnya 24 jam terasa begitu panjang untuk dijalani. ketika tidak tahu apa yang harus dikerjakan. saat kesepian dan nggak ada teman untuk berbagi.
seperti kalo lagi jalan kaki di taman sari malam-malam lalu menengok ke belakang dan ternyata tidak ada siapapun yang menemani. lampu jalan yang biasanya nggak terasa keberadaannya jadi terasa begitu penting. tapi toh jalan itu tetap harus dilewati biarpun sendirian. sampai akhirnya kita sampai di jalan ganeca lalu ke dago.
dan saat sampai ke dago itulah kita dapat melihat lampu jalan tidak hanya sekedar pajangan yang secara kebetulan ada disana.
Apr 21, 2005
pulang
akhirnya gue pulang.
pulang dalam arti yang sebenarnya.
ketika akhirnya gue ngerasain lagi inilah tempat gue berasal.
beberapa minggu yang lalu gue sempet 'pulang'. tapi saat itu gue ngga ngrasa kembali ke tempat gue berasal. saat itu rumah ngga lain dari sebuah tempat menginap yang asing.
entah apa yang berbeda sama rumah kali ini.
atau mungkin gue yang berbeda?
yang jelas kali ini gue bener-bener ngrasa aman dan nyaman berada di rumah. kali ini rumah adalah tempat gue bersandar.
dan hari ini, untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan, gue bisa bilang : "mam, aku pulang" dengan perasaan 'aku senang aku bisa kembali ke rumah'.
pulang dalam arti yang sebenarnya.
ketika akhirnya gue ngerasain lagi inilah tempat gue berasal.
beberapa minggu yang lalu gue sempet 'pulang'. tapi saat itu gue ngga ngrasa kembali ke tempat gue berasal. saat itu rumah ngga lain dari sebuah tempat menginap yang asing.
entah apa yang berbeda sama rumah kali ini.
atau mungkin gue yang berbeda?
yang jelas kali ini gue bener-bener ngrasa aman dan nyaman berada di rumah. kali ini rumah adalah tempat gue bersandar.
dan hari ini, untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan, gue bisa bilang : "mam, aku pulang" dengan perasaan 'aku senang aku bisa kembali ke rumah'.
Apr 19, 2005
seandainya lo mau pergi ke supermarket, dan ada dua supermarket yang sama asingnya. pergi kemana aja sama gambling nya.
lalu ada dua angkot, angkot pertama nglewatin supermarket A. angkot kedua nglewatin supermarket B. dan kedua angkot itu nglewatin jalan dimana (seandainya) lo sedang berdiri sekarang.
seandainya, ada pada situasi seperti itu, mungkin ga lo nglakuin hal ini: "angkot apapun yang gue temuin lebih dulu, berarti ke supermarket yang dilewatin angkot itulah yang akan gue pergi"
pernah ga ngalamin situasi kaya gini??
to let ur destiny make a decision for u...?
lalu ada dua angkot, angkot pertama nglewatin supermarket A. angkot kedua nglewatin supermarket B. dan kedua angkot itu nglewatin jalan dimana (seandainya) lo sedang berdiri sekarang.
seandainya, ada pada situasi seperti itu, mungkin ga lo nglakuin hal ini: "angkot apapun yang gue temuin lebih dulu, berarti ke supermarket yang dilewatin angkot itulah yang akan gue pergi"
pernah ga ngalamin situasi kaya gini??
to let ur destiny make a decision for u...?
Apr 2, 2005
a day aftermy birthday
hei!
ini pertama kalinya gue nulis blog di umur 19.
what's the difference between yasmin today and yasmin 2 days ago?
hmm... mungkin kalo dua hari lalu gue disodorin formulir, gue akan nulis "18" di kolom umur. dan sekarang gue akan nulis "19".
that's it?
mungkin ada beberapa perbedaan lagi. yasmin 2 hari yang lalu belum pernah ngeliat bandung di malam hari dari atas. yasmin 2 hari yang lalu lupa kalo ternyata dia punya temen2 yang baik dan perhatian. :)
sebenernya perubahan2 itu terjadi tiap hari. mungkin ga banyak bedanya hari ini sama kemarin, tapi ada banyak perbedaan antara hari ini dan setahun kemarin.
kaya kata temen gue : tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan.
tahun depan kira2 gue bakal gimana? hm, ga tau juga yah. gue alah satu orang yang jarang menentukan target. just go with the flow.
tapi selalu ada harapan (atau tuntutan?) dari orang2 sekitar gue.
arum : smoga makin pinter, cantik, dewasa, shaleh, tau apa yang loe inginkan dan tetep jadi mince yang gue kenal sejak 6 tahun lalu
eyang putri : smoga Allah selalu memudahkan jalan hidup yang akan kau tempuh. Tambah dewasa, tambah segalanya.
ayu : yasmin makin cantik.. pinter en sukses kuliah di itb
papa : semga selalu dlaman lindungan Allah. itb 4 tahun tamat.
dst dst...
jadi, gue punya tugas yang beraaat tahun ini...
ini pertama kalinya gue nulis blog di umur 19.
what's the difference between yasmin today and yasmin 2 days ago?
hmm... mungkin kalo dua hari lalu gue disodorin formulir, gue akan nulis "18" di kolom umur. dan sekarang gue akan nulis "19".
that's it?
mungkin ada beberapa perbedaan lagi. yasmin 2 hari yang lalu belum pernah ngeliat bandung di malam hari dari atas. yasmin 2 hari yang lalu lupa kalo ternyata dia punya temen2 yang baik dan perhatian. :)
sebenernya perubahan2 itu terjadi tiap hari. mungkin ga banyak bedanya hari ini sama kemarin, tapi ada banyak perbedaan antara hari ini dan setahun kemarin.
kaya kata temen gue : tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan.
tahun depan kira2 gue bakal gimana? hm, ga tau juga yah. gue alah satu orang yang jarang menentukan target. just go with the flow.
tapi selalu ada harapan (atau tuntutan?) dari orang2 sekitar gue.
arum : smoga makin pinter, cantik, dewasa, shaleh, tau apa yang loe inginkan dan tetep jadi mince yang gue kenal sejak 6 tahun lalu
eyang putri : smoga Allah selalu memudahkan jalan hidup yang akan kau tempuh. Tambah dewasa, tambah segalanya.
ayu : yasmin makin cantik.. pinter en sukses kuliah di itb
papa : semga selalu dlaman lindungan Allah. itb 4 tahun tamat.
dst dst...
jadi, gue punya tugas yang beraaat tahun ini...
Mar 27, 2005
here again... in front of my dad's computer. wondering what should i do in jakarta.
setelah 11 tahun tinggal di jakarta, seharusnya jakarta itulah kota halaman gue. tapi kenapa (sekali lagi) gue kangen bandung? yang bahkan belum sampe 1 tahun gue tinggal disana. huwh, nevermind...
mikirin bandung. jadi inget sama suatu malam beberapa hari kemarin. di salah satu tempat biliar di Dago, gue dan 2 orang temen gue ngomongin (atau nggosip?) tentang status. status disini bukannya status di ktp : kawin/belum kawin. tapi status jomblo/punya pacar.
pentingkah?
salah satu temen gue mengiyakan dengan mantap. yang satu lagi cuma senyum2 (ga tau maksudnya apa).
"tanpa status tuh berat. kita ga bisa nuntut apa2", ini omongan temen gue yang lain di waktu yang lain pula.
so?
ditanya penting apa enggak, jawaban gue enggak. tapi ga terlarang juga karena gue bukan orang anti berstatus yang mempertahankan prinsipnya sampai2 kehilangan yang paling berharga. tapi kalo emang prinsipnya itu lebih berharga, yah terserah aja.
3 tahun lalu mungkin status itu masih penting buat gue. waktu gue masih menganggap pacaran itu sebagai salah satu atribut (ga tau atribut apaan). gue sayang sama dia. tapi ga cukup disitu aja. ego gue pengen dia jadi milik gue. dengan jadiin dia sebagai 'cowok gue' (yang artinya kurang lebih 'punya gue. dilihat boleh, dipegang jangan'), gue punya 'hak' untuk nglarang ini itu, minta ini itu, cemburu, dsb.
pandangan itu mulai berubah kira2 setahun yang lalu. salah satu temen gue 'mengumpankan' masalah ini ke pikiran gue. dan akhirnya gue mulai 'termakan' oleh pikiran ini sampai sekarang.
jadi, apa gunanya status?
bukannya yang paling penting apa yang gue rasain? atau apa yang terjadi? apa yang gue jalanin? apa yang bikin gue seneng? apa yang gue pikirin?
"i don't think i would love someone more because of he's mine. i've already loved him before that."
buat orang2 yang takut pasangannya diambil orang lain karena statusnya belum jelas, sebenernya kalian ga perlu takut. kalo emang pasangan kalian itu bisa dengan mudahnya 'berpindah ke lain hati', berarti he/she's not worhted (sorry, gue pinjem istilah ini dari seseorang).
bukannya status itu 'dikasih' sama lingkungan sekitar kita? si A itu pacarnya B, selingkuhannya C, dst.
tanpa perlu diakuin lingkungan sekitar pun boleh2 aja kok kalo mau punya feeling apapun.
a relationship doesn't need status, it needs you, the one you love, and feelings.
yah, cukup sekian bla bla bla nya. karena nyokap udah teriak2 nyuruh gue mandi. wait a minute mom!
setelah 11 tahun tinggal di jakarta, seharusnya jakarta itulah kota halaman gue. tapi kenapa (sekali lagi) gue kangen bandung? yang bahkan belum sampe 1 tahun gue tinggal disana. huwh, nevermind...
mikirin bandung. jadi inget sama suatu malam beberapa hari kemarin. di salah satu tempat biliar di Dago, gue dan 2 orang temen gue ngomongin (atau nggosip?) tentang status. status disini bukannya status di ktp : kawin/belum kawin. tapi status jomblo/punya pacar.
pentingkah?
salah satu temen gue mengiyakan dengan mantap. yang satu lagi cuma senyum2 (ga tau maksudnya apa).
"tanpa status tuh berat. kita ga bisa nuntut apa2", ini omongan temen gue yang lain di waktu yang lain pula.
so?
ditanya penting apa enggak, jawaban gue enggak. tapi ga terlarang juga karena gue bukan orang anti berstatus yang mempertahankan prinsipnya sampai2 kehilangan yang paling berharga. tapi kalo emang prinsipnya itu lebih berharga, yah terserah aja.
3 tahun lalu mungkin status itu masih penting buat gue. waktu gue masih menganggap pacaran itu sebagai salah satu atribut (ga tau atribut apaan). gue sayang sama dia. tapi ga cukup disitu aja. ego gue pengen dia jadi milik gue. dengan jadiin dia sebagai 'cowok gue' (yang artinya kurang lebih 'punya gue. dilihat boleh, dipegang jangan'), gue punya 'hak' untuk nglarang ini itu, minta ini itu, cemburu, dsb.
pandangan itu mulai berubah kira2 setahun yang lalu. salah satu temen gue 'mengumpankan' masalah ini ke pikiran gue. dan akhirnya gue mulai 'termakan' oleh pikiran ini sampai sekarang.
jadi, apa gunanya status?
bukannya yang paling penting apa yang gue rasain? atau apa yang terjadi? apa yang gue jalanin? apa yang bikin gue seneng? apa yang gue pikirin?
"i don't think i would love someone more because of he's mine. i've already loved him before that."
buat orang2 yang takut pasangannya diambil orang lain karena statusnya belum jelas, sebenernya kalian ga perlu takut. kalo emang pasangan kalian itu bisa dengan mudahnya 'berpindah ke lain hati', berarti he/she's not worhted (sorry, gue pinjem istilah ini dari seseorang).
bukannya status itu 'dikasih' sama lingkungan sekitar kita? si A itu pacarnya B, selingkuhannya C, dst.
tanpa perlu diakuin lingkungan sekitar pun boleh2 aja kok kalo mau punya feeling apapun.
a relationship doesn't need status, it needs you, the one you love, and feelings.
yah, cukup sekian bla bla bla nya. karena nyokap udah teriak2 nyuruh gue mandi. wait a minute mom!
Jan 31, 2005
Batas-batas itu...
barusan ada yang bilang ke gue, temennya nanya : Apa batas antara teman dan suka?
Honestly, pertanyaan yang sama juga udah cukup lama ada dalam pikiran gue.
Apa batasnya? Gimana kita tau apakah kita bener2 suka seseorang (karena gue cewek..) sebagai cowok atau hanya sekedar suka sebagai teman?
Kira2 setengah tahun yang lalu gue pernah ngrasain sesuatu yang special sama seorang cowok. Dan dia bilang dia juga ngrasain yang sama...
Berawal dari seringnya gue dan dia saling curhat, ngobrol tengah malam, sms an, dsb. Kita jadi deket banget. Tapi gue bingung, dia juga bingung, sebenernya apa sih yang kita rasain? Are we in love? Atau hanya sekedar rasa sayang antar temen?
It took several times before we realized... ternyata rasa spesial itu hanya sekedar rasa sayang antar temen aja yang mungkin justru lebih berharga daripada rasa sayang sama pacar.
Sampai sekarang gue masih keep in touch sama dia, biarpun udah ga sesering dulu (dia sekarang jauh disana... Hiks). Dan gue bersyukur saat itu gue dan dia udah memilih jalan temenan kayak gini. Ga kebayang deh apa jadinya kalo sampe gue dan dia jadian...
Sejak itu, gue jadi sangat sangat (atau mungkin terlalu..) mempertimbangan sebelum gue mutusin apakah gue suka sama seseorang sebagai temen atau sebagai cowok. Dan sampai sekarang sebenernya gue masih belum jelas ada dimana batas itu...
I think i have to find it soon before it's too late...
Honestly, pertanyaan yang sama juga udah cukup lama ada dalam pikiran gue.
Apa batasnya? Gimana kita tau apakah kita bener2 suka seseorang (karena gue cewek..) sebagai cowok atau hanya sekedar suka sebagai teman?
Kira2 setengah tahun yang lalu gue pernah ngrasain sesuatu yang special sama seorang cowok. Dan dia bilang dia juga ngrasain yang sama...
Berawal dari seringnya gue dan dia saling curhat, ngobrol tengah malam, sms an, dsb. Kita jadi deket banget. Tapi gue bingung, dia juga bingung, sebenernya apa sih yang kita rasain? Are we in love? Atau hanya sekedar rasa sayang antar temen?
It took several times before we realized... ternyata rasa spesial itu hanya sekedar rasa sayang antar temen aja yang mungkin justru lebih berharga daripada rasa sayang sama pacar.
Sampai sekarang gue masih keep in touch sama dia, biarpun udah ga sesering dulu (dia sekarang jauh disana... Hiks). Dan gue bersyukur saat itu gue dan dia udah memilih jalan temenan kayak gini. Ga kebayang deh apa jadinya kalo sampe gue dan dia jadian...
Sejak itu, gue jadi sangat sangat (atau mungkin terlalu..) mempertimbangan sebelum gue mutusin apakah gue suka sama seseorang sebagai temen atau sebagai cowok. Dan sampai sekarang sebenernya gue masih belum jelas ada dimana batas itu...
I think i have to find it soon before it's too late...
Jan 15, 2005
Cowok pun 'PMS'...???
Menurut penelitian medis, biasanya menjelang haid wanita mengalami yang namanya Pre-Menstruation Syndrome (PMS). PMS bisa menyerang fisik maupun psikologis. Kalo menyerang psikologis, biasanya cewek PMS itu jadi lebih cepet marah dsb.
Itu cewek…
Trus, kalo cowok gimana dong?
Sekitar seminggu lalu, temen cowok gue yang biasanya baiiik banget tiba2 marah sama gue dan temen gue hanya karena masalah yang menurut gue kecil. Entah apa gue yang kurang peka, tapi temen2 gue yang lain juga sepakat kalo masalah itu emang kecil dan mungkin aja dia yang lagi agak ‘sensitif’. Karena ga mau perpanjang masalah, gue minta maaf aja. Mungkin dia juga punya alas an sendiri kenapa sampe marah.
Dan, baru aja… Fresh from the oven. Temen cowok gue yang lain (sepertinya ) marah, paling engga kesssel sama gue. Karena gue ngomong sesuatu yang kayaknya nyinggung dia lewat sms. Padahal, temen gue yang satu ini paling jago ngatain orang dan ga pernah marah juga walau dikatain apapun juga. Biarpun gue udah ngirim sms permintaan maaf, tapi sampe sekarang ga dibales2.
Kalo mereka emang tipe cowok yang gampang tersinggung, yah gue maklum deh…
Atau mungkin tanpa sadar gue emang keterlaluan, tapi kan… FOR GOD SAKE! ada apa sih dengan mereka???? Emang cowok juga ngalamin ‘PMS’ ya???
Itu cewek…
Trus, kalo cowok gimana dong?
Sekitar seminggu lalu, temen cowok gue yang biasanya baiiik banget tiba2 marah sama gue dan temen gue hanya karena masalah yang menurut gue kecil. Entah apa gue yang kurang peka, tapi temen2 gue yang lain juga sepakat kalo masalah itu emang kecil dan mungkin aja dia yang lagi agak ‘sensitif’. Karena ga mau perpanjang masalah, gue minta maaf aja. Mungkin dia juga punya alas an sendiri kenapa sampe marah.
Dan, baru aja… Fresh from the oven. Temen cowok gue yang lain (sepertinya ) marah, paling engga kesssel sama gue. Karena gue ngomong sesuatu yang kayaknya nyinggung dia lewat sms. Padahal, temen gue yang satu ini paling jago ngatain orang dan ga pernah marah juga walau dikatain apapun juga. Biarpun gue udah ngirim sms permintaan maaf, tapi sampe sekarang ga dibales2.
Kalo mereka emang tipe cowok yang gampang tersinggung, yah gue maklum deh…
Atau mungkin tanpa sadar gue emang keterlaluan, tapi kan… FOR GOD SAKE! ada apa sih dengan mereka???? Emang cowok juga ngalamin ‘PMS’ ya???
Jan 14, 2005
jakarta oh jakarta
Belum sampe 36 jam gue jakarta...
Tadi siang gue nemenin temen gue belanja. sepanjang jalan gue ngrasa asing sama jalanan disini. tiba2 gue ngrasa sumpek ngliat mobil2 yang melimpah ga karuan gitu. tiba2 jalanan di jakarta jadi jalan yang panjang banget sampe gue bingung kapan nyampenya. tiba2 jakarta jadi berasa jadi tempat paling gerah sedunia. tiba2 jakarta jadi terlalu ruwet buat gue.
kenapa juga gue mesti ngrasain hidup di Bandung... yang bikin gue sadar kalo jakarta itu adalah rajanya keruwetan.
tapi, balik ke jakarta berarti kembali ke 'kehidupan lama', ngontak temen2 lama, dsb. itu yang bikin gue seneng. biarpun sejauh ini gue baru ketemu satu orang, tapi udah cukup menyenangkan. ternyata biarpun gue ga terlalu suka sama jakarta, gue masih suka sama para penghuninya... mmm, gue jadi inget sama seseorang yang belakangan ini sering kepikiran... lagi ngapain ya dia?
(wah, endingnya kurang nyambung yah,,,)
Tadi siang gue nemenin temen gue belanja. sepanjang jalan gue ngrasa asing sama jalanan disini. tiba2 gue ngrasa sumpek ngliat mobil2 yang melimpah ga karuan gitu. tiba2 jalanan di jakarta jadi jalan yang panjang banget sampe gue bingung kapan nyampenya. tiba2 jakarta jadi berasa jadi tempat paling gerah sedunia. tiba2 jakarta jadi terlalu ruwet buat gue.
kenapa juga gue mesti ngrasain hidup di Bandung... yang bikin gue sadar kalo jakarta itu adalah rajanya keruwetan.
tapi, balik ke jakarta berarti kembali ke 'kehidupan lama', ngontak temen2 lama, dsb. itu yang bikin gue seneng. biarpun sejauh ini gue baru ketemu satu orang, tapi udah cukup menyenangkan. ternyata biarpun gue ga terlalu suka sama jakarta, gue masih suka sama para penghuninya... mmm, gue jadi inget sama seseorang yang belakangan ini sering kepikiran... lagi ngapain ya dia?
(wah, endingnya kurang nyambung yah,,,)
Jan 13, 2005
my bad habit
Salah satu dari sekian banyak kebiasaan buruk gue adalah terlalu cepat menarik kesimpulan tentang orang2 hanya berdasarkan kesan pertama.
kasarnya, i judge a book by it's cover.
Padahal nyatanya, beberapa temen deket gue sekarang adalah orang2 yang dulunya gue sebelin.
Malah cowo terakhir gue (yang sekarang udah mantan) awalnya adalah orang yang gue sebelin banget. Ternyata akhirnya gue malah jadian sama dia selama hampir 2 taun...
Sejak kuliah, kebiasaan gue belum banyak berubah. Ada beberapa orang yang awalnya gue anggap 'aneh', belakangan ini gue tau ternyata adalah orang yang asik & baik. Bahkan gue bisa ngabisin waktu berjam-jam ngobrol sama dia.
However, gue berharap bisa ngilangin kebiasaan jelek itu...
Yang bikin gue penasaran, sebenernya ada ga sih hubungan antara ketidaksukaan dengan ketertarikan?
Ada yang bilang batas cinta dan benci itu tipis banget.
Berarti, semakin besar ketidaksukaan kita terhadap seseorang artinya semakin besar kemungkinan kita cocok sama orang itu??
Just a theory...
kasarnya, i judge a book by it's cover.
Padahal nyatanya, beberapa temen deket gue sekarang adalah orang2 yang dulunya gue sebelin.
Malah cowo terakhir gue (yang sekarang udah mantan) awalnya adalah orang yang gue sebelin banget. Ternyata akhirnya gue malah jadian sama dia selama hampir 2 taun...
Sejak kuliah, kebiasaan gue belum banyak berubah. Ada beberapa orang yang awalnya gue anggap 'aneh', belakangan ini gue tau ternyata adalah orang yang asik & baik. Bahkan gue bisa ngabisin waktu berjam-jam ngobrol sama dia.
However, gue berharap bisa ngilangin kebiasaan jelek itu...
Yang bikin gue penasaran, sebenernya ada ga sih hubungan antara ketidaksukaan dengan ketertarikan?
Ada yang bilang batas cinta dan benci itu tipis banget.
Berarti, semakin besar ketidaksukaan kita terhadap seseorang artinya semakin besar kemungkinan kita cocok sama orang itu??
Just a theory...
Jan 10, 2005
know myself better
Fiu... satu lagi UAS berhasil gue selesaikan. Gue ga terlalu yakin sama hasilnya soalnya gue emang agak ngremehin bahasa inggris. Padahal kalo dipikir2, seandainya bahasa inggris gue bisa A bakal lumayan banget buat nambal nilai kimia gue yang hampir dipastikan ga lebih dari C.
Bayangkan betapa hedonist nya gue, karena kemarin masih sempet2nya terpedaya rayuan temen gue untuk pergi ke barcode! Tapi setelah dari barcode gue segera menebus dosa dengan latihan bikin essay. Karena kata temen gue soal taun lalu itu describing myself, jadilah gue membuat essay tentang itu.
Entah karena terbawa pengaruh apa, setelah nulis 'i describe myself as...', tiba2 kata2 yang lain meluncur gitu aja sampe akhirnya gue baru berhenti setelah 478 kata.
Padahal biasanya gue yang selalu kesulitan menggambarkan diri.
Can you guess how i describe myself?
di essay yang (sepertinya) gue bikin itu tertulis : i describe myself as a girl who likes to live in simple way but then she finds that life isn't that simple... dan bla bla...
waktu gue baca lagi essay itu, yang ada di pikiran gue cuma: ini gue yang nulis?
berhubung di kamar kos gue cuma ada gue seorang, jadi gue simpulkan gue lah yang nulis essay itu.
seandainya itu uas, kayanya gue bakal mikir 2x untuk ngumpulin essay itu. Karena ada beberapa bagian yang kayaknya personal banget. Gue bahkan ga sadar kalo gue ngrasain itu.
Hmm, jangan2 gue punya keprobadian ganda...??? huehehe...
Ternyata bukan cuma orang2 lain yang harus know me better, tapi gue sendiri juga harus know myself better
Bayangkan betapa hedonist nya gue, karena kemarin masih sempet2nya terpedaya rayuan temen gue untuk pergi ke barcode! Tapi setelah dari barcode gue segera menebus dosa dengan latihan bikin essay. Karena kata temen gue soal taun lalu itu describing myself, jadilah gue membuat essay tentang itu.
Entah karena terbawa pengaruh apa, setelah nulis 'i describe myself as...', tiba2 kata2 yang lain meluncur gitu aja sampe akhirnya gue baru berhenti setelah 478 kata.
Padahal biasanya gue yang selalu kesulitan menggambarkan diri.
Can you guess how i describe myself?
di essay yang (sepertinya) gue bikin itu tertulis : i describe myself as a girl who likes to live in simple way but then she finds that life isn't that simple... dan bla bla...
waktu gue baca lagi essay itu, yang ada di pikiran gue cuma: ini gue yang nulis?
berhubung di kamar kos gue cuma ada gue seorang, jadi gue simpulkan gue lah yang nulis essay itu.
seandainya itu uas, kayanya gue bakal mikir 2x untuk ngumpulin essay itu. Karena ada beberapa bagian yang kayaknya personal banget. Gue bahkan ga sadar kalo gue ngrasain itu.
Hmm, jangan2 gue punya keprobadian ganda...??? huehehe...
Ternyata bukan cuma orang2 lain yang harus know me better, tapi gue sendiri juga harus know myself better
Jan 9, 2005
floresianayasmin.blogspot.com
awalnya gue ga tertarik sama blog... tapi ga tau kenapa, ketidaktertarikan gue itu malah bikin gue penasaran. dan kebetulan ada internet gratis nganggur...
jadilah... curiousity+internet gratisan = floresianayasmin.blogspot.com
kenapa floresianayasmin.blogspot.com???
sebenernya awalnya gue cuma bikin floresiana aja, tapi ga tau kenapa kok gue ga bisa masuk kesitu... tapi alasan sebenernya karena dari dulu sampe sekarang banyak (sekali amat sangat) orang yang salah melafalkan nama gue. Baik yang floresiana ataupun yang yasmin.
kalo yang floresiana biasanya bakal jadi 'florensiana' atau 'floresia', dll...
kalo yang yasmin jadinya 'jasmine', 'yasmine', 'jasmin', dll...
bahkan pas SMA dari kartu pelajar, kartu ujian, sampe rapor yang katanya punya gue, tertulis nama 'Floresia Yasmin I.' yang sebenernya kenal juga engga gue sama si Floresia itu... Akhirnya waktu kelas 3 gue mesti ke TU memohon supaya nama gue ditulis dengan baik dan benar.
Jadi, mudah2an semua orang yang udah pernah ke blog gue bakal tau ejaan nama gue yang sebener2nya... dan itu sebabnya kenapa title gue 'know me better'
jadilah... curiousity+internet gratisan = floresianayasmin.blogspot.com
kenapa floresianayasmin.blogspot.com???
sebenernya awalnya gue cuma bikin floresiana aja, tapi ga tau kenapa kok gue ga bisa masuk kesitu... tapi alasan sebenernya karena dari dulu sampe sekarang banyak (sekali amat sangat) orang yang salah melafalkan nama gue. Baik yang floresiana ataupun yang yasmin.
kalo yang floresiana biasanya bakal jadi 'florensiana' atau 'floresia', dll...
kalo yang yasmin jadinya 'jasmine', 'yasmine', 'jasmin', dll...
bahkan pas SMA dari kartu pelajar, kartu ujian, sampe rapor yang katanya punya gue, tertulis nama 'Floresia Yasmin I.' yang sebenernya kenal juga engga gue sama si Floresia itu... Akhirnya waktu kelas 3 gue mesti ke TU memohon supaya nama gue ditulis dengan baik dan benar.
Jadi, mudah2an semua orang yang udah pernah ke blog gue bakal tau ejaan nama gue yang sebener2nya... dan itu sebabnya kenapa title gue 'know me better'
Subscribe to:
Posts (Atom)
The Other Blog
Dear all, This blog is not going to be updated often as I have created another one at www.floresianay.wordpress.com which will be focusi...
-
Have you ever watched kids On a merry-go-round? Or listened to the rain Slapping on the ground? Ever followed a butterfly's erratic flig...
-
[...karena satu dan lain hal, selama liburan ini gue ga bisa dihubungin lewat hp. maaf ya, buat sms2 lebaran yang ga akan terkirim...] here...
-
This afternoon, I was driving on Kalimalang road when a taxi in front of me suddenly stop. Naturally, I swerved to the right. Then a motorcy...